Jun 11, 2024

Nvidia Melampaui Apple dengan Kenaikan 25 Kali Lipat

Tahun ini, Nvidia, produsen chip asal Amerika Serikat, mencatat performa saham yang mengesankan dengan kenaikan lebih dari 25 kali lipat dibandingkan Apple. Ini terjadi menjelang pemecahan saham 10 banding 1 yang sangat dinantikan, yang akan segera diperdagangkan.

Sejak awal tahun 2024, saham Nvidia naik lebih dari 150%, sementara saham Apple hanya naik sebesar 6% year-to-date (YTD), berdasarkan data dari Nasdaq. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Nvidia berhasil mengungguli Apple dalam hal performa saham dengan sangat signifikan.

Selain itu, pada grafik bulanan, harga saham Nvidia meningkat sebesar 34%, sementara saham Apple hanya naik sedikit di atas 7%. Kenaikan harga saham Nvidia ini terutama didorong oleh permintaan yang meningkat untuk chip semikonduktor, yang sangat penting dalam pengembangan algoritma kecerdasan buatan (AI).

Nvidia juga mencatatkan kinerja yang luar biasa dalam jangka pendek. Selama lima hari terakhir, saham Nvidia naik lebih dari 10%, meskipun turun 0,25% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Senin menjelang pemecahan saham. Pada 11:40 UTC, saham Nvidia diperdagangkan pada $120,89, menurut data dari Yahoo Finance.

Pemecahan saham ini menandai Nvidia sebagai perusahaan kelima dalam kelompok “Magnificent Seven” yang melakukan pemecahan saham sejak tahun 2022, bersama dengan Apple, Tesla, Amazon, dan Alphabet. 

Pemecahan saham ini diharapkan dapat menarik minat dari investor ritel, meskipun juga dapat memperkenalkan volatilitas harga yang signifikan. Adam Coons, Chief Investment Officer dari Winthrop Capital, menjelaskan bahwa investor ritel cenderung lebih cepat dan emosional dalam keputusan jual-beli mereka, yang dapat menyebabkan volatilitas harga yang lebih tinggi.

Pada minggu pertama bulan Juni, Nvidia mencapai kapitalisasi pasar sebesar $3 triliun, didorong oleh lonjakan permintaan untuk chip semikonduktor. Pada tanggal 5 Juni, Nvidia sempat melampaui Apple sebagai perusahaan paling berharga kedua di dunia, sebelum kembali ke posisi ketiga dengan valuasi $2,97 triliun. Mencapai tonggak $3 triliun ini dianggap sebagai “peristiwa seismik” baik bagi Nvidia maupun industri kecerdasan buatan.

Gurps Rai, CEO dari droppGroup, menyatakan bahwa Nvidia akan terus tumbuh secara eksponensial dan akhirnya akan mengungguli Apple, mencerminkan era baru di mana perusahaan yang berfokus pada AI tidak hanya berpartisipasi tetapi mendominasi pasar. 

Nvidia telah menjadi pilihan utama untuk pengembangan aplikasi AI, dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti OpenAI, Google, dan Microsoft menggunakan chip Nvidia untuk pengembangan AI mereka. 

Ilan Rakhmanov, pendiri ChainGPT Foundation, menambahkan bahwa pertumbuhan saham Nvidia akan terus didorong oleh permintaan untuk aplikasi berbasis AI. Menurutnya, chip GPU Nvidia memungkinkan pemrosesan cepat dataset besar, yang sangat penting bagi perusahaan yang berfokus pada AI. Dengan adopsi AI yang berkembang pesat, saham Nvidia diperkirakan akan terus menunjukkan pertumbuhan yang eksponensial.

Dengan pemecahan saham yang akan segera berlangsung, Nvidia tidak hanya menunjukkan kepercayaan pada kinerja masa depan mereka tetapi juga menarik minat yang lebih besar dari investor ritel. Meskipun hal ini dapat membawa volatilitas harga, potensi pertumbuhan dan dominasi di pasar AI membuat Nvidia menjadi salah satu saham yang paling menarik untuk diikuti di tahun 2024.

Nvidia Melampaui Apple dengan Kenaikan 25 Kali Lipat
by Nurina Muawanah

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan