Industri GPU tengah memasuki babak baru yang tak lagi dikendalikan oleh kecepatan clock, jumlah core, atau perang benchmark antargenerasi. Tahun 2025 menutup dirinya dengan sebuah realitas yang jauh lebih keras: memori kini menjadi komponen yang mengatur tempo seluruh ekosistem komputasi mulai dari gaming PC sampai jaringan pusat data raksasa yang membangun model AI terbaru.
Di tengah turbulensi ini, AMD dikabarkan akan menaikkan harga GPU Radeon sebesar 10% pada awal 2026. Bukan langkah yang mengejutkan, tetapi cukup “mengusik” pasar yang sudah gelisah menunggu stabilitas pasokan.
Informasi ini datang di tengah kinerja AMD yang sangat kuat pada Q3 2025, ketika CEO Lisa Su menegaskan bahwa permintaan komputasi terutama AI sedang berada pada level yang “tidak pernah terjadi sebelumnya”.
Dan benar saja: ketika AI melahap hampir semua kapasitas produksi DRAM dan HBM, pasar konsumen menjadi “korban sampingannya”.
Krisis Memori 2025: Ketika AI Menyerap Segalanya
Produsen memori global kini memprioritaskan HBM dan DDR5 RDIMMs untuk pusat data, karena margin dan permintaannya jauh di atas pasar consumer. Fabs bahkan mulai mengalihkan wafer ke lini AI-grade, membuat pasokan memori konsumen menjadi ketat.
Dampaknya:
- DRAM contract price naik hingga tiga digit pada penghujung 2025.
- GDDR6 melonjak 33%–43% untuk seluruh varian kecepatan dan densitas.
- Pipeline GDDR7 masih ketat, sehingga tekanan harga generasi saat ini tidak mereda.
Istilah “memory bull market” yang disematkan analis bukanlah hiperbola. Pasar benar-benar berada di bawah dominasi produk AI, dan konsumen gaming harus menerimanya.
Mengapa AMD Menaikkan Harga 10%?
AMD sebenarnya telah mencoba mempertahankan harga sepanjang 2025 dengan mensubsidi biaya komponen internal. Namun beban itu tidak bisa terus ditanggung.
Lihat saja angka Q3 2025:
- Pendapatan: $9.2 miliar
- Gross margin: 52% GAAP, 54% non-GAAP
- Segmen Gaming: $1.3 miliar, naik 181% YoY
Hebat, tetapi tetap tidak cukup untuk menahan kenaikan bahan baku, khususnya memori yang melaju lebih cepat dari pertumbuhan margin.
Dan karena Nvidia tidak sibuk memotong harga (mereka fokus pada pelanggan data center bernilai tinggi), AMD tidak memiliki tekanan kompetitif untuk menahan kenaikan harga. Tidak ada perang diskon.
Tidak ada promo masif. Pasar GPU konsumen kini bergerak mengikuti harga material, bukan strategi marketing.
Radeon RX 9070 XT: Contoh Konkret Dampak Pasar
Radeon RX 9070 XT sempat hadir dengan harga menarik di $599 pada Black Friday. Namun para distributor dan board partner sudah menyampaikan sinyal peringatan: “Harga street akan masuk ke low–mid $600 ketika stok baru masuk awal 2026.”
Dan itu belum termasuk margin toko serta pajak wilayah.
Dampak ke Konsumen: 2026 Tidak Akan Murah
Beberapa prediksi realistis:
- Lebih sedikit promo besar.
- Harga DDR5 akan naik bertahap setiap kali stok lama habis.
- Perbedaan antara MSRP dan harga pasar semakin tipis.
- Siklus upgrade PC akan bergeser dari “butuh GPU baru?” menjadi “berapa harga memori bulan ini?”.
Analisis untuk Investor
Investor perlu memperhatikan:
- Kecepatan penurunan harga DRAM setelah siklus AI melambat.
- Dampak jangka panjang dari prioritas AI terhadap pasar consumer.
- Respon Nvidia selama mereka memimpin dari segmen data center, harga GPU gaming cenderung naik atau stagnan.
Pasar gaming konsumen kini berada di orbit baru: harga GPU tidak lagi ditentukan oleh silikon, tetapi oleh memori.
Era Baru Hardware Gaming
Kenaikan harga GPU AMD 2026 bukan sekadar sentilan kecil; ini adalah reaksi berantai dari transformasi industri komputasi global. AI menyerap suplai memori, produsen memori memprioritaskan HBM, dan konsumen harus menyesuaikan dengan kenyataan baru.






