Jun 12, 2024

Cardano Siap untuk Peningkatan Voltaire Bulan Ini

Cardano, salah satu jaringan blockchain popule, akan segera memasuki fase terakhir dari program multi year untuk menjadi ekosistem blockchain yang sepenuhnya terdesentralisasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sang co-founder Cardano, Charles Hoskinson dalam sebuah posting di platform X pada hari Senin yang menyatakan bahwa jaringan Cardano akan siap untuk peningkatan besar yang dikenal sebagai Voltaire, yang dijadwalkan terjadi bulan ini.

Node Cardano Versi 9.0

Node Cardano  versi 9.0 menandakan kesiapan jaringan mereka untuk hard fork yang akan membawa Cardano memasuki era Voltaire. Saat ini, Cardano berada dalam era Basho, yang fokus pada peningkatan skalabilitas dan interoperabilitas jaringan. 

Untuk melangkah ke fase Voltaire, perangkat lunak node validasi yang dioperasikan oleh stake pool operators (SPOs) perlu diperbarui ke versi terbaru. Setelah SPO meng-upgrade perangkat lunak node mereka ke versi terbaru, blockchain Cardano akan berkembang menjadi versi yang tidak kompatibel dengan versi sebelumnya melalui proses  hard fork

Berdasarkan roadmap proyek, setelah peralihan ini selesai, blockchain yang telah berusia tujuh tahun ini tidak lagi akan dikelola secara aktif oleh perusahaan pengembangan Cardano yaitu IOHK. 

Menurut informasi, pengelolaan penuh akan diserahkan kepada anggota komunitas. Hal ini berarti bahwa seluruh ekosistem akan sepenuhnya terdesentralisasi dan dikelola oleh komunitas, tanpa campur tangan langsung dari entitas pengembangan pusat.

Hoskinson juga menyatakan bahwa “Ini berarti Cardano siap untuk hard fork dan menunggu 70 persen SPOs untuk menginstal node baru. Setelah itu, hard fork dapat terjadi dan membawa Cardano ke Era Voltaire.”

Menurut forum tata kelola dan postingan blog, bagian pertama dari Voltaire akan melihat implementasi CIP 1694. Proposal ini akan memungkinkan pemegang token ADA untuk memberikan suara pada topik dan fitur yang akan menguntungkan Cardano

Langkah kedua akan memperkenalkan fitur-fitur baru, seperti partisipasi proxy dan penarikan perbendaharaan, yang memungkinkan pengguna untuk mengusulkan dan mendanai proyek-proyek dalam ekosistem Cardano.

Dampak pada Harga Token ADA

Meskipun Cardano akan hadir membawa inovasi baru, menurut data dari CoinGecko harga token ADA mengalami penurunan 1,6% dalam 24 jam terakhir. Namun, penurunan ini masih lebih baik dibandingkan dengan kerugian 2,2% yang dialami oleh token utama lainnya yang dilacak oleh indeks CoinDesk 20 (CD20).

Dengan peningkatan ini, Cardano yakin untuk memasuki era baru dengan tata kelola yang lebih maju dan desentralisasi penuh, membawa harapan baru bagi komunitasnya.

Cardano Siap untuk Peningkatan Voltaire Bulan Ini
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan