Setelah drama kebijakan tarif Donald Trump mengguncang pasar pada awal pekan, Wall Street tampaknya memilih strategi menunggu pada Selasa (8 Juli). Sesi perdagangan ditutup nyaris datar dengan S&P 500 hanya melemah 0,07%, dan investor seperti sedang menahan napas menanti kepastian dari arah kebijakan dagang Amerika Serikat.
Pasar tidak jatuh. Tapi juga tidak melaju. “Seolah pasar sedang menunggu untuk menghela napas,” ujar Carol Schleif, Kepala Strategi Pasar di BMO Private Wealth. Kalimat itu menggambarkan kondisi aktual Wall Street saat ini: tegang, tapi belum panik.
Ketidakpastian Tarif: Ancaman atau Negosiasi?
Presiden Trump mengumumkan bahwa tarif sebesar 50% untuk impor tembaga akan diberlakukan, dan mengisyaratkan bahwa tarif untuk semikonduktor dan farmasi juga akan menyusul.
Meski Trump mengklaim bahwa pembicaraan dagang dengan Uni Eropa dan Tiongkok “berjalan baik,” ia menambahkan bahwa surat resmi pemberitahuan tarif ke UE tinggal “beberapa hari lagi.”
Bagi investor, kabar ini menyulitkan navigasi pasar. Apakah ini hanya manuver negosiasi seperti era 2018–2019? Atau ini adalah babak baru dari perang dagang yang sesungguhnya?
“Investor memilih untuk menunggu arah yang jelas. Namun, fakta bahwa indeks tetap dekat level tertinggi sepanjang masa menunjukkan mereka masih memberi waktu dan ruang bagi kebijakan Trump,” kata Schleif.
Pergerakan Indeks: Bukan Penurunan, Tapi Penyesuaian
Pergerakan indeks utama Wall Street pada Selasa menunjukkan pola konsolidasi yang lebih menyerupai penyesuaian daripada penurunan tajam. Dow Jones Industrial Average tercatat turun sebesar 165,60 poin atau 0,37% ke level 44.240,76, sementara S&P 500 melemah 4,46 poin atau 0,07% ke posisi 6.225,52.
Di sisi lain, Nasdaq Composite justru mencatat kenaikan tipis sebesar 5,95 poin atau 0,03%, mengakhiri sesi di level 20.418,46. Pergerakan ini mencerminkan sikap pasar yang masih waspada namun belum menunjukkan sinyal pembalikan arah secara agresif.
Sektor energi mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan 2,72%, didorong oleh kenaikan harga minyak. Sebaliknya, sektor consumer staples dan utilitas turun lebih dari 1%, mencerminkan perpindahan sementara dari aset defensif.
Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, justru menguat 0,66%, menunjukkan bahwa investor mulai mengintip peluang di luar saham-saham raksasa yang sudah jenuh beli.
Aksi Saham: Dari Tesla Hingga Vaksin
Di tengah pasar yang datar, beberapa saham tetap menonjol:
- Tesla rebound 1,3% setelah mengalami penurunan harian terbesar dalam sebulan pada hari Senin.
- Moderna melonjak 8,8%, usai asosiasi medis menggugat kebijakan vaksin COVID-19 pemerintahan Kennedy Jr., menyebutnya membahayakan kesehatan publik.
- Freeport-McMoran, produsen tembaga AS, naik 2,5%, didorong prospek positif dari tarif impor logam.
- Sebaliknya, saham energi terbarukan seperti SunRun (−11,4%), Enphase Energy (−3,6%), dan SolarEdge Technologies terpukul setelah Trump mengarahkan pemangkasan insentif pajak untuk proyek solar dan angin.
The Fed dan Laporan Keuangan Q2
Investor kini menanti dua hal besar:
- Risalah rapat Federal Reserve bulan Juni yang akan dirilis Rabu ini, sebagai petunjuk apakah siklus pemangkasan suku bunga akan dimulai tahun ini.
- Musim laporan keuangan kuartal kedua, yang akan dimulai pertengahan Juli. Fokusnya ada pada daya tahan laba perusahaan di tengah gejolak kebijakan fiskal.
Goldman Sachs dan BofA Global Research telah menaikkan proyeksi akhir tahun untuk indeks S&P 500, didorong oleh meredanya ketidakpastian kebijakan, laba korporasi yang solid, dan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed mulai Oktober.
Pasar Masih Sehat, Tapi Waspada
Meskipun sesi perdagangan tampak sepi, volume saham yang berpindah tangan mencapai 17,03 miliar lembar, hanya sedikit di bawah rata-rata 20 hari sebesar 18,31 miliar. Ini menunjukkan bahwa aktivitas tetap tinggi, walau arah belum jelas.
Di Bursa Efek New York (NYSE), saham-saham yang mengalami kenaikan jumlahnya mengungguli saham yang turun dengan rasio 1,51 banding 1, menandakan dominasi sentimen positif meskipun pasar bergerak hati-hati.
Sementara itu, di Nasdaq, tercatat ada 83 saham yang mencetak level tertinggi baru, sedangkan 51 saham mencapai level terendah baru, mencerminkan dinamika yang beragam di tengah ketidakpastian arah pasar.
Nafas Tertahan di Tengah Ketidakpastian
Wall Street sedang dalam mode “menunggu kepastian.” Investor tahu bahwa Trump bisa berubah arah dalam semalam dan bahwa retorika tarif bisa menjadi alat diplomasi, bukan keputusan final.
Namun di sisi lain, risiko nyata tetap membayangi: jika tarif benar-benar diberlakukan secara agresif, bukan hanya perdagangan global yang terganggu, tapi juga rantai pasok dan laba perusahaan AS.
Ketika politik dan pasar bertabrakan, hasilnya bukan selalu kehancuran tapi bisa juga stagnasi. Wall Street saat ini sedang menimbang: apakah ini hanya drama sementara, atau babak pembuka dari tekanan struktural jangka panjang?
Wall Street tak runtuh tapi juga tak berlari. Pasar masih kuat, tapi tidak buta. Dan itu, dalam dunia yang penuh ketidakpastian, bisa jadi pertanda kesehatan atau justru kehati-hatian yang menunggu badai.
0 comments