Jun 29, 2025

Putusan Pengadilan AS Lindungi Pengembang DeFi dari Tuntutan

Default Featured Image

Sebuah putusan terbaru dari Pengadilan Banding Sirkuit Kedua dalam kasus Uniswap Labs menegaskan bahwa pencipta perangkat lunak netral dan terdesentralisasi tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas penyalahgunaan teknologi tersebut oleh pihak ketiga.

Kasus Hukum Uniswap dan Tuduhan yang Diajukan

Gugatan terhadap Uniswap Labs dan beberapa investor modal ventura menuduh bahwa mereka melanggar undang-undang sekuritas AS dengan memungkinkan perdagangan “token scam” di bursa terdesentralisasi (DEX) Uniswap.

Salah satu pertanyaan utama dalam kasus ini adalah apakah smart contract Uniswap dapat dianggap sebagai perjanjian kontraktual berdasarkan undang-undang sekuritas federal. Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York awalnya menolak gugatan tersebut, tetapi kasus ini kemudian diajukan ke Pengadilan Banding Sirkuit Kedua.

Para penggugat berupaya menuntut Uniswap Labs dengan alasan bahwa pengembang dan investor mereka adalah penjual langsung token yang dipermasalahkan atau telah mendorong penjualannya.

Namun, Pengadilan Banding memutuskan bahwa smart contract tersebut tidak termasuk dalam ketentuan pembatalan dalam Exchange Act dan lebih berfungsi sebagai perjanjian pengguna daripada transaksi sekuritas.

Uniswap Sebagai Platform Netral, Bukan Pihak dalam Transaksi

Pengadilan menekankan bahwa meskipun setiap perdagangan dianggap sebagai kontrak terpisah, hubungan kontraktual terjadi antara pembuat token atau penyedia likuiditas dan pembeli, bukan antara pembeli dan Uniswap Labs.

Lebih lanjut, putusan ini menegaskan bahwa smart contract Uniswap hanyalah alat otomatis untuk mengeksekusi perdagangan, sehingga tidak bisa disamakan dengan platform yang secara langsung terlibat dalam transaksi. Pengadilan bahkan membandingkan tanggung jawab Uniswap dengan Nasdaq atau Bursa Efek New York (NYSE), yang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas pembelian saham yang melibatkan penipuan di platform mereka.

Dengan adanya keputusan ini, pengembang DeFi kini mendapatkan perlindungan hukum lebih kuat dari tuntutan atas aktivitas penipuan yang dilakukan pihak ketiga melalui teknologi yang mereka ciptakan.

Selain itu, putusan ini menegaskan bahwa protokol DeFi, seperti infrastruktur keuangan tradisional, hanya menyediakan kerangka kerja untuk transaksi tanpa menjadi pihak dalam transaksi tersebut.

Dampak Putusan Terhadap Regulasi DeFi di Masa Depan

Artikel dari DeFi Education Fund menyoroti bahwa keputusan ini sejalan dengan diskusi tentang regulasi DeFi dan tanggung jawab pengembang. Ini memperkuat posisi bahwa protokol DeFi adalah platform netral dan bukan peserta aktif dalam transaksi yang berlangsung di dalamnya.

Prinsip ini berlawanan dengan pendekatan pemerintah AS dalam kasus kriminal terhadap pengembang Tornado Cash dan Samourai Wallet, di mana otoritas menuntut tanggung jawab hukum yang lebih luas atas dugaan penyalahgunaan perangkat lunak terdesentralisasi.

Meskipun putusan ini dikeluarkan dalam bentuk Summary Order, yang berarti tidak memiliki nilai preseden formal, tetap saja keputusan ini menunjukkan bahwa hukum sekuritas yang ada saat ini tidak dengan mudah dapat diterapkan pada infrastruktur DeFi.

DeFi Education Fund berpendapat bahwa perspektif ini kemungkinan besar akan mempengaruhi tantangan hukum di masa depan serta diskusi regulasi terkait tanggung jawab pengembang perangkat lunak dalam ekosistem terdesentralisasi.

Putusan Pengadilan AS Lindungi Pengembang DeFi dari Tuntutan
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan