Mei 3, 2024

Harga Bitcoin Naik 3,8%, Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga

Harga Bitcoin Naik, Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga

Dalam sebuah pergerakan yang mengejutkan pasar kripto secara global, komentar terbaru dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (Fed), yang menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, telah memberikan dorongan signifikan bagi investor aset digital.

Khususnya, harga Bitcoin (BTC), yang telah mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa bulan terakhir, merespon positif terhadap berita ini.

Jerome Powell, dalam konferensi pers yang diselenggarakan kemarin, mengindikasikan bahwa arah kebijakan moneter selanjutnya kemungkinan akan lebih rendah, sebuah pengumuman yang telah menarik perhatian investor di seluruh spektrum aset berisiko.

Ini menandakan perubahan penting dalam ekspektasi pasar, yang sebelumnya memperkirakan kenaikan suku bunga oleh Fed sebagai respons terhadap tekanan inflasi.

Harga Bitcoin, yang sempat menyentuh titik rendah di $58,000, kini menunjukkan indikasi kuat akan pergerakan mendekati $60,000, meskipun masih berada jauh di bawah puncak tertinggi sebelumnya sekitar $73,000 yang tercapai awal tahun ini.

Komentar Powell secara tidak langsung telah memberikan dorongan kepercayaan bagi para trader dan investor yang melihat Bitcoin sebagai ‘safe haven’ terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat, terutama dolar AS.

Selain itu, dalam pertemuan terakhir Federal Open Market Committee (FOMC), Fed memutuskan untuk mempertahankan kisaran suku bunga fed fund antara 5.25-5.50%.

Meskipun ada pengakuan bahwa progress dalam pengurangan inflasi telah mandek, kebijakan ini diinterpretasikan oleh pasar sebagai tanda stabilisasi yang akan menguntungkan aset berisiko seperti Bitcoin.

Pasar kripto, yang kerap sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter karena pengaruhnya terhadap nilai tukar dolar AS, melihat kenaikan di antara tiga mata uang kripto utama: Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin.

Dengan tidak adanya tekanan dari kenaikan suku bunga, analis kini semakin bullish terhadap prospek jangka pendek dan menengah untuk Bitcoin. Sebagai aset yang dianggap sebagai tolok ukur bagi aset kripto lainnya, pergerakan harga Bitcoin sering kali menjadi indikator bagi keseluruhan sektor ini.

Menurut data terbaru, kenaikan harga Bitcoin telah mencapai 3.8% dalam 24 jam terakhir, sebuah angka yang menggambarkan respon pasar yang sangat positif terhadap berita dari Fed. Sedangkan Ethereum dan Dogecoin, mengikuti tren yang serupa, masing-masing mencatat kenaikan 2.2% dan 4%.

Investor kini bertanya-tanya, apakah rally ini akan berlanjut? Sementara beberapa faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi global dan dinamika pasar lainnya, tetap berperan, sentimen positif saat ini di pasar kripto terutama dipicu oleh kebijakan Fed yang terlihat akan mendukung eksplorasi lebih lanjut ke dalam aset digital ini sebagai bentuk penyimpanan nilai dan investasi.

Dalam jangka pendek, para investor dan pengamat pasar akan sangat menantikan lebih banyak petunjuk dari Jerome Powell dan timnya di Fed. Sementara itu, pemain di pasar kripto tampaknya akan terus memanfaatkan lingkungan suku bunga rendah ini untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan aset mereka.

Harga Bitcoin Naik 3,8%, Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan