Jun 29, 2025

5 Pilar Blockchain untuk Inklusi Finansial Global

Default Featured Image

Di era di mana teknologi blockchain terus berkembang, konsep Decentralized Finance (DeFi) tidak lagi hanya sekadar menggantikan peran bank dan institusi keuangan tradisional. Kini, ada visi yang lebih besar: Decentralized Financial Inclusion atau Inklusi Keuangan Terdesentralisasi.

Visi ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang tidak hanya transparan dan efisien tetapi juga memastikan akses yang setara bagi semua orang, terutama bagi mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem perbankan konvensional.

Dengan lebih dari 1,4 miliar orang di dunia masih unbanked, solusi berbasis blockchain bisa menjadi jalan keluar dari kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Berikut adalah lima pilar utama yang membentuk masa depan inklusi keuangan berbasis blockchain:

1. Literasi Keuangan Kunci Akses ke Dunia Finansial

Fakta mencengangkan: Lebih dari 1 dari 4 orang dewasa di dunia tidak memiliki rekening bank. Alasannya? Kurangnya akses, biaya tinggi, dan minimnya pemahaman akan produk keuangan.

Literasi keuangan menjadi kunci utama agar individu dapat memahami cara menabung, berinvestasi, dan mengelola kredit dengan lebih baik.

Studi dari University of Cincinnati menunjukkan bahwa ada korelasi antara literasi kripto dan literasi keuangan secara keseluruhan. Orang yang lebih memahami aset digital cenderung membuat keputusan finansial yang lebih baik.

Oleh karena itu, edukasi tentang kripto bukan sekadar tren, tetapi bisa menjadi alat pemberdayaan finansial bagi mereka yang selama ini tidak tersentuh oleh layanan perbankan tradisional.

2. Membangun Aset Investasi untuk Semua

Banyak masyarakat unbanked tidak memiliki kesempatan untuk membangun kekayaan. Investasi di real estate atau saham sering kali membutuhkan modal besar, yang sulit dijangkau bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi terbatas.

Di sinilah tokenisasi berbasis blockchain berperan. Dengan tokenisasi, kepemilikan aset dapat dibagi menjadi unit-unit lebih kecil, memungkinkan lebih banyak orang untuk berinvestasi.

Contohnya, RedSwan CRE, platform real estate berbasis blockchain, memungkinkan orang berinvestasi dalam properti komersial dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan membeli aset secara konvensional.

Ini membuka peluang besar bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses ke investasi properti bernilai tinggi.

3. Penguatan Institusi Blockchain untuk Organisasi

Inklusi keuangan bukan hanya tentang individu tetapi juga bagaimana institusi keuangan dan organisasi sosial dapat lebih efisien dalam mendukung masyarakat.

Teknologi smart contract di blockchain memungkinkan distribusi sumber daya yang lebih cepat dan transparan. Misalnya, World Food Programme (WFP) telah menggunakan blockchain untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada penerima, meminimalkan peran perantara dan mengurangi potensi korupsi.

Di tingkat lokal, organisasi nonprofit dan bank komunitas juga bisa menggunakan blockchain untuk mengelola dana bantuan dan meningkatkan transparansi aliran dana sosial.

4. Penciptaan Lapangan Kerja Ekonomi Digital yang Lebih Inklusif

Lapangan pekerjaan berbasis Web3 semakin berkembang pesat. Blockchain dan sistem peer-to-peer memungkinkan lebih banyak orang mendapatkan penghasilan tanpa harus bergantung pada sistem perbankan tradisional.

Sebagai contoh, pengembang blockchain saat ini menjadi salah satu profesi paling dicari di dunia. Permintaan akan tenaga kerja berbasis blockchain tidak hanya berasal dari sektor teknologi, tetapi juga dari industri keuangan, kesehatan, dan bahkan pemerintahan.

Bagi banyak individu dari negara berkembang, ini membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran kompetitif tanpa harus pindah ke negara maju.

Teknologi Web3 telah menciptakan ekosistem kerja global, di mana seseorang dari Afrika atau Asia Tenggara dapat berkontribusi pada proyek berbasis blockchain di Eropa atau Amerika.

5. Revitalisasi Komunitas Tokenisasi untuk Pembangunan Berkelanjutan

Inklusi keuangan juga berarti memberikan akses terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi bagi komunitas yang selama ini terpinggirkan.

Dengan tokenisasi, masyarakat dapat mengakses pinjaman mikro berbasis blockchain, yang memungkinkan usaha kecil berkembang tanpa harus bergantung pada bank konvensional.

Di negara-negara berkembang, pinjaman mikro telah terbukti membantu masyarakat keluar dari lingkaran kemiskinan.

Lebih dari itu, model investasi berbasis blockchain memungkinkan penggalangan dana untuk proyek komunitas, seperti pembangunan infrastruktur, perumahan, atau usaha kecil.

Ini bukan hanya teori ekonomi, tetapi langkah nyata untuk menciptakan komunitas yang lebih mandiri dan berdaya saing.

Lebih dari Sekadar Teknologi Ini Adalah Gerakan Global

Visi Decentralized Financial Inclusion bukan hanya soal menggantikan sistem perbankan tradisional dengan teknologi blockchain, tetapi tentang membangun sistem keuangan yang lebih adil, transparan, dan mudah diakses oleh semua orang.

Dengan semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi global, solusi berbasis blockchain bisa menjadi alat untuk memberdayakan mereka yang selama ini tertinggal. Namun, ini bukan hanya tugas pengembang teknologi, tetapi juga tanggung jawab pemerintah, regulator, dan industri keuangan untuk memastikan teknologi ini digunakan dengan cara yang benar.

Masa depan keuangan tidak hanya soal profitabilitas, tetapi juga inklusivitas. Dengan lima pilar ini, blockchain bisa menjadi kunci untuk menciptakan dunia di mana akses ke layanan keuangan tidak lagi ditentukan oleh tempat lahir atau status ekonomi seseorang.

Pertanyaannya sekarang: Apakah industri siap untuk bergerak ke arah inklusi keuangan yang lebih luas?

5 Pilar Blockchain untuk Inklusi Finansial Global
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan