Jul 21, 2023

Slippage

Kamus Investasi Nanovest - Istilah Slippage

Apa itu Slippage?

Menurut Ahmet M. Gökgöz, seorang pakar di bidang ekonomi dan investasi, Slippage adalah “perbedaan antara harga yang diharapkan dari suatu transaksi dan harga di mana transaksi sebenarnya terjadi”. Definisi ini menerangkan tentang ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realitas dalam melakukan transaksi, yang seringkali terjadi dalam dunia trading.

Pakar kripto, Andreas M. Antonopoulos, menjelaskan Slippage dalam konteks kripto sebagai “kelonggaran dalam harga aset kripto ketika transaksi dilakukan, di mana terjadi pergeseran harga dari waktu order dibuat hingga order tersebut tereksekusi.” Dalam konteks ini, Slippage tidak hanya mengacu pada perbedaan harga, tetapi juga waktu eksekusi yang dapat mempengaruhi nilai aset.

Secara lebih mendalam, Slippage adalah fenomena yang umum terjadi dalam dunia investasi dan trading, terutama di pasar yang sangat volatil seperti pasar kripto. Ketika kamu memasukkan order beli atau jual untuk aset, ada harapan bahwa order akan dieksekusi pada harga tertentu.

Namun, karena berbagai faktor, harga aset bisa berubah dalam hitungan detik, dan ketika order kamu tereksekusi, harga aset mungkin sudah berbeda dari yang kamu harapkan. Inilah yang disebut sebagai Slippage.

Slippage bisa menjadi sahabat atau musuh para trader. Bila terjadi Slippage positif, di mana harga aset lebih baik dari yang diharapkan, tentu saja ini akan memberikan keuntungan.

Namun, jika terjadi Slippage negatif, di mana harga aset lebih buruk dari yang diharapkan, maka ini bisa menimbulkan kerugian.

4 Penyebab Utama Slippage

Ada beberapa penyebab utama Slippage dalam trading atau investasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Volatilitas Pasar

Volatilitas pasar merupakan penyebab utama terjadinya Slippage. Pasar yang volatil memiliki pergerakan harga yang cepat dan tidak terduga.

Ini berarti bahwa harga aset dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang sangat singkat. Pasar kripto, misalnya, terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi, sehingga Slippage sering terjadi.

2. Likuiditas Pasar

Likuiditas pasar juga berperan penting dalam Slippage. Jika pasar memiliki likuiditas rendah, maka akan ada lebih sedikit pembeli dan penjual. Dalam hal ini, mungkin sulit untuk menemukan pembeli atau penjual pada harga yang diinginkan, sehingga terjadi Slippage.

3. Ukuran Order

Ukuran order juga dapat mempengaruhi Slippage. Jika order yang dimasukkan sangat besar, mungkin sulit untuk menemukan pembeli atau penjual yang cukup untuk memenuhi order tersebut, terutama di pasar dengan likuiditas rendah. Ini dapat menyebabkan pergeseran harga dan menghasilkan Slippage.

4. Waktu Eksekusi

Ketika melakukan trading atau investasi, waktu eksekusi order dapat berpengaruh pada harga aset. Jika terjadi penundaan dalam eksekusi order, harga aset bisa berubah, dan ini dapat menyebabkan Slippage.

Secara umum, Slippage adalah fenomena yang tak terhindarkan dalam dunia investasi dan trading, dan itu sebenarnya merupakan bagian dari resiko dalam berinvestasi.

Namun, dengan pemahaman yang baik tentang apa itu Slippage dan penyebabnya, kamu dapat membuat strategi untuk meminimalkan efek negatif dari Slippage.

Contoh Slippage

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Slippage, marilah kita ambil contoh dalam dunia kripto. Misalkan, kamu ingin membeli 1 Bitcoin (BTC) dan saat ini harga BTC di pasar adalah Rp.500.000.000. Kamu memasukkan order beli di harga tersebut.

Namun, pasar kripto sangat volatil dan dalam hitungan detik, harga BTC melonjak menjadi Rp.505.000.000 saat order kamu tereksekusi. Inilah yang disebut sebagai Slippage. Dalam kasus ini, Slippage kamu adalah Rp.5.000.000.

Hal yang sama juga dapat terjadi saat menjual aset. Misalkan, kamu ingin menjual 1 BTC di harga Rp.500.000.000, tetapi saat order kamu tereksekusi, harga telah turun menjadi Rp.495.000.000. Maka, Slippage kamu dalam hal ini adalah Rp.5.000.000.

4 Tips Menghindari Slippage

Meskipun Slippage adalah fenomena yang tak terhindarkan dalam trading dan investasi, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi potensi Slippage:

1. Gunakan Limit Order

Limit order memungkinkan kamu untuk menetapkan harga maksimum atau minimum di mana kamu bersedia membeli atau menjual aset. Dengan demikian, ini bisa membantu kamu untuk menghindari Slippage.

Namun, perlu diingat bahwa jika harga pasar tidak pernah mencapai harga limit yang kamu tetapkan, order kamu mungkin tidak akan pernah tereksekusi.

2. Trading di Waktu-waktu Tertentu

Waktu trading juga bisa mempengaruhi Slippage. Pasar biasanya paling volatil saat buka dan tutup, dan selama periode pengumuman berita atau laporan ekonomi penting.

Oleh karena itu, mencoba untuk menghindari trading di waktu-waktu ini bisa membantu mengurangi potensi Slippage.

3. Gunakan Stop Loss

Stop loss adalah instruksi untuk menjual aset ketika harga mencapai level tertentu, dan ini bisa membantu membatasi kerugian yang bisa terjadi karena Slippage.

Namun, seperti limit order, stop loss juga mungkin tidak akan tereksekusi jika harga pasar tidak pernah mencapai level yang ditetapkan.

4. Memahami Pasar dan Menganalisis Tren

Memahami pasar dan analisis tren dapat membantu kamu memprediksi pergerakan harga dan memilih waktu yang tepat untuk memasukkan order. Dengan demikian, ini bisa membantu kamu mengurangi risiko Slippage.

Mengurangi Slippage mungkin bukan tugas yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa meminimalkan dampak negatif yang mungkin dihasilkan oleh fenomena ini. Selalu ingat bahwa dalam dunia trading dan investasi, pengetahuan adalah kunci untuk sukses.

Slippage
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya