Sep 6, 2023

Bollinger Bands

Kamus Investasi Nanovest - Istilah Bollinger Bands

Apa itu Bollinger Bands?

Dalam dunia keuangan, indikator teknikal seringkali menjadi panduan investor dalam mengambil keputusan. Salah satu indikator yang paling populer dan sering digunakan adalah Bollinger Bands.

Menurut penciptanya, John Bollinger, Bollinger Bands adalah “sebuah alat untuk mengukur volatilitas”. Dengan kata lain, alat ini membuat kamu tahu seberapa besar pergerakan harga aset tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan menurut Martin Pring, seorang ahli analisa teknikal lainnya, Bollinger Bands dapat dianggap sebagai “peregangan dari rata-rata bergerak” yang mengindikasikan batas atas dan bawah dari pergerakan harga.

Bollinger Bands sebenarnya terdiri dari tiga garis. Garis tengahnya adalah sebuah moving average, biasanya menggunakan periode 20 hari. Sedangkan dua garis lainnya, yang dikenal sebagai “Bands”, merupakan penyesuaian dari standar deviasi dari garis tengah. Biasanya, penyesuaian ini adalah dua kali standar deviasi.

Dengan kata lain, semakin lebar bands-nya, maka volatilitasnya semakin tinggi, dan sebaliknya. Apabila harga mendekati band atas, bisa diartikan aset tersebut sedang overbought, sedangkan jika mendekati band bawah, aset tersebut mungkin sedang oversold.

Apa fungsi Bollinger Bands?

Bollinger Bands, alat analisis yang diciptakan oleh John Bollinger pada awal tahun 1980-an, kini telah menjadi salah satu indikator favorit bagi banyak trader di seluruh dunia. Sudah tahukah kamu apa fungsinya? Berikut penjelasannya.

  1. Mengukur Volatilitas: Ini adalah fungsi utama dari Bollinger Bands. Band-band ini mengembang saat volatilitas meningkat dan menyempit saat volatilitas berkurang. Dengan memahami volatilitas pasar, trader bisa menentukan strategi yang sesuai, misalnya memilih untuk berdagang di pasar yang lebih volatil atau justru menghindarinya.
  2. Penentu Trend: Meski Bollinger Bands bukanlah indikator trend utama, namun bisa membantu mengidentifikasi keberadaan tren. Jika harga bergerak di atas rata-rata bergerak (middle band), pasar mungkin sedang dalam tren naik. Sebaliknya, jika bergerak di bawah, pasar mungkin sedang dalam tren turun.
  3. Identifikasi Overbought dan Oversold: Meski Bollinger Bands bukanlah indikator osilator tradisional seperti relative strength index (RSI), mereka bisa membantu menentukan kondisi overbought dan oversold. Saat harga mendekati band atas, pasar bisa jadi overbought, dan saat mendekati band bawah, mungkin oversold. Namun, penting untuk dikombinasikan dengan indikator lain untuk konfirmasi.
  4. Support dan Resistance Dinamis: Berbeda dengan garis support dan resistance horizontal yang tetap, Bollinger Bands bergerak sesuai dengan harga dan memberikan level support dan resistance dinamis. Ini membantu trader dalam menentukan titik masuk dan keluar dengan lebih baik.
  5. Identifikasi Squeeze dan Breakout: Squeeze terjadi ketika bands menyempit, menunjukkan volatilitas rendah, yang sering diikuti dengan breakout. Dengan mengidentifikasi squeeze, trader bisa mempersiapkan diri untuk pergerakan harga besar yang mungkin terjadi selanjutnya.

Dalam meresapi esensi Bollinger Bands, ada baiknya kamu mengerti bahwa keberhasilan dalam trading tak hanya datang dari memahami satu indikator saja. Sejatinya, kombinasi dari pemahaman konsep, strategi yang sesuai, dan intuisi akan membawa kamu jauh dalam dunia trading.

Bollinger Bands hanyalah salah satu instrumen. Meski ia memiliki banyak fungsi, selalu bijaksana dalam menggunakannya dan kombinasikan dengan indikator lain untuk mendapatkan gambaran pasar yang lebih holistik.

Komponen pada Bollinger Bands

Dalam dunia trading, Bollinger Bands menjadi salah satu indikator analisis teknikal yang banyak dipakai. Meskipun tampak sederhana, namun memiliki ketajaman analisis yang mampu mengungkap dinamika pasar. Apa saja komponen-komponen dalam Bollinger Bands? Berikut ulasannya.

bollinger bands dari fidelity

1. Middle Band (Simple Moving Average)

Middle Band adalah simple moving average (SMA) yang paling umum digunakan dalam periode 20 hari. Ini menjadi basis dari Bollinger Bands, menggambarkan arah umum dari pergerakan harga dalam jangka menengah. Pemahaman atas middle band sangat esensial karena ia mencerminkan kondisi pasar dalam keadaan ‘normal’ atau ketika pasar tidak menunjukkan volatilitas yang signifikan.

2. Upper Band

Upper Band menggambarkan area yang berjarak dua standar deviasi di atas middle band. Dengan kata lain, jika kamu melihat harga saham mendekati atau menyentuh upper band, hal ini menunjukkan bahwa saham tersebut sedang berada di level yang lebih tinggi dari rata-rata pergerakannya.

Dalam banyak kasus, upper band sering dianggap sebagai indikasi overbought, namun ini bukanlah aturan mutlak. Sebab, dalam kondisi tertentu, harga bisa ‘berjalan’ di sepanjang upper band jika trennya kuat.

3. Lower Band

Sedangkan Lower Band adalah area yang berjarak dua standar deviasi di bawah middle band. Saat harga saham mendekati atau menyentuh lower band, hal ini menandakan bahwa saham tersebut berada di level yang lebih rendah dari rata-rata pergerakannya.

Meski sering dianggap sebagai indikasi oversold, hal ini bukan berarti saham tersebut langsung menjadi pilihan tepat untuk dibeli. Selalu penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain sebelum mengambil keputusan.

4. Bandwidth

Salah satu komponen yang mungkin kurang dikenal adalah bandwidth. Ini adalah ukuran lebar dari Bollinger Bands dan dihitung dengan formula: (Upper Band – Lower Band) / Middle Band. Bandwidth memberi gambaran tentang volatilitas pasar.

Saat bandwidth menyempit, hal ini menunjukkan volatilitas yang rendah dan disebut sebagai “squeeze”. Sebaliknya, saat bandwidth melebar, ini menandakan volatilitas yang meningkat.

Bagi kamu yang baru mengenal dunia trading, Bollinger Bands bisa menjadi salah satu indikator awal yang dipelajari. Dengan memahami setiap komponennya, kamu akan lebih terarah dalam menganalisis gerakan pasar dan menentukan strategi trading yang tepat. Namun, selalu ingat bahwa dalam dunia investasi, pengetahuan harus senantiasa diimbangi dengan kebijaksanaan.

Bagaimana cara membaca Bollinger Bands?

Membaca Bollinger Bands mungkin tampak rumit pada pandangan pertama, tetapi dengan pemahaman dasar, kamu akan dapat dengan mudah menginterpretasikan informasi yang disediakannya. Mari kita pecah menjadi beberapa poin penting:

  • Interaksi Harga dengan Bands:
    • Ketika harga mendekati Upper Band: Hal ini bisa menandakan bahwa pasar sedang overbought, yang artinya harga mungkin sudah terlalu tinggi. Misalnya, jika kamu melihat sebuah saham mendekati upper band, ini mungkin saat yang kurang tepat untuk membeli karena harga sudah tinggi.
    • Ketika harga mendekati Lower Band: Pasar mungkin oversold, artinya harga mungkin sudah terlalu rendah. Menggunakan contoh yang sama, jika sebuah saham mendekati lower band, ini bisa menjadi sinyal untuk mempertimbangkan pembelian.
  • Lebar Bands (Volatilitas):
    • Bands yang Melebar: Menandakan bahwa pasar sedang volatile. Contoh, jika ada berita besar tentang sebuah perusahaan dan bands melebar drastis, itu menunjukkan banyak ketidakpastian di pasar.
    • Bands yang Menyempit: Pasar sedang tenang dan sedikit pergerakan harga. Misalnya, selama periode liburan ketika banyak pelaku pasar libur, kamu mungkin melihat bands menyempit.
  • Pengujian Bands:
    • Harga yang berulang kali menyentuh Upper Band: Ini bisa menjadi tanda bahwa ada tekanan beli yang kuat dan tren naik mungkin akan berlanjut. Misalnya, jika harga sebuah saham terus menyentuh upper band selama beberapa hari, ini mungkin menandakan momentum bullish yang kuat.
    • Harga yang berulang kali menyentuh Lower Band: Ini bisa menandakan tekanan jual yang kuat dan tren turun mungkin akan berlanjut.

Ketika kamu pertama kali memulai, mungkin sulit untuk memahami arti dari semua interaksi ini. Namun, dengan praktek dan pengamatan rutin, kamu akan mulai melihat pola dan memahami apa yang Bollinger Bands coba sampaikan.

Satu hal yang perlu diingat, bahwa selalu gunakan Bollinger Bands bersamaan dengan alat analisa teknikal lainnya untuk mendapatkan gambaran pasar yang lebih akurat dan komprehensif.

Strategi Trading dengan Bollinger Bands

Bollinger Bands memang sarat dengan informasi. Tidak heran jika banyak trader mengintegrasikannya ke dalam strategi trading mereka. Mari kita telusuri strategi trading yang populer dengan Bollinger Bands.

1. Strategi Bollinger Bounce

Dalam dunia trading, terdapat fenomena dimana harga cenderung kembali ke middle band, yang dikenal dengan moving average. Ketika harga menyentuh upper band atau lower band, ini bisa menjadi sinyal bahwa harga akan memantul kembali ke middle band.

Meski begitu, strategi ini bekerja paling optimal di pasar yang bergerak sideways. Sebagai ilustrasi, bayangkan jika kamu melihat harga sebuah saham menyentuh lower band dan mulai beranjak naik. Ini bisa jadi pertanda bagus untuk membeli, dan kemudian menjualnya saat mendekati middle band.

2. Strategi Bollinger Squeeze

Squeeze, atau periode ketika bands menyempit, menandakan volatilitas yang rendah. Namun, hal menariknya adalah squeeze sering kali diikuti oleh breakout yang kuat. Jadi, strateginya sederhana: tunggu breakout dari squeeze, lalu masuk ke arah breakout.

Sebagai gambaran, jika sebuah saham menunjukkan tanda-tanda squeeze dan kemudian harga bergerak melampaui upper band, inilah sinyal untuk membeli.

3. Strategi Walking the Bands

Ada kalanya, ketika trennya kuat, harga memiliki kecenderungan untuk “berjalan” di sepanjang upper band saat tren naik atau di sepanjang lower band saat tren turun. Pada situasi seperti ini, kamu bisa mengambil posisi long saat harga bergerak di sepanjang upper band, atau sebaliknya, mengambil posisi short saat bergerak di sepanjang lower band.

Sebagai contoh, jika sebuah saham terus-menerus bergerak di sepanjang upper band, mungkin inilah saatnya bagi kamu untuk mempertahankan posisi beli kamu.

4. Strategi Bollinger Bands dengan Indikator Lain

Bollinger Bands bisa menjadi lebih kuat saat digabungkan dengan indikator lain, seperti RSI atau moving average convergence divergence (MACD). Sebagai contoh, jika harga menyentuh upper band sementara RSI menunjukkan overbought, ini bisa menjadi sinyal jual yang kuat.

Bayangkan harga sebuah saham menyentuh upper band, sementara RSI sudah berada di atas angka 70, yang menandakan overbought. Saat itulah mungkin waktu yang tepat untuk menjual.

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa meskipun Bollinger Bands adalah alat yang hebat, seperti semua strategi trading, tidak ada yang menjamin keberhasilan 100%. Selalu penting untuk mempraktekkan manajemen risiko dan memperdalam penelitian sebelum membuat keputusan trading.

Bollinger Bands
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya