Jun 29, 2025

Texas Selangkah Lagi Punya Cadangan Bitcoin, Tren Baru dalam Keuangan Negara?

Default Featured Image

Texas semakin dekat untuk menjadi salah satu negara bagian pertama di AS yang memiliki cadangan Bitcoin setelah Komite Perbankan Senat Texas dengan suara bulat menyetujui Senate Bill 21 (SB-21). Rancangan undang-undang (RUU) ini memungkinkan Texas mengelola dan menyimpan Bitcoin serta aset kripto lainnya sebagai bagian dari cadangan keuangan negara. Jika disahkan oleh Senat penuh, Texas akan bergabung dengan semakin banyak negara bagian yang melihat aset digital sebagai benteng melawan inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Bitcoin: Senjata Baru Texas dalam Keamanan Finansial?

RUU ini awalnya hanya berfokus pada Bitcoin, tetapi mengalami revisi pada Februari 2024 untuk mencakup aset digital lainnya. Langkah ini sejalan dengan tren nasional, terutama setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada 23 Januari yang menginstruksikan komisi federal untuk mengevaluasi kemungkinan membentuk cadangan aset digital nasional.

Senator Charles Schwertner, pengusul utama RUU ini, percaya bahwa Bitcoin dapat melindungi keuangan Texas dari inflasi dan volatilitas ekonomi. Dalam naskah RUU disebutkan bahwa Bitcoin dan mata uang kripto lainnya dapat bertindak sebagai lindung nilai (hedge) terhadap ketidakpastian ekonomi.

Pierre Rochard, Wakil Presiden Riset di Riot Platforms, perusahaan pertambangan Bitcoin terkemuka, mendukung langkah ini. Dalam sidang publik pada 18 Februari, ia menekankan bahwa transparansi dan sifat Bitcoin yang bisa diaudit menjadikannya aset yang ideal untuk pengelolaan keuangan publik. Ia juga memperingatkan bahwa meskipun ekonomi Texas saat ini kuat, negara bagian ini harus bersiap menghadapi potensi krisis di masa depan.

Texas Tak Sendirian, Tren Bitcoin Reserve Mulai Merebak

Texas bukan satu-satunya negara bagian yang mempertimbangkan langkah ini. Hingga Februari 2024, lebih dari 20 negara bagian AS telah mengusulkan RUU serupa untuk menyisihkan sebagian dana publik ke dalam Bitcoin dan aset digital lainnya.

Beberapa negara bagian yang sudah bergerak maju dalam inisiatif ini:

* Oklahoma baru saja mengesahkan RUU serupa di Komite DPR dan sedang menunggu pemungutan suara di tingkat legislatif.
* Arizona telah menyetujui rancangan undang-undang yang memungkinkan hingga 10% dana publik (termasuk dana pensiun) diinvestasikan dalam mata uang kripto.
* Utah juga sedang mengembangkan undang-undang yang memungkinkan alokasi 5% dana publik ke dalam aset digital.

Namun, tidak semua negara bagian memiliki pandangan yang sama. Montana, North Dakota, dan Wyoming menolak usulan cadangan Bitcoin karena alasan volatilitas harga dan sifat spekulatif aset digital.

Bitcoin sebagai Aset Negara, Apakah Ini Masa Depan?

Penerimaan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan keuangan negara adalah langkah besar yang bisa mengubah cara negara bagian mengelola aset dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Dengan meningkatnya tekanan inflasi dan ketidakpastian geopolitik, banyak pihak mulai melihat Bitcoin sebagai “emas digital” yang bisa melindungi nilai kekayaan negara dalam jangka panjang.

Jika RUU ini berhasil lolos dari pemungutan suara di Senat Texas, negara bagian tersebut bisa menjadi pelopor dalam integrasi aset digital ke dalam keuangan negara. Langkah ini tentu akan memicu perdebatan lebih luas di tingkat nasional dan mungkin, di masa depan, AS secara keseluruhan akan mulai membangun cadangan Bitcoin resmi.

Apakah Ini Pertanda Negara-Negara Lain Akan Mengikuti?

Texas dan beberapa negara bagian lainnya mungkin hanya awal dari tren yang lebih besar. Dengan meningkatnya penerimaan institusional terhadap Bitcoin dan tekanan inflasi yang terus menggerogoti nilai mata uang fiat, bukan tidak mungkin lebih banyak negara, baik di AS maupun global mulai mengadopsi kebijakan serupa.

Akankah ini menjadi awal era di mana Bitcoin bukan lagi sekadar aset spekulatif, tetapi sebagai bagian dari kebijakan moneter negara? Jawabannya mungkin akan terungkap dalam beberapa tahun ke depan.

Texas Selangkah Lagi Punya Cadangan Bitcoin, Tren Baru dalam Keuangan Negara?
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan