Jun 6, 2024

Harga Bitcoin di $72K Pemicu Mencapai ATH Baru

Harga Bitcoin mencapai $72,000, hal ini akan menjadi pemicu penting untuk menembus penghalang psikologis $75,000. Dengan harga tersebut, akan terjadi gelombang likuidasi besar-besaran yang membuka jalan menuju rekor tertinggi baru sepanjang masa, menurut analisis kripto terkenal Willy Woo.

Dalam unggahan di platform media sosial X pada 5 Juni kepada 1,1 juta pengikutnya, Willy Woo mengungkapkan bahwa pencapaian harga $72,000 akan menjadi pemicu dimulainya rangkaian likuidasi. 

Harga $72,000 dianggap sebagai titik awal yang akan memicu likuidasi besar-besaran, dengan $1,5 miliar posisi short yang siap dilikuidasi hingga mencapai $75,000 dan rekor tertinggi baru.

Pada 5 Juni pukul 08:05 UTC, harga Bitcoin naik 3,15% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada $71,124. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa kripto pertama di dunia ini naik 4,8% pada grafik mingguan. Ini menunjukkan momentum positif yang signifikan dalam pasar kripto, dengan banyak investor melihat peluang besar di tengah volatilitas pasar.

Bitcoin menghadapi resistensi signifikan pada level $71,500 dan $72,000. Menurut data dari CoinGlass, jika harga Bitcoin berhasil bergerak di atas $72,000, ini akan dilikuidasi posisi short leverage senilai $800 juta di berbagai bursa. Di atas level $72,500, likuidasi akan meningkat menjadi lebih dari $1,2 miliar, menunjukkan betapa pentingnya level harga ini dalam menentukan arah pergerakan pasar selanjutnya.

Pasca-halving, Bitcoin berhasil keluar dari “zona bahaya” distribusi pasca-halving pada 6 Mei ketika harga secara konsisten di atas kisaran re-akumulasi $60,000, berdasarkan analisis dari Rekt Capital, analisis kripto terkemuka. Sejak 6 Mei, harga Bitcoin telah meningkat lebih dari 12,5%, mengkonfirmasi akhir dari fase distribusi ini dan menunjukkan penguatan pasar yang berkelanjutan.

Selain itu, Bitcoin juga berhasil mematahkan tren penurunan dua minggu pada 3 Juni, sebuah sinyal positif lain yang diidentifikasi oleh Rekt Capital. Namun, untuk memasuki fase “parabolic” dalam siklus bull, Bitcoin masih perlu mengubah resistensi $72,000 menjadi dukungan yang kuat. 

Fase parabolic ini merupakan periode dimana harga mengalami kenaikan yang sangat cepat dan signifikan, yang biasanya disertai dengan lonjakan volume perdagangan dan minat investor.

Likuidasi posisi short leverage yang besar ini berpotensi meningkatkan harga lebih lanjut, karena saat posisi short dilikuidasi, pembelian kembali secara otomatis dilakukan, menciptakan tekanan beli tambahan yang dapat mendorong harga lebih tinggi. 

Jika $1,5 miliar posisi short dilikuidasi, ini tidak hanya akan memicu lonjakan harga tetapi juga dapat menarik lebih banyak investor ke pasar, meningkatkan volume perdagangan dan volatilitas.

Berdasarkan data historis, harga Bitcoin sebelumnya mencapai puncak $73,740 pada 14 Maret, dan saat ini hanya turun 3,4% dari level tersebut. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin sangat dekat dengan potensi mencetak rekor baru sepanjang masa. Dengan berakhirnya fase distribusi pasca-halving dan terkonfirmasinya tren bullish, banyak analis yakin bahwa pasar sedang menuju periode kenaikan yang signifikan.

Dengan analisis data dan indikator teknis yang mendukung, kenaikan harga Bitcoin di atas $72,000 berpotensi besar untuk memicu likuidasi besar-besaran yang akan mengantarkan pada rekor harga baru. 

Sentimen pasar yang positif, ditambah dengan peningkatan volume perdagangan dan tekanan beli dari likuidasi posisi short, memberikan dasar yang kuat untuk optimisme dalam pasar kripto. Investor diharapkan terus memantau level kunci ini sebagai indikator utama untuk pergerakan pasar selanjutnya, sambil tetap waspada terhadap volatilitas yang inheren dalam pasar kripto.

Harga Bitcoin di $72K Pemicu Mencapai ATH Baru
by Nurina Muawanah

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan