Sinyal bahaya mulai menyala dari pasar kripto. Di saat banyak investor menanti “altcoin season” yang telah lama dinanti, justru muncul peringatan keras dari analis teknikal bahwa musim altcoin bisa saja tak datang dalam waktu dekat.
Bahkan, lebih buruknya lagi, Bitcoin sang pemimpin pasar dikabarkan tengah mengarah ke potensi koreksi besar, dengan kemungkinan menyentuh level $98.200. Apakah ini alarm sebelum badai besar melanda seluruh pasar kripto?
Ancaman Koreksi Bitcoin: Dari Konsolidasi ke Kejatuhan?
Dr. Cat, seorang analis kripto aktif di platform X (sebelumnya Twitter), mengeluarkan prediksi yang membuat investor berpikir dua kali sebelum melakukan aksi beli. Menurutnya, struktur teknikal Bitcoin menunjukkan tanda-tanda koreksi serius, bahkan menyebut angka $98.200 sebagai level yang “kritis” apabila tembus, maka BTC bisa saja terus meluncur ke kisaran $70.000-an.
Analisis ini menggunakan indikator Ichimoku Cloud alat teknikal yang cukup populer di kalangan trader profesional. Dalam kerangka waktu 3-minggu dan mingguan, Bitcoin masih bertengger di atas indikator Kijun Sen, tetapi momentum mulai kehilangan tenaga.
Struktur harian dan 2-harian bahkan dikatakan telah masuk ke fase bearish, mengurangi probabilitas rebound dalam waktu dekat.
Bitcoin tak lagi digerakkan oleh spekulan. Kini, kekuatan pasar bergeser ke tangan para institusi raksasa, dan narasi siklikal pasca-halving seolah ditinggalkan. Standard Chartered, bank besar asal Inggris, kembali mempertegas target harga Bitcoin di level $200.000 pada akhir 2025, bukan berdasarkan harapan kosong, melainkan pada fondasi kokoh: arus dana institusional yang makin agresif dan katalis makroekonomi yang mulai menyatu.
Artikel ini akan membongkar secara mendalam bagaimana ETF spot, perusahaan publik, dan perubahan kebijakan global bisa membawa Bitcoin ke zona harga baru—yang sebelumnya dianggap mustahil.
ETF Spot & Strategi Perusahaan: Mesin Penggerak Baru Pasar Bitcoin
Dalam catatan analis terbarunya, Geoffrey Kendrick, Kepala Riset Kripto Global di Standard Chartered, menyatakan bahwa institusi telah mengambil alih kendali pasar. “Arus dana dari ETF dan perusahaan publik lebih menentukan dibanding narasi halving,” katanya.
Angka-angkanya mencengangkan:
245.000 BTC terserap oleh ETF dan institusi hanya dalam kuartal kedua 2025.
Di antaranya, 56.000 BTC dibeli
Harga Bitcoin diperkirakan bisa melonjak hingga mencapai $116.000 pada akhir bulan ini, dipicu oleh kombinasi dari tiga faktor makroekonomi utama yang mendukung, menurut Markus Thielen, Kepala Riset dari 10x Research. Dalam laporannya, ia menjelaskan bahwa Bitcoin kini berada di ambang breakout dari zona konsolidasinya, dan kondisi makro yang terbentuk saat ini bisa menjadi “perfect storm” bagi pergerakan harga ke atas.
Faktor pertama yang disebut Thielen adalah arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot yang sangat kuat. Meski sempat mengalami satu hari arus keluar bersih setelah 15 hari berturut-turut mengalami arus masuk, tren ini tetap menunjukkan minat institusional yang tinggi.
Sejak 1 Mei, total arus masuk ke ETF Bitcoin spot berbasis di Amerika Serikat telah mencapai hampir $10 miliar, atau sekitar 20% dari total akumulasi dana sejak peluncuran pada Januari 2024. Menurut Thielen, arus dana ini mencerminkan bahwa institusi besar mulai melihat Bitcoin sebagai aset strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, bukan sekadar aset spekulatif jangka pendek.
Faktor kedua adalah ketidakpastian yang mengelilingi arah kebijakan Federal Reserve. Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS, telah melontarkan kritik tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell dan membuka kemungkinan akan menunjuk pengga