Jun 28, 2025

OpenAI Balas Gugatan Musk dengan Soroti Advokasi Keuntungannya di Masa Lalu

Default Featured Image

OpenAI telah membalas gugatan Elon Musk baru-baru ini, dengan menekankan bahwa miliarder tersebut sebelumnya telah menganjurkan agar perusahaan tersebut beralih ke struktur nirlaba.

Musk, salah satu pendiri OpenAI, telah menuduh perusahaan AI tersebut meninggalkan akar nirlabanya, dengan mengajukan gugatan baru pada bulan Agustus setelah mencabut pengaduan sebelumnya.

# Perselisihan Tentang Tata Kelola

Dalam posting blog dan pengajuan pengadilan pada tanggal 13 Desember, OpenAI menyoroti keterlibatan awal Musk dalam membentuk strukturnya dan mencatat bahwa ia telah menyampaikan kekhawatiran tentang operasi sebagai nirlaba sebelum peluncuran organisasi tersebut pada tahun 2015.

Musk telah menyarankan dalam sebuah email saat itu bahwa perusahaan C standar dengan nirlaba paralel akan lebih efektif. OpenAI berpendapat bahwa hal ini menunjukkan dukungan awal Musk untuk fleksibilitas dalam pendekatan organisasinya.

Dokumen mengungkapkan bahwa Musk meninjau kembali masalah tersebut pada tahun 2017, mengusulkan transisi ke model nirlaba setelah kemajuan teknologi yang signifikan di OpenAI.

Dalam pertukaran pendapat, salah satu pendiri Greg Brockman mencatat bahwa Musk memandang lembaga nirlaba sebagai lembaga yang berpotensi tidak cocok untuk ambisi OpenAI, sebuah sentimen yang dilaporkan diamini oleh Brockman dan para pemimpin lainnya.

Namun, ketegangan muncul ketika Musk berupaya mengendalikan entitas nirlaba yang diusulkan. OpenAI menyatakan bahwa Musk telah menginstruksikan tim keuangannya untuk membuat perusahaan yang memberikan manfaat publik di bawah kepemimpinannya, dengan meminta kepemilikan mayoritas, dominasi dewan, dan peran CEO.

Persyaratan ini ditolak oleh pimpinan OpenAI, termasuk CEO Sam Altman, yang menyebabkan Musk keluar dari dewan pada tahun 2018.

# Transisi Lembaga Nirlaba dan Masalah Pendanaan

Pada tahun 2019, OpenAI mengumumkan struktur laba terbatas yang diatur oleh lembaga nirlabanya.

Menurut organisasi tersebut, keputusan tersebut didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan pendanaan yang substansial untuk bersaing dalam lanskap AI yang berkembang pesat. Investasi besar, termasuk dukungan signifikan dari Microsoft, mengikuti perubahan tersebut.

Tim hukum OpenAI juga mengungkapkan bahwa Musk ditawari ekuitas di entitas laba terbatas tersebut pada beberapa kesempatan tetapi menolaknya. Mereka mencatat pernyataan Musk sebelumnya pada tahun 2019 yang meminta OpenAI untuk secara eksplisit mengonfirmasi bahwa ia tidak memiliki kepentingan finansial dalam operasi nirlaba tersebut.

Musk, yang meluncurkan xAI pada tahun 2023, telah memposisikan perusahaannya sebagai pesaing OpenAI. xAI dilaporkan telah mengumpulkan dana miliaran dolar dan memperkenalkan model-model baru untuk menantang perangkat AI generatif OpenAI seperti ChatGPT.

Gugatan hukum Musk pada bulan Agustus menyatakan bahwa transisi OpenAI mengkhianati prinsip-prinsip pendiriannya, tetapi organisasi tersebut menyatakan bahwa klaim Musk mengabaikan peran awalnya dalam mengadvokasi perubahan struktural.

Pertempuran hukum yang meningkat mencerminkan perjuangan yang lebih dalam atas masa depan pengembangan AI, dengan OpenAI dan xAI bersaing untuk mendominasi di bidang yang semakin kompetitif.

OpenAI Balas Gugatan Musk dengan Soroti Advokasi Keuntungannya di Masa Lalu
by Atikah


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan