Apa itu Moving Average?
Menurut John J. Murphy, seorang ahli analisis teknikal yang telah berkecimpung dalam dunia investasi selama puluhan tahun, Moving Averages adalah “harga rata-rata dari suatu saham selama periode waktu tertentu yang terus menerus bergerak seiring berjalannya waktu.”
Sementara menurut Jack D. Schwager, penulis buku terkenal “A Complete Guide to the Futures Market”, Moving Averages adalah “salah satu metode paling umum digunakan untuk menghaluskan fluktuasi harga jangka pendek untuk mengidentifikasi tren harga.”
Moving Averages, atau biasa disingkat MA, adalah indikator yang sangat populer di kalangan pelaku pasar. Moving Averages adalah teknik statistik yang digunakan untuk mengidentifikasi arah tren harga saham atau aset lainnya berdasarkan harga rata-rata dari periode sebelumnya.
Dalam prakteknya, MA menghitung harga rata-rata dari suatu aset dalam periode waktu tertentu. Jika kita membicarakan MA 10-hari, maka kita merujuk pada rata-rata harga penutupan aset tersebut dalam 10 hari terakhir. Rata-rata ini dihitung setiap hari, sehingga selalu memberikan gambaran terbaru dari pergerakan harga.
Ada dua jenis Moving Averages yang paling umum digunakan, yaitu Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA). SMA adalah rata-rata sederhana dari harga aset dalam periode waktu tertentu. Sementara EMA memberikan bobot lebih kepada harga terbaru, sehingga lebih responsif terhadap perubahan harga baru.
3 Fungsi Utama Moving Average dalam Investasi dan Trading
Moving Averages memiliki berbagai fungsi penting dalam investasi dan trading. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari MA:
- Identifikasi Trend: MA dapat digunakan untuk mengidentifikasi arah trend. Jika harga aset bergerak di atas MA, hal ini menunjukkan uptrend. Sebaliknya, jika harga bergerak di bawah MA, hal ini menunjukkan downtrend.
- Identifikasi Support dan Resistance: MA juga dapat berfungsi sebagai level support dan resistance. Dalam uptrend, MA seringkali bertindak sebagai support, di mana harga cenderung memantul kembali setelah menyentuh MA. Sebaliknya, dalam downtrend, MA dapat bertindak sebagai resistance, di mana harga cenderung membalik arah setelah menyentuh MA.
- Penentuan Timing Masuk dan Keluar Pasar: MA juga digunakan sebagai sinyal untuk membeli atau menjual. Misalnya, beberapa trader menggunakan metode crossover MA, di mana sinyal beli terjadi ketika MA pendek (seperti MA 50-hari) memotong MA panjang (seperti MA 200-hari) dari bawah ke atas. Sebaliknya, sinyal jual terjadi ketika MA pendek memotong MA panjang dari atas ke bawah.
3 Jenis Moving Average dan Cara Menggunakannya
Moving Averages memiliki berbagai variasi yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan strategi investasi saham kamu. Mari kita kenali beberapa jenis Moving Averages yang paling populer dan cara menggunakannya.
1. Simple Moving Average (SMA)
SMA adalah jenis MA paling sederhana. SMA dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan saham dalam periode tertentu dan dibagi oleh jumlah hari dalam periode tersebut. Misalnya, SMA 5-hari dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan dalam 5 hari terakhir dan dibagi 5.
Dalam keputusan investasi saham, SMA dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren. Jika harga bergerak di atas SMA, hal ini menunjukkan uptrend, dan jika harga bergerak di bawah SMA, hal ini menunjukkan downtrend.
2. Exponential Moving Average (EMA)
Berbeda dengan SMA, EMA memberikan bobot lebih kepada data terbaru. Ini berarti EMA lebih responsif terhadap perubahan harga baru dibandingkan SMA. EMA dihitung dengan formula yang lebih kompleks, tetapi secara umum, EMA memprioritaskan data terbaru.
Dalam keputusan investasi saham, EMA biasanya digunakan oleh trader jangka pendek yang membutuhkan deteksi perubahan tren yang cepat. Cara penggunaannya sama seperti SMA, dimana uptrend ditandai dengan harga bergerak di atas EMA dan downtrend ditandai dengan harga bergerak di bawah EMA.
3. Weighted Moving Average (WMA)
WMA juga memberikan bobot lebih kepada data terbaru, namun dengan metode yang berbeda dari EMA. Dalam WMA, bobot diberikan berdasarkan urutan data. Misalnya, dalam WMA 5-hari, harga penutupan hari kelima (hari terbaru) diberi bobot 5, hari keempat diberi bobot 4, dan seterusnya.
Dalam keputusan investasi saham, WMA dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan trend dengan lebih cepat dibandingkan SMA, tetapi mungkin sedikit lebih lambat dibandingkan EMA. WMA juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi level support dan resistance.
0 comments