Jun 30, 2025

VeriSign Jadi Pilihan Buffett Tahun 2025? Ini Alasan Di Balik Investasi $2,7 Miliar

Default Featured Image

Ketika pasar saham Amerika Serikat memanjakan investor dengan euforia teknologi baru seperti AI dan chip semikonduktor, Warren Buffett justru bergerak ke arah yang tak biasa—dan itu membuat Wall Street kembali menoleh.

Lewat Berkshire Hathaway, perusahaan investasi legendaris yang ia kelola, Buffett diam-diam menambah kepemilikan sahamnya di VeriSign Inc. (NASDAQ: VRSN), perusahaan pengelola domain internet yang mengontrol sebagian besar dunia maya melalui domain .com dan .net.

Dengan tambahan 76.487 lembar saham minggu lalu senilai $15,6 juta, total kepemilikan Berkshire kini mencapai 13,2 juta saham, atau sekitar $2,7 miliar pada harga pasar saat ini.

Jika dibandingkan dengan sensasi pasar seperti Nvidia atau Microsoft, VeriSign tampak seperti anak tiri yang tak dilirik. Namun bagi Buffett, justru di situlah letak intan tersembunyi yang belum digali pasar.

Saham VRSN bahkan nyaris tidak bergerak selama dua tahun terakhir sementara S&P 500 naik 50%. Tapi jangan salah. Di balik performa harga yang stagnan, ada monster margin yang sedang mengintai.

Benteng Digital Berkekuatan Tinggi

VeriSign adalah penyedia infrastruktur domain internet yang memiliki otoritas atas pendaftaran nama domain .com dan .net dua nama domain paling dominan di dunia. Peran ini ibarat menjadi pemilik tanah di dunia digital.

Selama ada internet, selama itu pula orang akan membayar sewa untuk memakai nama domain mereka.

Dan ini bukan bisnis biasa. VeriSign memiliki gross margin 88%, operating margin 71%, dan net income margin 52%. Angka-angka ini menempatkan perusahaan dalam 15 besar perusahaan paling efisien di indeks S&P 500.

Yang lebih menarik? Semua margin ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Ini adalah mesin uang yang tidak memerlukan banyak tenaga, dan seperti biasa, Buffett mencintai efisiensi.

Mengapa Ini Penting Sekarang?

Keputusan Buffett ini bukan sekadar berita portofolio. Ini adalah sinyal kuat tentang bagaimana investor legendaris melihat masa depan. Di tengah hiruk-pikuk AI dan pertarungan infrastruktur cloud, Buffett justru menanamkan uangnya pada sesuatu yang lebih dasar namun tak tergantikan: identitas digital.

Domain bukan hanya nama situs; mereka adalah alamat bisnis, media, hingga identitas pribadi di dunia digital. Dan dengan ledakan adopsi digital global, permintaan atas domain kian meningkat.

VeriSign, dengan monopoli virtualnya atas .com dan .net, berada di pusat pertumbuhan itu.

Selain itu, regulasi internet yang makin ketat di berbagai negara membuat peran perusahaan seperti VeriSign semakin strategis, karena kepercayaan terhadap stabilitas dan keandalan sistem domain menjadi kunci.

Buffett tampaknya tidak sekadar membeli perusahaan; dia sedang memesan kursi utama dalam masa depan infrastruktur digital dunia.

Apakah VeriSign Akan Menjadi “Dark Horse” 2025?

Dengan valuasi yang relatif moderat dan pendapatan konsisten, VeriSign bisa menjadi salah satu saham kejutan yang meledak di tahun 2025. Apalagi jika pasar mulai menyadari betapa pentingnya lapisan dasar internet ini dibandingkan sekadar hype jangka pendek.

Sejarah mencatat, setiap kali Buffett mengambil posisi besar seperti Apple di awal 2016 atau Coca-Cola di dekade 80-an pasar biasanya tertinggal beberapa langkah sebelum akhirnya mengejar.

Dan jika pola itu berulang, kita bisa jadi sedang melihat babak awal dari cerita besar berikutnya.

Pelajaran dari Buffett

Ada pepatah lama di Wall Street: “Follow the money, especially if it’s Warren’s.” Dan keputusan Buffett untuk mengalokasikan $2,7 miliar ke perusahaan yang nyaris tak dilirik media massa menunjukkan bahwa sering kali, keuntungan terbesar datang dari hal-hal yang paling dasar.

Di era di mana semua orang membicarakan teknologi tercanggih dan buzzword terbaru, Buffett mengingatkan kita akan satu hal sederhana: tanpa domain, tidak ada internet. Dan itu, menurutnya, adalah taruhan jangka panjang yang tak tergoyahkan.

VeriSign Jadi Pilihan Buffett Tahun 2025? Ini Alasan Di Balik Investasi $2,7 Miliar
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya