Salah satu tujuan investasi adalah untuk mempersiapkan keuangan di masa depan, khususnya bagi kamu yang melakukan investasi jangka panjang. Namun, agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif, kamu harus mempertimbangkan inflasi yang terjadi di saat kamu memanen hasil investasimu tersebut. Sebab jika tidak, maka nilai investasi tersebut tidak akan secara maksimal mampu memenuhi kebutuhanmu di masa mendatang.
Pengertian Inflasi dan Pengelompokkannya
Melansir dari situs bi.go.id, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terjadi terus menerus dalam periode waktu tertentu. Namun kenaikan harga yang hanya terjadi pada satu atau dua barang saja tidak lantas menandakan terjadinya inflasi, kecuali jika berdampak pada kenaikan harga barang lainnya. Di Indonesia, BPS (Badan Pusat Statistik) yang akan bertanggung jawab dalam pengukuran inflasi yang terjadi dengan menggunakan data IHK (Indeks Harga Konsumen) pada bulan tersebut dan menganalisa persentase perubahannya dibanding data sebelumnya.
Pengukuran IHK dikelompokkan berdasarkan COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose) yang terdiri atas 7 pengelompokkan yaitu:
- Bahan Makanan.
- Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau.
- Perumahan.
- Sandang.
- Kesehatan.
- Pendidikan dan Olahraga.
- Transportasi dan Komunikasi.
Selain itu, IHK juga dikelompokkan menggunakan pengelompokkan disagregasi inflasi, yang dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang menggambarkan sebuah pengaruh dari satu faktor yang bersifat fundamental. Disagregasi inflasi IHK dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:
- Inflasi inti: Komponen inflasi yang cenderung menetap dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi faktor fundamental. Contohnya permintaan-penawaran.
- Inflasi non-inti: Komponen inflasi yang volatilitasnya cenderung tinggi dan disebabkan selain dari faktor fundamental. Contohnya kegagalan panen akibat kondisi alam (inflasi komponen bergejolak) dan kenaikan harga bahan bakar minyak yang berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok (inflasi komponen harga yang diatur pemerintah).
Pengaruh Inflasi Terhadap Perusahaan
Inflasi pada dasarnya adalah hal yang baik karena menunjukkan adanya pertumbuhan perekonomian di sebuah negara. Sebab, jika sebuah negara tidak mengalami inflasi atau bahkan menunjukkan angka negatif menunjukkan perekonomian negara tersebut tidak berkembang. Batas inflasi yang masih dikatakan normal atau baik adalah sekitar 2-3% per tahun. Laju inflasi harus dikendalikan agar tidak terlalu tinggi karena berdampak pada berbagai sektor perekonomian, termasuk investasi.
Misalnya saja pada sebuah perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan dengan menghasilkan produk maupun menawarkan jasa pada konsumen dan kemudian mendapatkan penghasilan dari hal tersebut. Pada saat inflasi terlalu tinggi, biaya produksi dan operasional akan meningkat. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi suatu barang, tingginya inflasi akan membuat harga bahan baku naik sehingga untuk menyeimbangkannya perusahaan akan menaikkan harga produk jadi ke konsumen.
Kenaikan harga ini akan membuat masyarakat kesulitan untuk membelinya khususnya bagi kalangan menengah ke bawah dan seseorang dengan penghasilan tetap yang tidak mengikuti inflasi. Kondisi tersebut akan membuat pembelian atas produk menjadi berkurang dan secara otomatis penghasilan perusahaan akan ikut menurun. Dampaknya, perusahaan mungkin akan mengurangi biaya operasional untuk menstabilkan perusahaan, seperti melakukan PHK.
Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi
Dalam hal investasi, inflasi paling memengaruhi investasi saham, obligasi, dan reksa dana.
- Reksa Dana
Ketika inflasi tercatat terlalu tinggi, maka bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan untuk mengerem kenaikan harga yang terjadi. Dalam kondisi tersebut, harga saham dan obligasi akan turun dan secara otomatis memengaruhi investasi reksa dana yang menjadikan investasi saham dan obligasi sebagai underlying asset portofolionya.
- Obligasi
Pada investasi obligasi, pergerakan suku bunga akan sangat memengaruhi harganya. Ketika suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun dan begitu pula sebaliknya. Saat terjadi inflasi tinggi dan bank sentral menaikkan suku bunga acuan, investor yang berinvestasi pada obligasi akan merasa sedih karena harga obligasi akan menurun.
- Saham
Naiknya suku bunga acuan akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengalihkan investasinya pada investasi yang lebih rendah risiko dan pasti menguntungkan. Misalnya tabungan berjangka dan deposito yang menawarkan suku bunga tinggi. Dampaknya permintaan saham menjadi rendah dan sesuai hukum permintaan- penawaran di mana harga saham akan turun saat permintaannya rendah. Harga saham tersebut dapat turun hingga mencapai titik terendah yang dibutuhkan untuk mengimbangi inflasi.
Dalam masa inflasi tinggi seperti ini, investor diminta untuk sangat waspada dalam menentukan investasinya. Untuk investor yang ingin menggunakan strategi buy on weakness dapat memilih berinvestasi pada perusahaan di sektor consumer goods yang relatif tidak banyak terpengaruh oleh interest rate. Selain itu, pilihlah saham bluechip yang cenderung lebih stabil dalam menghadapi situasi inflasi tinggi.
Meskipun begitu, kamu tetap disarankan untuk tetap berhati-hati dan jangan terlalu agresif dalam melakukan strategi ini, karena dikhawatirkan IHSG masih terus melemah beberapa waktu ke depan. Selain itu, sebaiknya tetap lakukan diversifikasi portofolio untuk membagi risiko investasi yang mungkin terjadi.
Nah, sudah tahu kan bagaimana inflasi dapat memengaruhi investasi? Meskipun pengaruhnya cukup besar terutama pada beberapa jenis instrumen investasi, kamu tidak perlu khawatir jika memang sedang berencana berinvestasi. Sebab, asalkan kamu waspada dalam menentukan jenis investasi yang dipilih, kamu bisa memperkecil risiko kerugian yang mungkin muncul.
Jika kamu berminat untuk melakukan investasi, kamu bisa menggunakan aplikasi NANOVEST yang bisa diunduh di Play Store dan AppStore. Cara berinvestasi di aplikasi ini sangat mudah karena kamu hanya perlu melakukan registrasi dan selanjutnya kamu bisa memilih jenis investasi yang diinginkan. Jika ada yang kurang kamu pahami, kamu juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu melalui layanan pelanggan yang tersedia. Jadi kamu tidak akan merasa kebingungan saat berinvestasi. Selamat berinvestasi dan semoga berhasil!
Referensi:
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx
0 comments