Jun 30, 2025

Cetus Siap Ganti Rugi Korban Peretasan, Tunggu Persetujuan Voting Komunitas Sui

Default Featured Image

Protokol decentralized exchange (DEX) berbasis Sui, Cetus, mengumumkan pada 27 Mei bahwa mereka siap mengganti semua kerugian pengguna yang terdampak peretasan 22 Mei, asalkan komunitas pemilik token Sui menyetujui pengembalian dana yang saat ini dibekukan lewat voting on-chain yang akan datang.

Dalam unggahan media sosial pada 27 Mei, Cetus menyatakan bahwa cadangan kas dan token yang mereka miliki, ditambah pinjaman yang diamankan dari Sui Foundation, cukup untuk menutup aset senilai $61 juta yang telah dijembatani oleh pelaku ke jaringan Ethereum.

Dana yang Dibekukan Masih Butuh Keputusan Komunitas

Sementara itu, menurut pernyataan terpisah dari Sui pada hari yang sama, pinjaman tersebut hanya berlaku untuk dana yang telah dijembatani keluar dari jaringan Sui, dan tidak mencakup $162 juta sisanya yang saat ini telah dibekukan oleh para validator di jaringan Sui.

Keputusan untuk membuka kembali akses ke token-token yang dibekukan akan ditentukan melalui voting komunitas yang akan segera diselenggarakan. Cetus meminta “dukungan penuh” dari komunitas agar dapat mengembalikan seluruh dana pengguna yang terdampak. Terlepas dari hasil voting tersebut, Cetus berjanji akan tetap merilis rencana pembayaran ganti rugi secara bertahap.

Eksploitasi terhadap Cetus ini tercatat sebagai peretasan terbesar kesembilan dalam industri kripto, berdasarkan data dari papan peringkat Rekt News.

Peluang Pemulihan Penuh, Asalkan Voting Disetujui

Sui Foundation mengonfirmasi kesepakatan tersebut dalam unggahan terpisah, menyebut pinjaman itu sebagai “langkah luar biasa” demi memulihkan saldo pengguna yang tidak bisa ditanggung hanya oleh Cetus sendiri.

Pihak yayasan juga menyebut bahwa proposal voting akan segera muncul di jaringan, dan para validator siap untuk melepas token yang dibekukan jika proposal tersebut disetujui oleh pemegang token.

Eksekutif yayasan menyatakan bahwa dana pinjaman saat ini berada dalam escrow, dan bisa segera digunakan begitu proses voting komunitas berbasis smart contract selesai.

Kronologi Eksploitasi dan Upaya Pemulihan

Cetus menghentikan seluruh kontrak pada 22 Mei setelah seorang peretas memanfaatkan celah dalam logika penentuan harga protokol tersebut. Berdasarkan data on-chain, pelanggaran ini menyebabkan kerugian sebesar $223 juta, dengan $61 juta dipindahkan ke Ethereum dan $162 juta berhasil dibekukan oleh validator di jaringan Sui.

Pihak Cetus sempat menghubungi pelaku melalui pesan on-chain, menawarkan bounty sebesar $6 juta sebagai imbalan jika pelaku mengembalikan dana yang telah dipindahkan ke Ethereum. Namun, hingga kini tidak ada tanggapan dari pelaku.

Cetus Siap Ganti Rugi Korban Peretasan, Tunggu Persetujuan Voting Komunitas Sui
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan