Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, memprediksi resesi global akan mulai terjadi di tahun 2023 mendatang. Penyebabnya karena naiknya suku bunga acuan oleh bank sentral di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dunia. Selain itu, inflasi yang tinggi dan kenaikan harga energi dan pangan juga disinyalir menjadi pemicu terjadinya resesi ekonomi. Nah, untuk menghadapi ancaman resesi, maka kamu harus pintar dalam mengatur investasi dan mengoptimalkan kondisi keuangan guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan akibat resesi tersebut. Lantas, bagaimanakah cara mengaturnya? Yuk, simak! Buat perencanaan keuangan Pertama, buatlah terlebih dahulu perencanaan keuangan. Bisa menggunakan rumus 10-20-30-40. Di mana, 20% dari dana yang kamu miliki bisa digunakan untuk instrumen investasi yang menawarkan likuid. Likuid sendiri merupakan aset yang dapat diubah menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya. Kurangi pos pengeluaran Mulailah untuk melakukan penghematan dengan mengurangi pos-pos pengeluaran yang tidak penting dan jangan menambah utang. Jika memang terl
Langsung down saat mengalami kerugian ketika trading saham memang kerap dirasakan oleh trader. Namun, kerugian ini tidak setimpal dengan yang dirasakan Ed Seykota. Di mana, dulunya Ed Seykota sempat merugi sampai berkali-kali saat melakukan trading saham. Meski kerap merugi, tapi ia tidak menyerah dan kini berhasil menjadi seorang trader sukses. Lantas, siapa Ed Seykota? Profil Ed Seykota Ed Seykota lahir pada tanggal 7 Agustus 1946 di Belanda. Trader sukses bernama asli Edward Arthur Seykota ini dulunya menempuh pendidikan dengan mengambil double degree, teknik elektro dari MIT dan manajemen dari MIT Sloan School of Management, Amerika Serikat. Ia lulus tahun 1966. Seykota sendiri mulai terjun ke dunia
Resesi ekonomi diprediksi terjadi tahun 2023 mendatang. Hal ini dipicu karena tren kenaikan suku bunga acuan dari beberapa bank sentral dunia. Menurut Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, yang dikutip dari money.kompas.com, resesi ekonomi dunia mengacu pada World Bank yang menilai kebijakan dari pengetatan moneter bank sentral berimplikasi pada krisis pelemahan ekonomi dan pasar uang. Lalu, apa yang dimaksud dengan resesi dan kenapa bisa terjadi? Pengertian Resesi Secara sederhana, resesi bisa diartikan sebagai kondisi perekonomian yang sedang memburuk di suatu negara. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif (selama dua kuartal berturut-turut), meningkatnya pengangguran, dan menurunnya PDB (Produk Domestik Bruto). (source: sikapiuangmu.ojk.go.id) Di saat terjadi resesi, maka pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa sampai 0% bahkan dalam kondisi terburuk bisa sampai minus. Parahnya lagi, kondisi tersebut bisa mengakibatkan beberapa dampak, seperti: - Ekonomi melambat
Berada di tengah pasar sedang volatil terkadang memang membuat bingung, apakah harus menjual atau menyimpan aset yang dimiliki? Kalimat yang dilontarkan akun GameKyuubi tersebut seolah menggambarkan keterampilan trading yang buruk namun masih bertekad untuk mempertahankan aset yang dimiliki padahal sudah tahu harga sedang anjlok. Sejarah HODLing Tahukah kamu, istilah HODLing berawal dari typo seorang trader dengan nama akun GameKyuubi yang memposting kalimat “I AM HODLING”, setelah mengetahui harga Bitcoin amblas di tahun 2013. Yang mana, mulanya, harga Bitcoin melonjak dari US$15 menjadi US$1.100. Namun, sehari setelahnya harga malah anjlok di angka US$438. Kalimat yang dilontarkan akun GameKyuubi tersebut seolah menggambarkan keterampilan trading yang buruk namun masih bertekad untuk mempertahankan aset yang dimiliki padahal sudah tahu harga sedang anjlok. Tentu, trader lain akan menjual asetnya karena mengetahui akan merugi setelah pasar anjlok, tapi tidak demikian dengan GameKyuubi yang tetap mempertahankan asetnya. Menurut akun GameKyuubi, dirinya adalah pedagang yang buruk karena itulah memutuskan tetap bertahan daripada malah tambah merugi. Meski awalnya istilah ini sempat ditertawakan banyak orang, namun kini HODLing malah dijadikan sebagai strategi investasi kripto. Definisi HODLing HODLing merupakan tindakan menyimpan aset kripto dalam jangka waktu tertentu setelah membelinya. Nantinya, aset ini bisa kamu jual kembali pada saat
