Jun 29, 2025

Politik Kripto Memanas! Donasi Besar & Konflik Kepentingan Trump Disorot

Default Featured Image

Dunia kripto di Amerika Serikat tengah menghadapi sorotan tajam setelah laporan terbaru dari Center for Political Accountability (CPA) mengungkap besarnya aliran dana dari perusahaan kripto ke kampanye Donald Trump.

Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai $144 juta, menandai tingkat lobi politik terbesar dalam sejarah industri kripto.

Namun, di balik dorongan kuat untuk deregulasi, muncul tanda-tanda bahaya yang berpotensi mengguncang ekosistem aset digital. Laporan CPA menyoroti risiko besar dari belanja politik yang tidak terkontrol, yang bisa memicu dampak negatif baik bagi industri kripto maupun kepercayaan publik terhadap sektor ini.

Crypto & Politik Kepentingan atau Ancaman?

Sejak lama, industri kripto berhadapan dengan regulator AS, terutama U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) yang sering kali menempatkan perusahaan-perusahaan besar seperti Coinbase, Ripple, dan Gemini dalam radar pengawasannya.

Namun, dengan Trump yang kembali masuk dalam peta politik, para raksasa kripto melihat peluang besar untuk mengubah keadaan. Coinbase, misalnya, tercatat menyumbang lebih dari $79 juta untuk kampanye Trump, sementara Ripple memberikan donasi sekitar $63,6 juta.

Bahkan, pasangan kembar Tyler dan Cameron Winklevoss dari Gemini menyumbangkan Bitcoin senilai $1 juta kepada kampanye “Trump 47”, meski akhirnya sebagian dana dikembalikan karena melebihi batas legal.

Perusahaan-perusahaan ini bukan tanpa alasan berada di balik Trump. Sepanjang 2023 hingga 2024, mereka berhadapan langsung dengan SEC, menghadapi tuntutan hukum terkait status regulasi aset digital mereka.

Namun, peta kekuatan mulai berubah. Setelah Trump menjabat, SEC mulai mencabut kasusnya terhadap beberapa perusahaan kripto. Gemini, misalnya, baru saja terbebas dari investigasi SEC, sementara Coinbase juga melihat kasusnya dicabut pada 27 Februari 2025.

Langkah besar lainnya? Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk cadangan strategis Bitcoin AS, sebuah kebijakan yang mengisyaratkan perubahan besar dalam pendekatan pemerintah terhadap aset digital.

Belanja Politik Kripto Efek Domino bagi Industri

Meski terlihat menguntungkan bagi perusahaan kripto dalam jangka pendek, laporan CPA memperingatkan bahwa pengaruh besar sektor ini dalam politik dapat menjadi bumerang.

Sejarah mencatat bahwa industri yang terlalu agresif dalam mengamankan kepentingannya melalui politik sering kali berujung pada pengawasan lebih ketat dan hilangnya kepercayaan publik.

Menurut laporan CPA:

“Saat industri kripto terus mencari pengaruh melalui kontribusi politik besar-besaran dan manuver keuangan yang tidak transparan, risiko ketidakstabilan, reaksi regulasi, dan ketidakpercayaan publik semakin meningkat.”

Lebih jauh, laporan ini menyoroti konflik kepentingan yang muncul, terutama dengan penunjukan David Sacks sebagai “Crypto Czar” Trump. Sacks, seorang investor besar dalam sektor kripto, dikabarkan berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari kebijakan cadangan Bitcoin AS.

Meski ia mengklaim telah melepas kepemilikan kriptonya sebelum masuk pemerintahan, Craft Ventures firma investasinya masih memiliki kepentingan dalam industri ini.

Meme Coin & Token Fraud Tren Berbahaya dalam Politik

Selain belanja politik, laporan CPA juga menyoroti tren yang semakin meresahkan: promosi aset kripto berisiko oleh tokoh politik.

Beberapa bulan terakhir, Presiden Argentina Javier Milei dikritik karena mendukung token $LIBRA, yang dalam hitungan jam kehilangan nilai sekitar $4,6 miliar. Di sisi lain, Trump sendiri sempat memasarkan memecoin $TRUMP, yang pada puncaknya mencapai $73 tetapi kemudian anjlok 83% dalam beberapa hari.

Fenomena ini semakin memperkuat argumen bahwa kurangnya transparansi dan regulasi di sektor kripto bisa membuka celah bagi manipulasi pasar yang merugikan investor ritel.

Apakah Masa Depan Kripto Sedang Dipertaruhkan?

Di satu sisi, pengaruh besar kripto dalam politik AS menunjukkan bahwa sektor ini tidak bisa lagi dianggap remeh. Dengan Trump yang semakin pro-kripto, kita bisa melihat kebijakan-kebijakan yang lebih akomodatif terhadap industri ini, termasuk pencabutan aturan ketat yang selama ini mengekang inovasi.

Namun, di sisi lain, kurangnya pengawasan terhadap aliran dana politik dan konflik kepentingan bisa menjadi bom waktu. Jika sektor ini gagal membangun kepercayaan publik dan menjaga transparansi, maka ancaman dari regulator bisa kembali dengan kekuatan yang lebih besar di masa depan.

* Industri kripto semakin aktif dalam politik, dengan dana jutaan dolar mengalir ke kampanye Trump.
* SEC mulai melepas tekanan regulasi terhadap perusahaan besar seperti Coinbase dan Gemini.
* Belanja politik yang tidak transparan bisa memicu reaksi negatif dari regulator dan publik.
* Tren promosi memecoin dan token berisiko oleh tokoh politik semakin meresahkan.

Apakah ini awal dari era baru kripto yang lebih bebas, atau justru awal dari krisis kepercayaan besar-besaran? Kita akan melihat bagaimana perjalanan ini berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

Politik Kripto Memanas! Donasi Besar & Konflik Kepentingan Trump Disorot
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan