Short squeeze hanyalah satu dari sekian banyak istilah yang perlu kamu ketahui sebelum terjun terlalu jauh dalam dunia investasi saham. Soalnya, fenomena ini bisa jadi satu cara kamu menambah potensi keuntungan investasi. Apa sih maksud dari fenomena ini? Bagaimana pula fenomena ini bisa membantu kamu menambah keuntungan investasi? Kalau mau tahu jawabannya, simak penjelasannya dalam kelanjutan artikel ini!
Arti Short Squeeze
Fenomena short squeeze atau “pelonjakan harga” itu berawal dari aksi short selling, yakni aktivitas investor meminjam saham investor lain untuk dijual dalam bursa dengan harapan harga saham tersebut akan turun. Short seller, atau orang yang melakukan aksi short selling, ini nantinya akan membeli saham tersebut ketika harganya sudah jatuh (murah) dan memperoleh untung dari selisih harga jual belinya.
Namun jika yang terjadi malah sebaliknya, yaitu harga saham tidak turun, short seller akan menjadi panik dan bergegas menjual saham yang ia pinjam dari investor lain. Aksi kepanikan massal ini justru membuat harga saham itu bertambah tinggi ketika sekelompok short seller beramai-ramai menjual saham pegangan mereka di waktu yang berdekatan. Di saat yang sama, timbul jugalah lonjakan permintaan pembelian saham dari sejumlah investor lain yang ingin segera memiliki saham bagus ini. Nah, rangkaian kejadian inilah yang dimaksud dengan fenomena short squeeze.
Kenapa Pelonjakan Harga Bisa Terjadi?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pelonjakan harga itu merupakan efek domino ketika para short seller gagal “mempertaruhkan” penurunan harga saham yang mereka pinjam dari investor lain. Dengan demikian, fenomena ini bisa terjadi lantaran faktor-faktor penentu harga saham lainnya–misalnya seperti berita positif, pengumuman produk baru, atau laporan pendapatan perusahaan–hadir dan membalikkan keadaan yang sedang dirancang oleh para short seller (Investopedia.com).
Fenomena Pelonjakan Harga Terbesar Sepanjang Sejarah
Short squeeze tentu bukan hanya pernah terjadi satu-dua kali dalam bursa saham global. Sebab, para short seller masih terus ada dan melakukan short selling sebagai jalan mendapatkan untung. Akan tetapi, saham perusahaan otomotif Volkswagen masih memegang posisi pelonjakan harga terbesar sepanjang sejarah.
Pada tahun 2008, saham Volkswagen mengalami kenaikan pesat hingga lebih dari 300% dalam hitungan hari saja. Hal ini membuat saham perusahaan tersebut setidaknya sudah bernilai lebih dari US$400 miliar, yang mana berada jauh di atas rata-rata valuasi perusahaan publik lain.
Mengutip laman Investopedia, aksi pemborongan sebagian sisa saham Volkswagen yang ada di bursa oleh para pemegang utama saham tersebut (Porsche Automobile Holding SE dan pemerintah negara bagian Lowe Saxony, Jerman) adalah salah satu faktor yang memantik fenomena pelonjakan harga saham Volkswagen. Pasalnya, aksi korporasi itu justru membuat para short seller panik dan ramai-ramai menjual saham pinjaman mereka.
Cara Menemukan Saham yang Akan Mengalami Pelonjakan Harga
Untuk menemukan saham yang akan mengalami pelonjakan harga, laman The Motley Fool membocorkan salah satu kunci pentingnya: persentase saham short selling dibanding jumlah totalnya. Jadi, kamu perlu membagi jumlah saham suatu perusahaan yang sedang “dipertaruhkan” oleh para short seller dengan jumlah saham total perusahaan tersebut yang beredar dalam bursa. Kemudian, kalikan dengan 100.
Kalau hasilnya lebih dari 25 sampai 30 persen, saham perusahaan itu mungkin saja akan mengalami short squeeze dalam waktu dekat. Hanya saja, kamu perlu tahu juga bahwa perhitungan ini bukan kriteria tunggal untuk menemukan saham yang akan mengalami pelonjakan harga, ya. Sebab, masih ada alasan teknis lain yang akan menentukan pergerakan harga sebuah saham.
Nah, itulah dia ulasan mengenai fenomena short squeeze yang bisa jadi salah satu cara kamu buat mendapatkan keuntungan dari investasi saham. Kalau ingin bocoran, Nasdaq pernah memprediksikan bahwa saham E-Home Household Service (EJH), Ayala Pharmaceuticals (AYLA), Blue Water Vaccines (BWV), Enveric Biosciences (ENVB), Stronghold Digital Mining (SDIG), Koss (KOSS), dan SIGA Technologies (SIGA) berpotensi untuk mengalami pelonjakan harga di masa yang akan datang.
Psst, saham-saham global di atas bisa kamu beli lewat Nanovest, lho! Cukup download aplikasi Nanovest di Play Store atau App Store, daftarkan diri kamu, lalu lakukan top up saldo. Setelah itu, belilah saham-saham perusahaan global yang ingin kamu miliki sebagai instrumen investasi. Mudah, kan?
0 comments