Berada di tengah pasar sedang volatil terkadang memang membuat bingung, apakah harus menjual atau menyimpan aset yang dimiliki? Sebenarnya, jika kamu berencana untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang, maka ada baiknya aset tersebut kamu simpan atau lebih dikenal dengan HODLing. Sejarah HODLing Tahukah kamu, istilah HODLing berawal dari typo seorang trader dengan nama akun GameKyuubi yang memposting kalimat “I AM HODLING”, setelah mengetahui harga Bitcoin amblas di tahun 2013. Yang mana, mulanya, harga Bitcoin melonjak dari US$15 menjadi US$1.100. Namun, sehari setelahnya harga malah anjlok di angka US$438. Kalimat yang dilontarkan akun GameKyuubi tersebut seolah menggambarkan keterampilan trading yang buruk namun masih bertekad untuk mempertahankan aset yang dimiliki padahal sudah tahu harga sedang anjlok. Tentu, trader lain akan menjual asetnya karena mengetahui akan merugi setelah pasar anjlok, tapi tidak demikian dengan GameKyuubi yang tetap mempertahankan asetnya. M
Banyak orang yang mengira bahwa seseorang dengan pengalaman investasi yang banyak tidak akan pernah mengalami risiko tinggi karena sudah profesional di bidang tersebut. Namun kenyataannya, cukup banyak investor yang justru mengalami kegagalan dan salah satunya adalah akibat dari kurang memahami diri mereka sendiri saat mengambil keputusan investasi. Inilah salah satu yang mendasari adanya behavioral finance. Mengenal Behavioral finance Behavioral finance atau perilaku keuangan adalah sebuah studi yang mempelajari tentang bagaimana psikologi memengaruhi perilaku seorang investor dan juga pasar keuangan (financial market). Studi ini bertujuan untuk lebih memahami perilaku investor saat membuat sebuah keputusan terkait investasi yang dilakukannya dan bagaimana keputusan tersebut berdampak pada pasar keuangan. Pengaruh Behavioral finance pada Investasi Psikologi bisa berbeda pada setiap orang sehingga sulit untuk memprediksi secara pasti tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang. Bahkan banyak investor yang melakukan hal di luar logika bahkan terkesan tidak rasional saat melakukan sebuah investas
Ketika kamu berencana untuk melakukan investasi saham maupun crypto, pasti sering bertanya kapan waktu tepat membeli crypto maupun saham tersebut? Jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu saat harganya sedang turun atau rendah. Sayangnya, fluktuasi harga kedua jenis investasi tersebut sangat sulit diprediksi sehingga kamu kesulitan mengetahui kapankah waktu terendah aset yang ingin kamu beli tersebut tiba? Untuk mengatasi permasalahan tersebut, banyak investor profesional yang menggunakan strategi dollar cost averaging (DCA). Mengenal Apa Itu Dollar Cost Averaging (DCA) Dollar Cost Averaging adalah strategi membeli saham dalam jumlah dollar yang sama secara berkala di waktu yang tetap. Misalnya kamu membeli saham perusahaan A sejumlah $100 pada tanggal 25 Agustus. Maka pada bulan berikutnya di tanggal yang sama kamu kembali membeli saham perusahaan A sejumlah $100 juga. Semakin lama jumlah saham kamu akan semakin bertambah secara rutin dengan nilai harga s
Kamu mungkin sudah tahu kalau popularitas mata uang digital (cryptocurrency) atau koin kripto itu baru meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Menurut Nasdaq, hal ini disebabkan oleh banyak faktor; mulai dari kian banyaknya jumlah pialang kripto, diterimanya kripto sebagai alat pembayaran yang sah, sampai munculnya beragam cara untuk meraih keuntungan dari kripto. Nah, salah satu strategi memperoleh untung yang menarik buat dikulik adalah crypto lending. Kalau kamu belum tahu soal ini, yuk simak ulasan lengkapnya dalam kelanjutan artikel ini! Apa itu crypto lending? Crypto lending atau pinjaman kripto sebetulnya sama dengan prosedur peminjaman dalam lingkup ekonomi konvensional. Jadi, istilah ini merujuk pada transaksi pemberian pinjaman oleh pemilik aset cryptocurrency kepada pemohon atau peminjam melalui medium lending platform.
Kalau menilik asal muasalnya, decentralized finance (DeFi) itu tercipta lantaran adanya keinginan pengembang untuk menyediakan medium transaksi finansial dalam lingkup blockchain yang punya segudang fungsi. Alih-alih hanya untuk mengirim atau menerima mata uang digital (cryptocurrency), teknologi ini memberi kesempatan pada pemilik koin kripto untuk melakukan berbagai transaksi mata uang digital mereka tanpa bergantung pada entitas pusat atau perantara. Apa sajakah contoh transaksi itu? Yuk, simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini! Definisi decentralized finance atau DeFi Decentralized finance merujuk pada ekosistem keuangan dalam lingkup blockchain–umumnya Ethereum–yang mengandalkan smart contract
Pertengahan September lalu, dunia cryptocurrency atau mata uang kripto ramai oleh terobosan terbaru dari Ethereum—blockchain terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin. Alasannya, tepat dini hari tanggal 15, blockchain ini merilis versi kedua database mereka: Ethereum Merge. Kalau kamu penasaran soal dobrakan ini, yuk simak informasi lengkapnya dalam artikel ini! Apa itu Ethereum Merge? Sejak awal kemunculannya, blockchain Ethereum beroperasi dengan model proof-of-work, yang melibatkan nodes—komputer-komputer dalam sebuah jaringan besar—untuk mendukung proses penambangan (mining) koin-koin baru. Oleh Ethereum, model database
Saat ini, banyak perusahaan crypto dan Initial Coin Offerings (ICO) mengeluarkan white paper. Berbeda dengan brosur, white paper crypto biasanya sering dimanfaatkan untuk membantu investor membuat keputusan terkait dengan investasi crypto yang akan dilakukan. Bukan cuma itu, white paper crypto juga kerap digunakan untuk membandingkan antara satu proyek crypto dengan yang lainnya. Lantas, apa yang dimaksud dengan white paper crypto dan apa saja contohnya? Pengertian White Paper Crypto White paper crypto merupakan dokumen yang menjelaskan latar belakang dari se
Salah satu karakteristik cryptocurrency atau mata uang kripto adalah volatilitas yang tinggi. Artinya, mata uang ini punya kecenderungan mengalami perubahan nilai secara signifikan dalam waktu yang singkat. Sisi positifnya adalah adanya kemungkinan memperoleh untung melimpah ketika berpapasan dengan waktu yang tepat. Di sisi lain, volatilitas bisa membuat kamu mengalami kerugian yang tidak terkira. Untuk itulah, stablecoin hadir dalam pasar mata uang kripto. Apa, sih, arti stablecoin ini? Apa juga bedanya koin ini dengan koin kripto biasa? Yuk, simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini! Apa arti stablecoin? Dilansir dari Forbes, stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk mampu mempertahankan harga secara stabil dari waktu ke waktu. Definisi ini tentu tidak sejalan dengan karakteristik utama mata uang kripto yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi, stablecoin