Token asli Solana, SOL, gagal kembali menembus level $140 pada hari Senin meskipun sempat pulih dari sebagian penurunan sebelumnya. Tingkat pendanaan negatif pada kontrak perpetual futures SOL dan melemahnya aktivitas on-chain di jaringan Solana terus menekan sentimen investor.
SOL masih turun 30% dalam 30 hari terakhir dan tertinggal dibandingkan pasar altcoin secara keseluruhan. Para trader kini menilai kemungkinan munculnya tren bullish yang berkelanjutan.
Sebagian besar kekhawatiran investor kripto muncul dari menurunnya kepercayaan terhadap perekonomian Amerika Serikat, setelah muncul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja serta meningkatnya ketergantungan pada investasi kecerdasan buatan (AI).
CEO DWS, manajer aset milik Deutsche Bank, mengatakan kepada Reuters bahwa belum ada “panduan pasti” untuk menilai valuasi sektor AI, dan dibutuhkan lebih banyak bukti selain peningkatan efisiensi untuk mendukung valuasi tinggi saat ini.
Setelah penutupan pendanaan pemerintah AS selama 43 hari—yang menjadi rekor terlama—beberapa perusahaan konsumen seperti Target, Home Depot, dan McDonald’s menurunkan proyeksi penjualan akibat kinerja keuangan yang lebih lemah dari perkiraan.
Dengan dibatalkannya rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk Oktober serta data pengangguran, para trader semakin kesulitan memprediksi arah kebijakan moneter Federal Reserve menjelang keputusan pada 10 Desember.
Tekanan dari pasar derivatif dan aktivitas jaringan yang melemah
Kelemahan SOL mencerminkan turunnya selera risiko secara umum, namun ada faktor tambahan yang membuatnya berkinerja lebih buruk dibanding altcoin besar lainnya. Peluncuran ETF XRP di Amerika Serikat menambah kompetisi dalam arus investasi institusional, sementara ETF untuk Litecoin dan Chainlink juga diperkirakan segera menyusul.
Permintaan posisi short pada kontrak perpetual futures SOL terus meningkat sejak Jumat, ditandai dengan tingkat pendanaan yang kembali negatif. Artinya, trader membayar biaya tambahan untuk mempertahankan posisi yang menguntungkan saat harga turun. Dalam kondisi normal, indikator ini biasanya berada di kisaran 6% hingga 12% untuk menutup biaya peluang.
Open interest futures SOL secara agregat turun 27% dalam 30 hari terakhir, menandakan turunnya minat untuk menggunakan leverage.
Premi pada kontrak futures SOL tenor dua bulan juga jatuh ke 0%, level yang mengindikasikan kondisi pasar sangat bearish. Dalam kondisi netral, premi biasanya berada di kisaran 5% hingga 10%, sementara angka negatif menunjukkan rendahnya minat untuk membuka posisi bullish.
Sentimen bearish diperkirakan terus bertahan hingga ada perbaikan signifikan pada kondisi derivatif SOL.
Aktivitas jaringan Solana turut melemah
Total value locked (TVL) di jaringan Solana turun menjadi $10,5 miliar pada hari Senin, atau merosot 20% dibandingkan bulan sebelumnya. Pendapatan jaringan yang dihitung dari biaya transaksi mingguan turun ke level terendah sejak Mei. Inilah salah satu alasan mengapa SOL tertinggal dari pasar altcoin yang lebih luas. Sebagai perbandingan, biaya transaksi mingguan Ethereum hanya turun sekitar 5% dalam periode yang sama.
Meski demikian, Solana masih menjadi pemimpin dalam jumlah alamat aktif dan volume transaksi, jauh di atas BNB Chain yang berada di posisi kedua. Data Nansen juga menunjukkan aktivitas di Solana naik 13%, sementara Ethereum justru turun 15%. Angka ini memang dapat membantu memulihkan kepercayaan investor SOL, tetapi belum cukup menjadi pemicu utama untuk membentuk tren bullish jangka panjang.
SOL telah naik 14% dari level terendahnya di $121,50 pada hari Jumat. Namun pemulihan ini tidak menjamin adanya momentum naik yang berkelanjutan, terutama karena pasar derivatif masih rapuh dan pendapatan jaringan terus melemah. Potensi short squeeze menuju $160 tetap terbuka, tetapi memerlukan kepercayaan yang jauh lebih kuat dari para trader SOL.






