Apa Itu Cut Loss?
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, investor biasanya melakukan _cut loss_, yaitu menjual saham dalam keadaan rugi. Ini terjadi ketika saham yang mereka miliki mengalami penurunan harga secara tiba-tiba, dan dianggap tidak memiliki potensi untuk meningkat lagi.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), istilah _cut loss_ digunakan untuk menggambarkan ketika seorang investor menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga pembeliannya, sehingga investor mengalami kerugian.
Dalam situasi seperti ini, investor akan mengambil tindakan _cut loss_, yaitu menjual saham tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.
_Cut loss_ dianggap sebagai bagian dari manajemen risiko, karena memungkinkan investor untuk menghindari kerugian yang lebih dalam. Meskipun harus mengantisipasi kerugian saat investasi saham, hal ini bukanlah jaminan untuk tidak mengalami kerugian.
Jika memilih untuk melakukan _cut loss_ daripada mengikuti pergerakan harga saham, modal yang dimiliki mungkin malah habis. Oleh karena itu, _cut loss_ harus dilakukan pada saat yang tepat.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Cut Loss?
Untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk _cut loss_, pertimbangan utama adalah situasi dan strategi investasi yang dipegang investor.
Kriteria profil risiko terletak pada sejauh mana seorang investor mampu menanggung kerugian yang akan memainkan peran penting dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan _cut loss_.
Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk melakukan _cut loss_ tidak akan sama bagi setiap investor.
Berikut beberapa waktu yang tepat untuk melakukan _cut loss_, antara lain sebagai berikut.
1. Harga Aset Investasi Terus Menurun
Cut Loss dapat menjadi solusi untuk masalah ini jika harga aset investasi telah turun secara signifikan dari harga beli dan tidak ada indikasi bahwa harga akan segera naik. Namun, jika saham terus dibiarkan, investor dapat mengalami kerugian yang lebih besar.
2. Kerugian Telah Mencapai Batas
Beberapa investor menentukan waktu yang tepat untuk _cut loss_ berdasarkan persentase kerugian dan level supportnya. Batas kerugian yang mereka tentukan berbeda tergantung pada preferensi risiko masing-masing investor. Jika sudah mencapai batas tersebut kerugian, segera lakukan _cut loss_.
3. Kinerja Fundamental Perusahaan yang Mengalami Perubahan
Perubahan penting seperti penurunan pendapatan, peningkatan utang, atau masalah lainnya yang menunjukkan bahwa kinerja emiten menurun dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan _cut loss._ Jika kinerja emiten menurun, hal ini berdampak pada penurunan harga saham.
4. Koreksi Pasar
Banyak faktor dapat memengaruhi koreksi ini, seperti masalah perekonomian dalam negeri, kerusuhan, krisis, dan sebagainya. Dalam mempertimbangkan _cut loss_, investor dapat meneliti terlebih dahulu apakah koreksi tersebut terjadi terus-menerus.
Perbedaan Cut Loss dan Stop Loss
Seorang investor atau _trader_ akan melakukan _stop loss_ dan _cut loss_ untuk meminimalisir kerugian. Kedua strategi ini dilakukan dengan menjual saham atau aset investasi saat harga aset sedang jatuh di bawah harga beli.
Meskipun kedua upaya ini disebut sebagai merealisasikan kerugian, maksudnya adalah untuk meminimalkan kerugian saham yang signifikan. Pada dasarnya, kedua strategi ini digunakan oleh investor yang telah lama berada di Exchange untuk investasi dan _trading_ yang wajar.
Jika investor atau _trader_ melihat tanda-tanda aset terus turun, mereka dapat melakukan _cut loss_ secara manual. Di sisi lain, mereka dapat melakukannya secara otomatis dengan memasang _stop loss_.
Perintah untuk melakukan _cut loss_ melalui sistem aplikasi disebut _stop loss_. Setelah harga aset atau saham jatuh di titik tertentu, tanpa konfirmasi lagi dari pihak yang memasangnya, proses jual rugi akan dimulai.
Namun, eksekusi _stop loss_ baru dapat terjadi di harga yang jatuh selanjutnya.
Oleh karena itu, perbedaan antara keduanya terletak pada cara eksekusi menjual rugi dilakukan.
Sehingga investor atau _trader_ dapat memilih untuk menggunakan _order stop loss_ atau _cut loss_. Karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan serta Kekurangan Cut Loss dan Stop Loss
_Cut loss_ dan _stop loss_ umumnya digunakan agar investor dan _trader_ bisa disiplin dalam transaksi yang mereka lakukan.
Selain itu, keduanya penting untuk menghindari keterlibatan emosi dalam membuat keputusan ketika akan menjual aset.
Hal ini ditekankan karena _trader_ memiliki intensitas transaksi menjual dan membeli yang lebih banyak, sehingga psikologi dan strategi mereka secara teratur diuji.
Jika investor atau _trader_ tidak memasang _stop loss_, terdapat kemungkinan melewatkan harga aset terjun bebas. Mereka harus kecewa karena menjual dengan harga yang lebih rendah daripada yang mereka relakan.
Ini berlaku untuk investor dan _position trader_ yang tidak mengawasi aset atau saham secara teratur.
Adapun keuntungan _cut loss_ bersamaan dengan kekurangan _stop loss_. Dalam situasi harga aset yang merosot tajam, eksekusi _stop loss_ baru dimulai pada jarak yang jauh dari harga yang sudah ditentukan.
Ketika harga aset naik setelah jatuh di bawah titik tertentu, _stop loss_ juga dapat menyebabkan eksekusi yang salah. Jika saham yang dijual melalui _order_ ini kemudian naik, investor pasti merugi.
Apabila ingin memulai berinvestasi serta mengimplementasikan pemahaman mengenai _cut loss_ dan _stop loss_, sudah saatnya memilih _platform_ investasi yang menyediakan beragam aset investasi pilihan.
Seperti Nanovest yang merupakan _platform_ investasi pilihan dengan menyediakan lebih dari 2.000 saham US, 600 aset mata uang digital, dan emas digital.
Sebagai investor atau _trader_, kamu bisa mengelola portofolio dengan strategi diversifikasi agar potensi keuntungan menjadi besar.
Unduh aplikasi Nanovest sekarang juga!
0 comments