Ketika seseorang mulai mencoba dunia investasi, biasanya muncul banyak pilihan aplikasi yang bisa digunakan. Di Indonesia, dua nama yang cukup sering terdengar adalah Gotrade dan Reku. Keduanya memberikan opsi untuk memulai investasi dengan nilai awal yang rendah, tetapi layanan yang ditawarkan sebenarnya cukup terbatas karena fokusnya hanya pada satu jenis aset. Gotrade hanya menyediakan akses ke saham Amerika, sementara Reku hanya berfokus pada aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.
Untuk pemula, perbedaan fokus aset ini bisa bikin bingung. Mana yang lebih cocok dipakai? Mana yang risikonya lebih tinggi? Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing? Dan kalau keduanya hanya menyediakan satu jenis aset saja, apakah ada alternatif yang lebih lengkap dan lebih fleksibel?
Artikel ini akan mengulas perbedaan keduanya secara jelas dan sederhana, sehingga pemula dapat memahami pilihan yang tersedia dan menentukan platform yang paling sesuai dengan kebutuhan investasinya.
Kenapa Pemula Sering Bingung Memilih Platform Investasi?
Investor pemula biasanya ingin platform yang:
-
gampang dipakai,
-
modal awalnya kecil,
-
jelas legalitasnya,
-
dan bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan investasi.
Masalahnya, hampir semua platform investasi punya fokus berbeda. Ada yang khusus saham, ada yang khusus kripto, ada yang multi-aset. Karena itu, pemula perlu mengenal dulu karakter dan fitur tiap aplikasi sebelum memilih.
Gotrade dan Reku memiliki biaya dan tampilan aplikasi yang sederhana, tetapi perbedaan jenis aset yang tersedia membuat pemula perlu meninjau keduanya dengan lebih cermat.
Mengenal Gotrade: Fokus Saham Amerika
Gotrade adalah aplikasi investasi yang fokus sepenuhnya pada saham Amerika. Tidak seperti aplikasi investasi serbaguna yang menawarkan berbagai aset, Gotrade memilih niche yang sangat spesifik: akses ke saham dan ETF yang terdaftar di bursa AS seperti Nasdaq dan NYSE.
Aset yang Tersedia di Gotrade
Gotrade menyediakan pilihan aset yang cukup terbatas karena memang fokus pada pasar AS:
-
Saham Amerika (contoh: Apple, Tesla, Microsoft, Nvidia, Meta)
-
ETF Amerika (contoh: S&P 500 ETF, Nasdaq 100 ETF)
Tidak ada aset lain seperti kripto, emas, obligasi, atau produk keuangan non-AS.
Modal Awal di Gotrade
Gotrade memungkinkan pengguna membeli fractional shares atau saham pecahan, sehingga modal awalnya relatif kecil dibanding membeli satu lembar saham penuh. Biasanya, kamu bisa mulai investasi dengan sekitar $1–$2 (setara Rp15.000–Rp30.000) tergantung harga saham yang dipilih. Namun, untuk saham mahal seperti Apple atau Tesla, membeli satu lembar penuh bisa mencapai jutaan rupiah, sehingga fractional shares menjadi solusi bagi pemula.
Kelebihan Gotrade
Meskipun hanya menyediakan saham dan ETF Amerika, Gotrade tetap punya beberapa hal yang bisa dianggap sebagai nilai tambah bagi pengguna yang ingin mencoba pasar AS. Beberapa poin di bawah ini menjelaskan kelebihan yang biasanya dirasakan pengguna
1. Fokus pada Saham Amerika
Gotrade memang dibuat khusus untuk akses saham dan ETF Amerika, sehingga aplikasinya terasa sederhana dan tidak membingungkan dengan banyak jenis aset.
2. Tersedia Banyak Saham & ETF AS
Kamu bisa menemukan perusahaan besar seperti Apple, Tesla, Microsoft, Amazon, hingga ETF populer seperti S&P 500 atau Nasdaq 100.
3. Bisa Beli Saham Pecahan (Fractional Shares)
Pengguna dapat membeli sebagian kecil dari sebuah saham, sehingga tidak perlu membeli satu lembar penuh yang harganya tinggi.
Kekurangan Gotrade
Di sisi lain, Gotrade juga memiliki beberapa batasan yang perlu dipertimbangkan, terutama bagi pengguna yang ingin fleksibilitas lebih atau ingin mengakses berbagai jenis aset. Beberapa kekurangan berikut bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum memilih menggunakan platform ini.
1. Pilihan Aset Sangat Terbatas
Gotrade hanya menyediakan saham dan ETF Amerika saja. Tidak ada opsi lain seperti crypto, emas digital, saham Asia, atau instrumen diversifikasi lainnya.
2. Tidak Ada Fitur Analisis yang Mendalam
Grafik masih sederhana, indikator teknikal minim, dan tidak ada laporan fundamental lengkap. Untuk investor yang ingin analisis lebih detail, fitur ini terasa kurang.
3. Informasi Pajak & Dokumen AS Terbatas
Dokumen dan informasi pajak terkait regulasi Amerika di Gotrade masih terbatas, sehingga pelaporannya bisa sedikit menyulitkan sebagian pengguna.
4. Deposit dan Withdraw Tergantung Kurs & Proses Internal
Karena transaksi lintas negara, pengguna terkadang merasakan proses yang tidak secepat platform berbasis rupiah penuh. Kurs juga bisa berbeda dari rate bank/market.
5. Tidak Ada Community Features atau Edukasi yang Kuat
Materi edukasi masih dangkal dan tidak membantu banyak untuk pemula yang ingin belajar lebih dalam soal pasar AS.
6. Tidak Ada Fitur Investasi Lain di Satu Aplikasi
Jika ingin kombinasi saham AS + crypto + emas + saham lokal, pengguna harus pindah aplikasi lain. Pilihan aset di Gotrade cukup fokus pada pasar AS. Kalau ingin berinvestasi di crypto, emas, atau aset lainnya, pengguna harus mencari platform lain.
7. Regulasi tidak berada langsung di bawah OJK atau Bappebti
Gotrade tidak berada di bawah pengawasan langsung OJK atau Bappebti karena seluruh transaksi saham di aplikasinya diproses melalui broker Amerika yang mengikuti aturan pasar modal AS. Dengan kata lain, mekanisme perlindungan investornya mengacu pada regulasi luar negeri, bukan sistem pengawasan di Indonesia.
Risiko yang Perlu Diperhatikan di Gotrade
Walaupun memberikan akses mudah ke saham Amerika, Gotrade tetap memiliki beberapa risiko yang penting untuk dipahami sebelum mulai berinvestasi.
-
Risiko mengikuti regulasi pasar Amerika
Semua transaksi mengacu pada aturan pasar modal AS, sehingga perubahan kebijakan di sana bisa berdampak ke pengguna Indonesia. -
Perlindungan investor tidak menggunakan standar Indonesia
Karena tidak berada di bawah pengawasan langsung regulator lokal, mekanisme perlindungan dan penyelesaian masalah berbeda dari aplikasi investasi lain di Indonesia. -
Fluktuasi saham global yang cukup tajam
Saham AS bisa bergerak cepat akibat berita ekonomi, suku bunga, atau laporan keuangan. -
Ketergantungan pada eksekusi broker luar negeri
Gangguan teknis dari broker AS bisa memengaruhi kecepatan atau ketersediaan transaksi. -
Pengaruh nilai tukar USD–IDR
Nilai portofolio sangat bergantung pada kurs dolar yang bisa berubah setiap hari.
Mengenal Reku: Exchange Kripto Lokal
Reku berfokus pada perdagangan aset digital, dan ruang lingkup utama yang disediakannya memang terbatas pada aset kripto. Seluruh produk yang ada di platform ini berupa mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan beberapa altcoin lain yang tersedia dalam daftar listing mereka.
Aset yang Tersedia di Reku
Ruang lingkup aset di Reku terbatas pada instrumen kripto. Platform ini menyediakan beberapa kategori aset digital yang umum diperdagangkan, seperti:
-
Bitcoin (BTC) – aset kripto dengan kapitalisasi terbesar dan dianggap sebagai aset dasar dalam ekosistem kripto.
-
Ethereum (ETH) – platform blockchain yang digunakan untuk smart contract dan berbagai aplikasi terdesentralisasi.
-
Sejumlah altcoin lainnya – Reku mencantumkan berbagai aset kripto tambahan yang telah melalui proses evaluasi internal dan masuk ke daftar listing platform.
Jumlah aset yang tersedia bisa bertambah atau berkurang mengikuti kebijakan listing internal Reku, sehingga pengguna hanya dapat memperdagangkan token yang sudah disetujui dan tersedia dalam platform tersebut.
Modal Awal di Reku
Reku adalah platform exchange kripto, sehingga modal awal tergantung pada harga aset kripto yang ingin dibeli. Untuk sebagian besar koin besar seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, atau BNB, pengguna bisa mulai dengan nominal kecil karena platform mendukung pembelian pecahan (fractional).
Secara umum, modal awal di Reku biasanya mulai dari Rp15.000–Rp20.000, tergantung aset yang dibeli dan nilai tukar saat transaksi. Ini memungkinkan pemula mencoba investasi kripto tanpa harus menyiapkan dana besar.
Kelebihan Reku
Reku mungkin bukan platform yang menawarkan fitur lengkap atau pilihan aset yang luas, tetapi ada beberapa elemen dasar yang tetap bekerja cukup baik untuk kebutuhan transaksi kripto sehari-hari. Berikut hal-hal yang biasanya disebut sebagai nilai tambah, meski skalanya terbatas.
1. Banyak pilihan aset kripto
Cocok untuk pengguna yang ingin eksplorasi berbagai token.
2. Likuiditas wajar untuk koin besar
Aset utama seperti Bitcoin atau Ethereum biasanya memiliki aktivitas transaksi cukup stabil, sehingga order dapat diproses sesuai kondisi pasar.
3. Perdagangan berlangsung 24 jam
Karena asetnya seluruhnya kripto, proses jual-beli mengikuti jam pasar global yang tidak pernah tutup.
4. Struktur biaya yang jelas
Biaya sudah ditampilkan di area transaksi, jadi pengguna bisa mengecek potongannya sebelum membeli atau menjual.
Kekurangan Reku
Meskipun Reku bisa dipakai untuk transaksi kripto dasar, platform ini menyisakan beberapa kekurangan yang cukup mengganggu, terutama bagi pengguna yang menginginkan pengalaman yang lebih fleksibel. Berikut beberapa hal yang sering dianggap menjadi kelemahannya.
1. Fitur trading terlalu terbatas
Reku tidak menyediakan banyak alat analisis atau mode trading seperti OCO, trailing stop, atau advanced charting, sehingga kurang cocok untuk trader yang ingin strategi lebih kompleks.
2. Pilihan aset kripto tidak terlalu banyak
Jika dibandingkan dengan beberapa kompetitor lokal atau global, jumlah koin di Reku relatif sedikit, sehingga investor yang ingin eksplorasi altcoin berpotensi kecewa.
3. Edukasi dan konten informatif belum terlalu kuat
Bagi pemula yang ingin belajar kripto, materi edukasi Reku masih terasa minim dibandingkan platform lain yang menyediakan akademi lengkap.
4. Tidak ada fitur social trading
Pengguna yang ingin mengikuti strategi trader lain atau melihat portofolio publik tidak menemukan fitur ini di Reku.
5. Biaya trading tidak termasuk yang paling murah
Meskipun bukan yang termahal, fee Reku masih kurang kompetitif dibanding beberapa platform lokal maupun global.
Risiko yang Perlu Diperhatikan di Reku
Karena Reku berfokus penuh pada aset digital, ada beberapa risiko khas dunia kripto yang perlu diperhatikan oleh pengguna.
-
Pergerakan harga yang sangat cepat
Nilai kripto bisa naik atau turun dalam waktu singkat, sehingga risikonya lebih tinggi dibandingkan instrumen lain. -
Risiko teknologi blockchain
Bug, serangan jaringan, atau kegagalan sistem bisa berdampak pada nilai atau keamanan aset. -
Likuiditas token tidak merata
Beberapa altcoin memiliki volume rendah, sehingga sulit dijual saat pasar sedang sepi. -
Pilihan aset terbatas pada kripto saja
Tidak ada opsi lain seperti saham, emas, atau aset portofolio lain sehingga pengguna tidak bisa diversifikasi lintas instrumen. -
Risiko proyek kripto yang tidak berkelanjutan
Meski sudah dikurasi, tetap ada kemungkinan token mengalami penurunan drastis atau ditinggalkan pengembangnya.
Alternatif Gotrade dan Reku: Investasi Lengkap di Nanovest
Jika Gotrade hanya menyediakan saham Amerika, dan Reku hanya fokus pada aset kripto, Nanovest hadir sebagai solusi multi-aset dalam satu aplikasi. Dengan Nanovest, pengguna bisa mengakses saham Amerika, aset kripto, dan emas digital tanpa harus berpindah-pindah platform. Pendekatan ini sangat membantu pemula yang ingin mencoba berbagai instrumen investasi secara bertahap dan praktis.
Modal Awal & Biaya Transaksi
-
Modal awal mulai dari Rp5.000 untuk semua aset
-
Biaya transaksi 0%, transparan tanpa biaya tersembunyi
Dari sisi regulasi, Nanovest sudah diawasi oleh OJK, Bappebti, Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia dan Bagian dari Asosiasi Blockchain Indonesia, sementara transaksi saham Amerika disalurkan melalui broker asing yang teregulasi. Dengan begitu, seluruh proses investasi berada dalam ekosistem yang aman dan terkontrol.
Dengan kombinasi ini, Nanovest menjadi alternatif yang lebih fleksibel dibanding Gotrade dan Reku, terutama bagi investor pemula yang ingin belajar dan membangun portofolio multi-aset secara sederhana.
Mana yang Lebih Cocok Untuk Investor Pemula?
Memilih platform investasi pertama bisa membingungkan, terutama bagi pemula. Setiap aplikasi memiliki fokus dan risiko berbeda, sehingga penting memahami karakteristiknya sebelum memutuskan. Pada bagian ini, kita akan membahas mana yang lebih cocok untuk investor pemula dengan membandingkan Gotrade, Reku, dan Nanovest, sehingga kamu bisa menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
Keduanya sama-sama bagus, tapi fokusnya berbeda:
-
Gotrade cocok untuk pemula yang mau belajar saham Amerika.
-
Reku cocok untuk pemula yang mau belajar crypto.
-
Keduanya kurang cocok bagi pemula yang ingin portofolio seimbang, karena masing-masing hanya fokus satu jenis aset.
Di sisi lain, jika kamu pemula yang ingin belajar banyak jenis aset dalam satu aplikasi dengan modal kecil dan regulasi lokal, maka Nanovest bisa menjadi alternatif paling lengkap.
Dowload Nanovest Sekarang Juga!



