Jun 30, 2025

Laba Coinbase Turun Tajam, tapi Volume Transaksi dan Akuisisi Deribit Dorong Optimisme Market

Default Featured Image

Coinbase Global Inc., Crypto Exchange terbesar di Amerika Serikat, mencatat lonjakan pendapatan sebesar 24% secara tahunan pada kuartal pertama 2025, mencapai $2 miliar. 

Namun, laba bersih perusahaan justru anjlok 94% menjadi hanya $66 juta, di tengah fluktuasi harga kripto yang ekstrem dan penyesuaian valuasi aset digital yang dimilikinya.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kamis (waktu setempat), Coinbase menjelaskan bahwa pelemahan laba terutama disebabkan oleh penyesuaian nilai pasar (marktomarket) atas kepemilikan kripto mereka. 

Meskipun demikian, perusahaan tetap mencatat kuartal dengan jumlah pengguna aktif bulanan tertinggi kedua dalam sejarahnya.

> “Kami sedang membangun utilitas nyata di ekosistem kami,” kata CFO Coinbase, Alesia Haas. 
>
> “Banyak pengguna kini tak sekadar berdagang, tetapi juga memanfaatkan layanan seperti staking dan stablecoin.”

Akuisisi Deribit: Langkah Strategis ke Derivatif

Salah satu manuver terbesar Coinbase tahun ini adalah akuisisi Deribit, platform derivatif Bitcoin dan Ether terbesar di dunia senilai $2.9 miliar. Kesepakatan ini menjadikan akuisisi tersebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah industri kripto.

“Ini adalah akuisisi A+ bagi COIN,” tulis Analis Cantor, Brett Knoblauch, dalam catatannya kepada investor.

Deribit mencatat volume trading nyaris dua kali lipat pada 2024, mencapai hampir $1.2 triliun, menjadikan derivatif market sebagai area pertumbuhan strategis baru bagi Coinbase di tengah dinamika industri yang cepat berubah.

Terobosan Baru: Pembayaran

 Stablecoin untuk Bisnis

CEO Coinbase, Brian Armstrong, juga mengumumkan peluncuran program percontohan yang memungkinkan bisnis melakukan pembayaran dan distribusi dana menggunakan stablecoin, dimulai pada kuartal kedua ini.

Namun, langkah ini bertepatan dengan blokade legislasi stablecoin oleh Senat AS, yang menunda kerangka hukum yang dinanti-nantikan. Kekhawatiran atas keterlibatan Presiden Trump dalam industri kripto disebut sebagai salah satu alasan utama stagnasi legislasi tersebut.

### Outlook dan Pendapatan Langganan

Coinbase memproyeksikan pendapatan langganan dan layanan di kuartal kedua akan berada di kisaran $600 juta–$680 juta, dengan pendapatan dari stablecoin diperkirakan naik meskipun insentif blockchain menurun akibat turunnya harga aset.

Dari sisi stablecoin, Coinbase menerima bagian pendapatan dari USDC milik Circle, yang meningkat 32% secara kuartalan menjadi $298 juta. Namun pertumbuhan ini sebagian teredam oleh penurunan suku bunga rata-rata.

Sentimen

 Market Mulai Pulih

Meski kinerja saham Coinbase turun 17% sejak awal tahun, sebagian Analis tetap optimistis. 

Menurut Owen Lau dari Oppenheimer & Co., Crypto Market menunjukkan tanda pemulihan pada akhir April setelah sempat tertekan oleh isu tarif global.

> “Awal April masih lemah, tetapi dua minggu terakhir mulai pulih,” ujarnya.

Dengan akuisisi strategis dan ekspansi produk yang agresif, Coinbase tampaknya ingin membuktikan bahwa mereka tak hanya bergantung pada sentimen investor, tapi juga membangun fondasi bisnis jangka panjang yang lebih beragam.

Laba Coinbase Turun Tajam, tapi Volume Transaksi dan Akuisisi Deribit Dorong Optimisme Market
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan