Jun 29, 2025

Arab Saudi Siapkan Investasi Raksasa $600 Miliar di AS, Trump Beri Sinyal Positif

Default Featured Image

Arab Saudi berencana menggelontorkan $600 miliar untuk investasi dan perdagangan dengan Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan. Langkah ambisius ini disampaikan langsung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) kepada Presiden Donald Trump dalam percakapan telepon baru-baru ini.

Pernyataan ini muncul di tengah ekspektasi bahwa reformasi ekonomi yang dirancang Trump dalam masa kepemimpinannya kali ini dapat menciptakan “kemakmuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya”. Namun, masih banyak tanda tanya seputar sumber dana investasi ini serta sektor mana saja yang akan menerima aliran modal tersebut.

Arab Saudi Bertaruh Besar pada AS

Saudi Press Agency melaporkan bahwa MBS melihat Amerika Serikat sebagai mitra strategis utama dan ingin memanfaatkan momentum kebijakan ekonomi yang lebih pro-investasi dari pemerintahan Trump.

“Investasi ini bisa meningkat lebih besar lagi jika peluang tambahan muncul,” ujar MBS dalam pernyataannya.

Meski demikian, detail tentang bagaimana $600 miliar tersebut akan dialokasikan masih belum diungkap. Apakah dana tersebut berasal dari anggaran negara, dana investasi swasta, atau gabungan keduanya, masih menjadi spekulasi di kalangan analis keuangan global.

Jika investasi ini benar-benar direalisasikan, ini akan menjadi salah satu gelombang investasi asing terbesar dalam sejarah hubungan ekonomi antara Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Trump dan Arab Saudi: Kemitraan yang Menguntungkan

Hubungan antara Trump dan kepemimpinan Arab Saudi sudah terjalin erat sejak periode pertamanya menjabat sebagai Presiden AS. Pada 2017, Trump memilih Riyadh sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya setelah Arab Saudi sepakat membeli $450 miliar produk AS, termasuk peralatan militer dan teknologi.

Kini, Trump mengisyaratkan strategi yang sama untuk periode keduanya. Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa ia bisa menjadikan Arab Saudi sebagai destinasi pertama kunjungan luar negerinya asalkan Riyadh menyetujui pembelian $500 miliar produk Amerika.

“Saya melakukannya di periode pertama karena mereka setuju membeli $450 miliar produk kami. Saya bilang, saya akan datang jika kalian beli produk Amerika, dan mereka setuju,” kata Trump.

Kesepakatan semacam ini menunjukkan bagaimana kepentingan ekonomi dan diplomasi berkelindan dalam hubungan AS-Arab Saudi. Di satu sisi, Arab Saudi ingin memastikan posisinya sebagai mitra utama AS di Timur Tengah. Di sisi lain, Trump ingin menstimulasi ekonomi domestik dengan memastikan produk-produk AS mendapatkan pasar yang besar di luar negeri.

Strategi Arab Saudi: Diversifikasi dan Ketahanan Ekonomi

Rencana investasi ini sejalan dengan Visi 2030, inisiatif ekonomi yang dirancang MBS untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada minyak dan mendorong diversifikasi ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi semakin agresif dalam berinvestasi di sektor teknologi, energi terbarukan, dan industri manufaktur global.

Arab Saudi sebelumnya telah menginvestasikan $2 miliar di sebuah firma yang didirikan oleh Jared Kushner, menantu Trump, setelah Trump meninggalkan Gedung Putih. Selain itu, Saudi Public Investment Fund (PIF) juga telah aktif mengakuisisi saham di perusahaan-perusahaan AS, termasuk di sektor teknologi dan hiburan.

Beberapa kemungkinan sektor yang akan menjadi sasaran investasi Saudi dalam paket $600 miliar ini meliputi:
Teknologi – Investasi di perusahaan AI, semikonduktor, dan infrastruktur digital.
Energi Terbarukan – Fokus pada hidrogen hijau, panel surya, dan proyek net-zero carbon.
Pertahanan dan Militer – Potensi pembelian peralatan militer dan sistem pertahanan dari perusahaan AS.
Manufaktur – Pabrik dan infrastruktur yang mendukung ekspansi industri Saudi.

Dampak bagi Pasar Global

Jika rencana investasi ini terealisasi, dampaknya bisa sangat besar bagi perekonomian AS dan global. Pasar saham Amerika kemungkinan akan bereaksi positif, terutama saham perusahaan-perusahaan yang berpotensi menerima investasi langsung dari Saudi.

Bagi Arab Saudi, langkah ini akan memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang tidak hanya bergantung pada minyak, tetapi juga pada investasi global yang strategis.

Namun, beberapa pertanyaan besar masih menggantung:
Apakah Kongres AS akan menyetujui perjanjian investasi sebesar ini?
Bagaimana dampaknya bagi kebijakan luar negeri AS terhadap Timur Tengah?
Apakah ini akan menjadi bagian dari strategi Trump untuk membangun hubungan ekonomi global berbasis transaksi?

Yang jelas, pergerakan ini akan menjadi titik balik dalam hubungan ekonomi AS-Arab Saudi dan akan sangat menentukan arah kebijakan kedua negara dalam beberapa tahun ke depan.

Bagaimana menurutmu? Apakah investasi ini akan menjadi game changer bagi ekonomi AS dan Arab Saudi?

Arab Saudi Siapkan Investasi Raksasa $600 Miliar di AS, Trump Beri Sinyal Positif
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan