Prediksi harga Bitcoin (BTC) yang mencapai $420.000 semakin ramai diperbincangkan. Dua tokoh besar dalam industri keuangan, Ric Edelman dan beberapa analis terkemuka lainnya, telah memberikan pandangan yang mendorong para investor untuk memikirkan ulang strategi investasi mereka.
Kondisi seperti apa yang membuat prediksi ini terjadi? Berikut ini adalah penjelasannya.
Ric Edelman: Bitcoin dan Aset Global
Ric Edelman, pendiri Digital Assets Council of Financial Professionals dan Edelman Financial Services, mengemukakan prediksi mengejutkan bahwa harga Bitcoin dapat melonjak hingga $420.000.
Dalam wawancara dengan Yahoo Finance, Edelman menjelaskan bahwa prediksi ini didasarkan pada alokasi aset global yang sangat kecil terhadap Bitcoin.
Menurut perhitungannya, jika semua pemegang aset global mengalokasikan hanya 1% dari aset mereka ke Bitcoin, kapitalisasi pasar Bitcoin akan mencapai $7,4 triliun, mendorong harganya naik drastis.
Edelman juga menyoroti keunggulan ETF Bitcoin Spot, yang membuat investasi dalam Bitcoin menjadi lebih mudah dan murah dibandingkan membeli langsung melalui bursa kripto.
“ETF ini sangat murah, 20-25 basis poin lebih murah daripada membeli di Coinbase atau bursa kripto lainnya,” ujarnya. Meski demikian, Edelman tidak menutup mata terhadap volatilitas dan risiko yang melekat pada Bitcoin, seperti ketidakpastian regulasi dan potensi penipuan.
Prediksi dan Analisis Lainnya
Selain Edelman, banyak analis dan institusi keuangan besar yang juga memiliki pandangan optimis terhadap masa depan Bitcoin. Misalnya, AllianceBernstein dan JP Morgan memprediksi harga Bitcoin akan mencapai $150.000 dalam beberapa tahun mendatang.
Cathie Wood dari Ark Invest bahkan lebih optimis, memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai $1,5 juta, sementara Michael Saylor dari MicroStrategy memprediksi Bitcoin akan menyentuh angka $5 juta.
Prediksi ini bukan sekadar angka spekulatif. Dengan munculnya ETF Bitcoin Spot dan teknologi blockchain yang semakin diadopsi, seperti yang diprediksi oleh JPMorgan Chase yang menyatakan bahwa teknologi blockchain dapat menghemat biaya bank hingga $120 miliar per tahun, ada alasan kuat untuk percaya bahwa Bitcoin memiliki masa depan cerah.
Dengan prediksi harga Bitcoin yang begitu tinggi, pertanyaan utama bagi para investor adalah, yaitu apakah layak memasukkan Bitcoin dalam portofolio investasi mereka?
Berdasarkan survei industri dan analisis Franklin Templeton, lebih dari 75% penasihat keuangan independen berencana mengalokasikan rata-rata 2,5% aset mereka ke Bitcoin dalam beberapa tahun ke depan. Jika tren ini diikuti oleh institusi keuangan lainnya seperti kantor keluarga, dana pensiun, dan investor ritel, dampaknya akan signifikan.
Dalam analisisnya, Edelman menekankan bahwa harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh prinsip penawaran dan permintaan. Dengan pasokan Bitcoin yang terbatas pada 21 juta koin, permintaan yang meningkat akan mendorong harga naik.
Sebagai contoh, jika seluruh aset global mengalokasikan 1% ke Bitcoin, total aliran dana akan mencapai $7,4 triliun, yang akan menaikkan harga Bitcoin sekitar $378.000 dari harga saat ini.
Pertimbangan dan Risiko
Namun, perlu diingat bahwa investasi dalam Bitcoin tidak tanpa risiko. Volatilitas tinggi, potensi kehilangan total, dan ketidakpastian regulasi adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dengan serius
Edelman juga memperingatkan agar tidak berinvestasi karena ketakutan ketinggalan (FOMO), yang sering kali menjadi alasan buruk untuk berinvestasi.
Di sisi lain, potensi keuntungan dari investasi dalam Bitcoin juga sangat besar. Dalam simulasi yang dilakukan, sebuah portofolio 60/40 yang tumbuh 7% per tahun akan menghasilkan nilai $140 dalam lima tahun.
Namun, dengan alokasi 3% ke Bitcoin, portofolio tersebut bisa bernilai antara $136 (jika Bitcoin menjadi tidak berharga) hingga $397 (jika prediksi tertinggi tercapai).
0 comments