Jun 29, 2025

Oklahoma Dorong RUU Cadangan Bitcoin Strategis, Adopsi Kripto Meluas di AS

Default Featured Image

Negara bagian Oklahoma sedang mempertimbangkan langkah besar dalam dunia aset digital dengan diperkenalkannya RUU Cadangan Bitcoin Strategis (Strategic Bitcoin Reserve Act) ke Dewan Perwakilan Rakyat negara bagian pada 15 Januari 2025.

RUU yang diajukan oleh Rep. Cody Maynard ini akan memungkinkan dana pensiun dan rekening tabungan negara untuk mengalokasikan sebagian asetnya ke dalam Bitcoin (BTC) sebagai langkah perlindungan terhadap inflasi.

Maynard menegaskan bahwa Bitcoin adalah bentuk uang yang tidak dapat dimanipulasi oleh pemerintah dan berfungsi sebagai penyimpan nilai utama bagi mereka yang percaya pada prinsip kebebasan finansial.

### Bitcoin Sebagai Aset Cadangan Kian Menguat

Oklahoma bukan satu-satunya negara bagian yang melihat potensi Bitcoin sebagai aset strategis. Beberapa negara bagian lain seperti Pennsylvania, Texas, North Dakota, dan New Hampshire juga telah memperkenalkan proposal serupa dalam beberapa bulan terakhir.

Pennsylvania

Pada November 2024, legislator mengusulkan agar Departemen Keuangan negara dapat mengalokasikan hingga 10% dari total asetnya ke Bitcoin, dengan tujuan melindungi daya beli negara dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Texas

Proposal yang diajukan pada Desember 2024 mewajibkan penyimpanan cadangan Bitcoin selama lima tahun di bawah pengelolaan kantor keuangan negara bagian.

North Dakota & New Hampshire

Kedua negara bagian ini mengajukan proposal pada Januari 2025, dengan New Hampshire memperluas cakupan undang-undangnya untuk mencakup “aset digital” selain Bitcoin, memberikan fleksibilitas dalam alokasi aset negara.

### Adopsi Bitcoin oleh Pemerintah Terus Berkembang

Upaya negara-negara bagian di AS ini mencerminkan tren global di mana pemerintah semakin mempertimbangkan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Raksasa investasi seperti BlackRock dan Fidelity telah lama memasukkan Bitcoin dalam portofolio mereka untuk melindungi aset dari risiko makroekonomi, dan kini pemerintah negara bagian mulai mengikuti jejak mereka.

Dennis Porter, CEO Satoshi Action Fund, menyatakan bahwa dukungan terhadap RUU seperti ini terus meningkat, dengan 11 co-sponsor yang telah bergabung dalam pengajuan proposal di North Dakota.

### Masa Depan Bitcoin dalam Kebijakan Keuangan Negara

Jika RUU ini disetujui, Oklahoma dapat menjadi pelopor dalam mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan keuangan negara, memberikan contoh bagi negara bagian lain untuk mengikuti jejak mereka.

Langkah ini juga bisa menjadi langkah strategis di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan perubahan kebijakan moneter di tingkat federal. Dengan pemilu presiden yang akan datang, kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru dapat mempercepat proses adopsi ini.

Oklahoma Dorong RUU Cadangan Bitcoin Strategis, Adopsi Kripto Meluas di AS
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan