Jul 11, 2024

Analis Kripto Optimis mengenai Kenaikan Harga Bitcoin dan Solana di 2025!

Bitcoin (BTC) dan Solana (SOL) diproyeksikan akan mencapai penilaian (kenaikan harga) yang luar biasa di akhir tahun 2025. Proyeksi ini hadir ketika Bitcoin, meskipun akhir-akhir ini pergerakan harga berfluktuasi, memulai melakukan pemulihan dengan menunjukkan ketahanan di atas $58,000 setelah mengalami penurunan di bawah $54,000 pada minggu lalu. Di sisi lain, Solana meskipun sedikit mengalami penurunan sebesar 1,6% dalam seminggu terakhir, berhasil mempertahankan kestabilan harga sekitar $144.06.

Mencari Tahu Masa Depan Bitcoin dan Solana

Seorang Analis Kripto dari kanal Youtube VirtualBacon telah menetapkan target yang ambisius untuk Bitcoin dan Solana, yang berakar pada analisis pasar yang rinci dan potensi di masa depan. Bitcoin diperkirakan akan mencapai hit a market cap sekitar $5 triliun di akhir tahun 2025, yakni senilai $250.000 per-Bitcoin. Proyeksi ini didasari pada asumsi Bitcoin  yang akan mempertahankan dominasi 50% di pasar aset kripto, dan mencapai total market cap $10 triliun. 

Sedangkan proyeksi Solana sama-sama akan mencapai bullish dengan prediksi mencapai $800 per token. Perkiraan ini didasari pada pertumbuhan market cap dan meningkatnya dominasi dari 0,75% menjadi 3% dalam setahun terakhir. Jika pasar Solana mencapai 5%, maka kenaikannya bisa lebih tinggi lagi.

Prediksi optimis untuk Solana ini didukung dengan meningkatnya permintaan yang diperkirakan meningkat menjadi 625 juta token di tahun 2025 dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 5,2%. Perlu diingat bahwa prediksi ini merupakan pembaruan dari prediksi Analis sebelumnya. 

Dalam penjelasannya di kanal YouTube seorang Analis mengatakan, “Saya telah memperkirakan harga $240 hingga $250 berdasarkan asumsi dominasi pasar yang lebih rendah untuk Solana. Namun, dengan pertumbuhan saat ini, saya mengharapkan harga Solana mencapai sekitar $480, mengasumsikan dominasi pasar 3%. Jika dominasi pasar Solana meningkat menjadi 5%, harga berpotensi bisa mencapai $800.”

Siapakah yang Mencapai Target Prediksi Terlebih Dahulu?

Berdasarkan data dari Glassnode, menunjukkan fluktuasi dalam active addresses Bitcoin yang menurun lebih dari 900 ribu pada tiga bulan yang lalu menjadi di bawah 600 ribu pada akhir Juni, kembali ke 897 ribu pada hari kedua bulan Juli, dan hampir mencapai puncaknya pada bulan April. 

Sebaliknya, active wallets Solana menunjukkan stabilitas yang kurang meskipun mencapai puncak lebih dari 1,2 juta pada bulan Juni, namun jumlahnya turun menjadi 882 ribu yang menunjukkan tren yang kurang positif.

Sedangkan Solana menunjukkan pertumbuhan pada new addresses, dan meningkat kurang dari 3 juta pada bulan April menjadi lebih dari 11 juta akhir-akhir ini yang menunjukkan adopsi pengguna baru yang kuat.

New addresses Bitcoin melonjak lebih dari 432K pada tanggal 30 Juni setelah mengalami penurunan yang stabil, tetapi kemudian turun menjadi 272 ribu. Hal ini menunjukkan hadirnya minat yang stabil untuk bisa tumbuh. 

Perbandingan matriks ini menunjukkan bahwa Bitcoin mempertahankan basis investor yang berkomitmen, sementara Solana telah menarik banyak pengguna baru. Menentukan aset mana yang akan mencapai target harga pertama tergantung pada apakah investor lama atau pendatang baru mempengaruhi pasar lebih signifikan. 

Secara historis, investor baru cenderung mendorong pasar ke puncak baru dengan meningkatnya permintaan. Mengingat data dan tren saat ini, Solana mungkin mencapai harga yang diproyeksikan lebih cepat daripada Bitcoin. 

Namun, sifat pasar mata uang kripto yang bergejolak ini menjadikan penilaian ini bersifat spekulatif. AMBCrypto akhir-akhir ini menyatakan bahwa Solana dapat mencapai harga $1,200 pada tahun 2025, dan menyoroti potensi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

Analis Kripto Optimis mengenai Kenaikan Harga Bitcoin dan Solana di 2025!
by Ajeng Sri

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan