Dalam blockchain, kamu tentu sering mendengar istilah Proof of Work dan Proof of Stake. Dua istilah tersebut merujuk pada jenis dari algoritma konsensus.
Algoritma konsensus adalah hal yang perlu dipahami setiap investor atau trader aset kripto karena secara tidak langsung mempengaruhi kualitas dari aset kripto. Informasi ini bakal berguna untuk melakukan analisis terhadap potensi aset tersebut di masa depan.
Salah satu contoh kasusnya adalah ketika metode Proof of Work mendapatkan kritik dari masyarakat dunia karena tidak ramah lingkungan dan boros energi listrik. Hal ini kemudian mempengaruhi sentimen investor yang pada akhirnya mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin.
Lalu, apa itu algoritma konsensus? Untuk memahaminya lebih dalam, mari simak ulasan dalam artikel berikut ini.
Apa itu algoritma konsensus?
Algoritma konsensus adalah metode yang digunakan jaringan blockchain untuk menambah data baru di dalam jaringan tersebut. Konsensus sendiri memiliki arti kesepakatan dan algoritma konsensus merupakan kesepakatan atas pemecahan algoritma dalam blockchain. Masih bingung? Untuk memahaminya lebih dalam, mari pelajari mekanisme blockchain terlebih dahulu.
Jadi, blockchain adalah buku besar yang berisi catatan transaksi aset kripto. Satu transaksi akan disimpan di dalam block yang berkaitan dengan block lainnya sehingga membentuk sebuah jaringan blockchain.
Setiap transaksi yang tercatat di dalam block tersebut harus divalidasi terlebih dahulu oleh orang-orang di dalam jaringan. Sebagai informasi, blockchain adalah sistem yang terdesentralisasi, artinya validasi transaksi tidak dikerjakan oleh pihak ketiga seperti bank, melainkan siapa saja yang ada di dalam jaringan.
Lantas, bagaimana cara orang-orang tersebut memvalidasi transaksi? Jawabannya adalah dengan cara berlomba-lomba memecahkan algoritma rumit. Siapa yang berhasil memecahkannya pertama kali akan mendapatkan reward berupa koin. Oleh sebab itu, para validator tersebut biasa disebut penambang koin.
Mekanisme blockchain dapat berjalan dengan baik menggunakan metode algoritma konsensus, yang terdiri dari tiga jenis, yaitu PoW, PoS, dan DPoS. Lewat metode ini, sistem blockchain dinilai lebih efisien, adil, transparan, dan aman karena semua pihak memiliki suara. Risiko penyelewengan oleh pihak otoritas juga tidak akan terjadi dalam sistem ini.
Algoritma khusus juga menjadi alat untuk menemukan sumber kebenaran utama terkait validitas transaksi yang terjadi. Metode ini juga mencegah terjadinya transaksi ganda atau double spending.
Jenis-jenis algoritma konsensus
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, terdapat tiga jenis algoritma konsensus, yaitu Proof of Work (PoW), Proof of Stake (PoS), dan Delegated Proff of Stake (DPoS). Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Proof of Work (PoW)
Proof of Work adalah sistem konsensus pertama yang digunakan pada sistem blockchain. Awalnya, metode ini digunakan oleh blockchain Bitcoin, lalu blockchain generasi pertama lainnya pun ikut mengadopsi PoW.
Pada metode Proof of Work, semua orang berhak menjadi penambang. Syaratnya adalah berlomba-lomba memecahkan algoritma rumit. Untuk ikut jadi penambang, kamu harus menyiapkan modal berupa komputer dengan spek tinggi dan biaya listrik yang cukup besar.
Jika kamu berhasil memecahkan algoritma pertama kali, kamu bisa menambahkan blok transaksi baru di dalam blockchain. Kamu juga akan mendapatkan koin sebagai biaya jasa.
Namun, metode ini banyak mendapatkan kritik dari masyarakat karena dinilai terlalu boros listrik dan tidak ramah lingkungan. Akhirnya, banyak blockchain yang mulai mengadopsi konsenssu Proof of Stake.
Proof of Stake (PoS)
Berbeda dengan sistem Proof of Work, pada Proof of Stake tidak ada perlombaan dalam memecahkan algoritma unik. Pasalnya, validator akan dipilih secara acak oleh sistem.
Sebelum mendaftar sebagai salah satu dari calon validator, kamu harus menyimpan koin kripto yang kamu miliki di dalam wallet dalam jangka waktu tertentu. Semakin besar koin yang kamu simpan, maka semakin besar juga peluang kamu untuk dipilih jadi validator.
Keunggulan Proof of Stake adalah penambang tidak memerlukan komputer canggih dan bisa menggunakan komputer biasa saja. Koin yang kamu simpan akan menjadi jaminan apabila kamu melakukan kecurangan dalam memecahkan algoritma. Koin yang kamu staking bakal hangus kalau terbukti berbuat curang.
Delegated Proof of Stake (DPoS)
Delegated Proof of Stake adalah pengembangan dari Proof of Stake, di mana orang-orang dalam jaringan akan melakukan pengambilan suara (voting) untuk menentukan siapa yang akan jadi validator transaksi selanjutnya. Untuk mendapatkan suara, kamu perlu menyimpan koin ke dalam wallet seperti halnya metode PoS.
Sistem akan membatasi jumlah validator untuk setiap blok. Validator yang berhasil memecahkan algoritma akan mendapatkan reward koin yang akan dibagikan kepada orang-orang yang memilihnya.
Itulah penjelasan singkat tentang pengertian algoritma konsensus dalam blockchain. Sebelum mulai memilih berinvestasi, pastikan kamu mencari tahu terlebih dahulu seputar algoritma konsensus pada sistem mata uang yang kamu sasar dan analisis kelebihan dan kekurangannya.
Jika sudah, kamu bisa langsung mulai membelinya. Sekarang, beli aset kripto tidak lagi sulit karena kamu bisa mengunduh aplikasi Nanovest. Di sana, ada lebih dari 150 jenis aset kripto yang bisa kamu jadikan alat berinvestasi. Yuk, unduh Nanovest lewat Play Store atau App Store!
0 comments