Jun 29, 2025

Telegram Eksklusif Pakai Toncoin, Blockchain Lain Tersingkir

Default Featured Image

Dalam langkah mengejutkan, Telegram resmi mengumumkan pada 21 Januari bahwa mereka hanya akan mendukung The Open Network (TON) sebagai satu-satunya infrastruktur blockchain dalam ekosistem layanannya, termasuk Mini Apps. Dengan keputusan ini, semua blockchain lain seperti Solana dan Aptos tak lagi mendapat tempat di platform Telegram.

Keputusan eksklusif ini muncul sebagai hasil dari kemitraan strategis antara Telegram dan TON Foundation, yang akan memperkuat peran Toncoin sebagai satu-satunya opsi pembayaran non-fiat dalam ekosistem Telegram. Kini, pembayaran untuk layanan seperti Telegram Stars, Telegram Premium, dan Telegram Ads hanya dapat dilakukan menggunakan Toncoin.

### Telegram Perkuat Komitmen pada TON

Dengan kesepakatan ini, Telegram semakin memperdalam keterikatannya dengan TON Foundation, menjadikan TON sebagai jaringan blockchain utama yang mendukung Mini Apps, pembayaran, dan sistem verifikasi alternatif seperti Telegram Gateway. Keputusan ini disebut sebagai langkah penting dalam rencana pertumbuhan eksplosif TON di tahun 2025.

Presiden baru TON Foundation, Manuel Stotz, menyoroti bahwa Telegram yang kini menjadi aplikasi keenam paling banyak diunduh di dunia akan menjadi katalis utama bagi pertumbuhan ekosistem TON. “Telegram adalah simbol kebebasan berbicara dan platform pilihan komunitas blockchain global. Tidak ada blockchain lain yang memiliki jalur distribusi seperti ini,” ujarnya.

### TON Connect Jadi Standar Baru Mini Apps Telegram

Sebagai bagian dari kesepakatan, TON Connect akan menjadi satu-satunya protokol yang digunakan untuk menghubungkan Mini Apps dengan dompet blockchain. Sebelumnya, pengembang masih bisa memilih jaringan lain seperti Sui, Solana, atau Aptos untuk fitur blockchain mereka, tetapi kini pilihan itu telah dihapus.

Perwakilan TON Foundation mengatakan bahwa kebijakan ini adalah bentuk komitmen Telegram dalam memperluas adopsi Toncoin di seluruh layanannya. “Toncoin memang telah menjadi satu-satunya opsi pembayaran non-fiat di Telegram, dan langkah ini semakin memperkuat komitmen tersebut,” ujarnya.

Keputusan ini datang tak lama setelah Mini App populer di Telegram, Hamster Kombat, mengumumkan rencana untuk meluncurkan blockchain mereka sendiri. Hal ini menimbulkan spekulasi tentang langkah Telegram dalam menjaga kontrol penuh atas ekosistemnya.

Dengan langkah besar ini, Telegram semakin menunjukkan dominasi dan visinya untuk menjadi pemimpin dalam dunia Web3 melalui integrasi erat dengan TON, yang kini menjadi satu-satunya pilihan blockchain dalam ekosistemnya.

Telegram Eksklusif Pakai Toncoin, Blockchain Lain Tersingkir
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan