Bitcoin diperkirakan tidak akan mencapai level $200.000 tahun ini karena volume pembelian yang ada saat ini belum cukup untuk mendorong kenaikan harga lebih tinggi, menurut seorang analis kripto.
Hal ini disampaikan setelah sejumlah eksekutif industri sebelumnya memperkirakan Bitcoin (BTC), yang saat ini diperdagangkan di kisaran $118.286, akan segera menembus angka $200.000.
“Bagaimana harga bisa terus naik kalau volumenya tidak ada?” ujar James Check, analis utama Glassnode, dalam wawancara pada Selasa.
Lonjakan ke $200.000 Disebut Sebagai “Pergerakan Besar”
“Naik ke $200.000 dalam enam bulan adalah langkah yang sangat besar,” kata Check. Ia menambahkan, kenaikan ini berarti hampir menggandakan kapitalisasi pasar Bitcoin yang saat ini berada di kisaran $2,38 triliun, dengan harga sekitar $119.541 menurut data Nansen.
“Apakah mungkin terjadi? Ya. Apakah kemungkinan besar akan terjadi? Sangat kecil,” jelasnya.
“Sampai saya melihat volume meningkat dan pasar lebih stabil, saya tidak akan mengambil posisi leverage atau menempatkan diri di risiko tinggi,” tambahnya.
Check menjelaskan bahwa tahap awal menuju $200.000 adalah melampaui $120
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) sempat memberikan persetujuan atas konversi dana indeks kripto milik Bitwise menjadi exchange-traded fund (ETF), namun langsung menangguhkan keputusan tersebut sehingga statusnya kini menunggu proses peninjauan lebih lanjut.
Divisi Perdagangan dan Pasar SEC awalnya mengeluarkan “persetujuan dipercepat” untuk konversi Bitwise 10 Crypto Index menjadi ETF pada Selasa. Dengan persetujuan ini, Bitwise sebenarnya berhak meminta agar pendaftaran ETF mereka dinyatakan efektif lebih cepat dari jadwal normal.
Namun, pada hari yang sama, Asisten Sekretaris SEC, Sherry Haywood, mengirimkan surat yang menyatakan bahwa “perintah ini ditangguhkan sampai Komisi memutuskan sebaliknya” dan menegaskan bahwa Komisi akan melakukan peninjauan terhadap tindakan tersebut.
Dana indeks kripto Bitwise, yaitu Bitwise 10 Crypto Index Fund (BITW), saat ini mencakup berbagai aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH). Bitwise telah mengajukan permohonan konversi menjadi ETF sejak November lalu.
Mirip dengan Kasus Grayscale
Analis ETF Bloomberg, James Seyffart, menyebut dalam unggahan di X bahwa ETF Bitwise “ditahan oleh satu atau lebih komisaris, sehingga belum dapat dikonversi menjadi ETF.” Ia menambahkan bahwa keputusan seharusny
Setelah berminggu-minggu berkonsolidasi di bawah level resistensi kunci, Ether (ETH) akhirnya kembali menunjukkan taringnya. Untuk pertama kalinya dalam empat minggu, ETH ditutup di atas $2.700 pada Rabu, dan pergerakan naik ini berlanjut hingga Kamis, memberi sinyal kuat bahwa aset kripto nomor dua di dunia ini bersiap menembus level psikologis $3.000 mungkin secepat minggu ini.
Bukan hanya teknikal yang mendukung, tapi juga fundamental makro dan arus modal institusional yang kini mulai mengalir deras ke dalam ekosistem Ethereum. Jika tren ini berlanjut, bukan hanya Ether yang akan rally altcoin season bisa segera dimulai.
ETH vs BTC: Momentum Berbalik, Altseason Mungkin Sudah Dimulai
Menurut data dari Swissblock, posisi Ether saat ini terhadap Bitcoin jauh lebih kuat dibanding kuartal sebelumnya. Rasio ETH/BTC menunjukkan outperformance ETH, mengulang pola serupa yang memicu pemulihan altcoin pada awal Mei.
Yang lebih menarik, Swissblock menyoroti jendela 72 jam penting. Jika ETH berhasil mempertahankan kekuatannya dalam rentang waktu tersebut, maka ini bisa menjadi titik awal sebenarnya dari altseason periode ketika altcoin melampaui performa Bitcoin secara signifikan.
Dominasi pasar Bitcoin yang mulai melemah secara historis memang sering mendahului lonjakan be
Michael Saylor, salah satu pendiri Strategy, mengindikasikan bahwa perusahaannya akan kembali membeli Bitcoin mulai hari Senin, setelah sempat menghentikan pembelian selama satu minggu.
“Kadang, kita nggak cuma HODL,” tulisnya pada hari Minggu. Minggu lalu, Strategy tidak melakukan pembelian BTC, namun mengumumkan rencana penggalangan dana sebesar $4,2 miliar. Sebelumnya, perusahaan ini telah konsisten membeli Bitcoin selama 12 minggu berturut-turut.
Transaksi terakhir Strategy terjadi pada 30 Juni, ketika perusahaan membeli 4.980 BTC senilai $532 juta. Dengan pembelian itu, total kepemilikan mereka kini mencapai 597.325 BTC, dengan nilai pasar lebih dari $70,9 miliar.
Harga saham Strategy saat ini berada di sekitar $434 per lembar, naik lebih dari 16% sepanjang bulan ini. Meski demikian, angka tersebut masih di bawah rekor tertinggi $543 yang dicapai pada November 2024.
Perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai cadangan kas kini memainkan peran besar di pasar, bahkan membeli lebih banyak BTC daripada yang ditambang setiap harinya. Kondisi ini bisa menimbulkan kelangkaan pasokan dan mendorong harga naik. Namun, sejumlah analis menilai bahwa pembelian besar-besaran oleh institusi dengan dana pinjaman bisa berisiko dan memicu tekanan pasar dalam jangka panjang.
Satoshi Nakamoto Masuk Daftar 11 Orang Terkaya Dunia Berkat Lonjakan Harga Bitcoin
Satoshi Nakamoto, pencipta anonim Bitcoin, kini disebut sebagai orang terkaya ke-11 di dunia setelah harga Bitcoin menembus angka $120.000 pada hari Minggu.
Berdasarkan data dari Arkham, Nakamoto diyakini menyimpan sekitar 1,096 juta BTC di berbagai dompet kripto, yang saat ini bernilai lebih dari $131 miliar. Secara teori, jumlah ini menjadikannya lebih kaya dari Michael Dell, CEO Dell Technologies, yang memiliki kekayaan sekitar $125,1 miliar.
Meski begitu, Forbes tidak memasukkan aset kripto dalam perhitungan daftar miliarder mereka. Forbes hanya menghitung kekayaan yang bisa diverifikasi secara publik, seperti saham perusahaan.
Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru di atas $120.000 pada Senin, namun angka tersebut belum cukup untuk membawa Nakamoto ke posisi puncak daftar orang terkaya. Elon Musk masih bertengger di urutan pertama dengan total kekayaan lebih dari $404 miliar. Di bawahnya ada Larry Ellison dari Oracle dan Mark Zuckerberg dari Meta, yang masing-masing memiliki kekayaan sekitar $274 miliar.
Agar Nakamoto bisa mengklaim posisi teratas, harga Bitcoin harus melonjak hingga 208% menjadi sekitar $370.000, dengan asumsi kekayaan orang-orang lain tidak berubah.
0 comments