Nov 30, 2022

Mendekati Resesi 2023, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Banyak ahli ekonomi memprediksi adanya resesi ekonomi secara global pada tahun 2023 mendatang. Hal tersebut didasarkan pada kondisi perekonomian secara global beberapa waktu belakangan ini, baik negara maju maupun berkembang. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, seberapa besar pengaruhnya terhadap investasi? Dan apakah yang harus dilakukan investor untuk mempersiapkannya?

Fase dalam Siklus Bisnis

Untuk dapat memahami bagaimana pengaruh resesi terhadap investasi, sebelumnya kamu sebaiknya memahami terlebih dahulu 4 fase dalam siklus bisnis. Berdasarkan situs investopedia, berikut ini adalah 4 fase tersebut:

  • Peak

Pada fase ini ekonomi sedang berada pada puncak kesuksesannya di mana GDP juga berkembang dengan baik, pendapatan meningkat, dan perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lancar. Dampaknya investor saham akan terus mendukung perusahaan dengan investasi dan perusahaan mengembalikannya dalam bentuk dividen. Meskipun terjadi kenaikan inflasi dalam tahap ini, tetapi dampaknya tidak begitu besar.

  • Recession

Kebalikan dari fase sebelumnya, pada fase ini perekonomian ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Dampaknya harga saham anjlok dan membuat para investor memilih keluar dari pasar saham untuk mencari investasi lain yang lebih aman. Hal ini akan berimbas pada keuangan perusahaan dan salah satu cara yang sering diambil untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pengurangan jumlah karyawan atau PHK. Secara otomatis, daya beli masyarakat akan menurun karena banyaknya konsumen yang kehilangan sumber pendapatannya.

  • Trough

Ini adalah fase di mana sudah mulai terjadi peralihan dari masa resesi menuju ke pemulihan. Pada fase ini pengeluaran dan juga investasi mulai mendingin secara signifikan. Penanda utama ketika mulai akan memasuki fase ini yaitu harga saham mulai kembali naik  setelah terjadinya penurunan drastis saat resesi. Mulai terjadi penyeimbangan kembali pada ekonomi akan membuat konsumen tertarik melakukan pembelian dan investor kembali melakukan investasi baru.

  • Recovery and Expansion

Pada fase ini, perekonomian mulai kembali tumbuh dan konsumen melakukan pembelanjaan lebih banyak. Perusahaan merespon dengan memproduksi lebih banyak sehingga kembali membutuhkan pekerja sehingga terjadi persaingan kebutuhan tenaga kerja dan kenaikkan upah yang ditawarkan. Pada fase ini memicu inflasi yang lebih rendah dan pertumbuhan ekonomi akan terhenti serta kembali mengulang siklus ke awal. 

Persiapan Investor Menghadapi Resesi 2023

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, resesi menyebabkan kesulitan ekonomi secara umum sehingga harga saham akan menurun. Dalam kondisi ini tentu saja investor terutama yang masih pemula akan merasa khawatir, harus menginvestasikan dananya ke mana agar tetap aman?

Untuk menghadapinya tentu saja kamu harus memiliki strategi dan juga analisa yang tepat agar tetap bisa meraih keuntungan. Dua strategi yang bisa kamu terapkan adalah:

  • Memanfaatkan harga saham yang rendah

Pada saat resesi, harga saham pada hampir setiap bidang industri mengalami penurunan. Kamu bisa memanfaatkannya untuk memiliki saham yang diinginkan dengan harga lebih murah. Bahkan banyak investor yang memanfaatkan situasi ini untuk membeli saham blue chip dengan harga terjangkau.

  • Menahan saham yang dimiliki

Jika sebelumnya kamu telah memiliki saham perusahaan tertentu, maka hindari melakukan panic selling hanya karena melihat harganya yang turun. Ingatlah siklus bisnis yang telah disebutkan di atas, bahwa setelah mengalami penurunan maka ekonomi akan kembali naik. Jadi tidak ada salahnya kamu mempertahankan saham yang telah dimiliki. Namun, hanya pertahankan saham yang kamu prediksi dapat bertahan menghadapi resesi. Untuk memprediksinya, kamu bisa menganalisa data masa lalu serta data saat ini yang dimiliki oleh perusahaan.

  • Diversifikasi portofolio

Melakukan diversifikasi portofolio bahkan lebih penting lagi untuk kamu yang ingin berinvestasi pada masa resesi seperti ini. Sebab dengan melakukannya, kamu bisa membagi risiko investasi ke beberapa bagian. Jika salah satu investasi yang dilakukan gagal, setidaknya kamu masih memiliki kemungkinan menutupinya dari investasi pada saham lainnya.

Ada beberapa bidang perusahaan yang diprediksi dapat bertahan bahkan tidak terlalu terpengaruh dengan resesi ekonomi, di antaranya:

  • Healthcare

Dalam kondisi apapun, layanan kesehatan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi dalam kondisi resesi ekonomi di mana terdapat tekanan yang lebih tinggi sehingga kemungkinan terjadinya masalah kesehatan semakin besar. Karena itulah, layanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek, perusahaan yang memproduksi obat, tetap dapat bertahan dalam kondisi resesi sekali pun. 

  • Consumer Goods

Barang kebutuhan sehari-hari akan tetap dibutuhkan oleh masyarakat dalam kondisi ekonomi apapun. Misalnya saja peralatan manding. Tidak mungkin kan seseorang akhirnya tidak menggunakannya karena ekonomi sedang menurun? Apalagi bahan pokok seperti minyak, gula, beras, dan sebagainya. Semua orang pasti akan tetap membutuhkannya setiap hari sehingga perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan consumer goods akan tetap bertahan.

  • Banking

Perusahaan perbankan akan tetap mampu bertahan menghadapi situasi resesi karena masyarakat pasti tetap membutuhkan jasanya, baik sebagai tempat menyimpan uang maupun mengajukan kredit. Namun, kamu tetap harus menganalisa data perusahaan perbankan yang dipilih karena mungkin ada beberapa perusahaan perbankan yang tetap tidak mampu bertahan. 

  • Transportation

Industri transportasi juga menjadi salah satu yang akan terus dibutuhkan, baik untuk sarana berpindah tempat orang maupun barang. Terlebih dengan tingginya tingkat aktivitas belanja online saat ini yang membuat jumlah kebutuhan jasa logistik ikut meningkat. Meskipun begitu, kamu tetap perlu waspada. Tingginya permintaan jasa membuat semakin banyak pengusaha tertarik membuka usaha di bidang ini. Namun, tidak semuanya berhasil melawan tingginya kompetisi khususnya di masa resesi ekonomi.

  • Utilities

Sama halnya dengan consumer goods, perusahaan yang menyediakan jasa utilitas seperti air, listrik, dan gas tidak akan banyak terpengaruh resesi karena kebutuhan masyarakat tetaplah tinggi. Meskipun penggunaan masyarakat mungkin akan lebih dihemat, seperti lebih sering mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, menghemat penggunaan air, dan sebagainya, tetapi dampaknya tidak begitu besar bagi perusahaan.

Agar kamu bisa mengatur investasi saat resesi dengan baik, kuncinya adalah kamu harus waspada dan detail saat menganalisa data perusahaan yang akan kamu beli sahamnya. Sebab, meskipun menurut siklus bisnis perekonomian akan kembali normal setelah masa resesi berakhir, kenyataannya tidak menutup kemungkinan resesi bisa terjadi kembali sebelum siklus kembali kr awal. Sebab, ada terlalu banyak faktor yang dapat memengaruhi perekonomian global.

Nah, untuk kamu yang berminat melakukan investasi, kamu bisa mengunduh aplikasi NANOVEST melalui  Play Store dan AppStore. Kamu hanya perlu melakukan registrasi dan siap untuk berinvestasi. Jangan lupa, pastikan kamu selalu mengisi datamu dengan lengkap dan benar ya, agar tidak terjadi masalah nantinya. Selamat berinvestasi dan semoga berhasil!

Referensi:

https://www.forbes.com/sites/qai/2022/09/15/if-there-is-a-2023-recession-coming-where-should-i-invest/?sh=3bc000383bfa

https://ca.finance.yahoo.com/news/prepare-portfolio-potential-recession-2023-161500975.html

https://www.forbes.com/advisor/investing/how-to-invest-during-a-recession/

https://www.nerdwallet.com/article/investing/what-to-invest-in-during-recession 

https://www.investopedia.com/insights/recession-what-does-it-mean-investors/#:~:text=During%20a%20recession%2C%20stock%20prices,of%20the%20stock%20market%20entirely.

Mendekati Resesi 2023, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
by Nona dari Nanovest

0 comments


Artikel lainnya