Pasar saham Amerika Serikat menutup pekan perdagangan terakhir secara penuh di tahun 2025 dengan pergerakan yang cenderung beragam. Pada perdagangan Jumat, saham-saham Wall Street berhasil menguat, meski secara mingguan kinerja indeks utama menunjukkan hasil yang tidak seragam. Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi mencatat kenaikan tipis, sementara Dow Jones Industrial Average melemah, dan S&P 500 bergerak relatif datar.
Meski demikian, posisi ketiga indeks utama saat ini masih berada cukup dekat dengan rekor tertingginya, yakni dalam jarak kurang dari 3%. Kondisi ini membuat pelaku pasar memasuki tujuh hari perdagangan terakhir tahun ini dengan ekspektasi tinggi, terutama terkait potensi terjadinya “Santa Claus rally”, sebuah fenomena musiman di mana pasar saham kerap menguat pada akhir tahun.
Fokus investor pada pekan mendatang akan tertuju pada rilis sejumlah data ekonomi penting, terutama laporan kepercayaan konsumen dari Conference Board. Data ini menjadi krusial karena sepanjang 2025, perekonomian Amerika Serikat menunjukkan karakteristik “K-shaped economy”, di mana kelompok masyarakat berpendapatan tinggi relatif lebih stabil, sementara kelompok berpendapatan rendah menghadapi tekanan yang lebih besar.
Data terbaru menunjukkan bahwa sentimen konsumen memang mengalami sedikit perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara tahunan, tingkat optimisme masyarakat masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan kondisi sektor perumahan, di mana penjualan rumah memang mencatat kenaikan bulanan, tetapi secara keseluruhan diperkirakan menutup tahun 2025 di level terendah dalam lebih dari dua dekade.
Belanja konsumen sejauh ini masih mampu bertahan, namun sebagian besar didorong oleh rumah tangga berpenghasilan tinggi. Sebaliknya, sebagian besar masyarakat masih hidup dari gaji ke gaji, di tengah tekanan biaya hidup, ketidakpastian pekerjaan, serta meningkatnya kewajiban finansial.
Di sisi makroekonomi, rilis data inflasi terbaru memberikan sentimen positif bagi pasar. Inflasi tahunan Amerika Serikat pada November tercatat sebesar 2,7%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Perlambatan inflasi ini memperkuat keyakinan bahwa bank sentral AS memiliki ruang untuk kembali memangkas suku bunga pada tahun depan, melanjutkan kebijakan pelonggaran yang telah dilakukan sepanjang 2025.
Namun demikian, tekanan inflasi di tingkat konsumen belum sepenuhnya mereda. Harga sejumlah kebutuhan pokok masih meningkat, sehingga persepsi inflasi masyarakat tetap terasa meskipun data headline menunjukkan perbaikan.
Memasuki akhir tahun, pasar saham juga mendapat dorongan dari pergerakan positif saham-saham teknologi besar. Kombinasi data inflasi yang melandai, pasar tenaga kerja yang tidak terlalu panas, serta sikap bank sentral yang lebih akomodatif memberikan dukungan bagi pasar ekuitas.
Meski valuasi saham yang sudah tinggi masih menjadi perhatian, mayoritas analis tetap optimistis terhadap prospek pasar pada 2026. Pertumbuhan ekonomi dan kinerja laba perusahaan dinilai masih cukup solid, sehingga membuka peluang berlanjutnya sentimen positif di pasar keuangan global.





