Pasar Bitcoin (BTC) kini berada dalam fase kritis setelah penurunan tajam yang memicu likuidasi posisi long sebesar $200 juta. Selama akhir pekan lalu, BTC gagal mempertahankan level tinggi mendekati puncak sepanjang masanya di $73.800, membuat beberapa analis memperkirakan adanya penurunan lebih lanjut sebelum reli baru dimulai.
### Faktor Politik dan Kondisi Pasar Mempengaruhi Volatilitas Bitcoin
Dalam analisis terbaru, Titan of Crypto, seorang analis populer di platform X, mengingatkan bahwa kondisi pasar yang sedang panas mungkin akan menyebabkan koreksi lebih dalam.
“BTC tidak berhasil menutup di atas Tenkan-sen, yang menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut,” ujarnya. Berdasarkan data indikator Ichimoku, ia memproyeksikan bahwa BTC dapat menyentuh “local bottom” di kisaran $66.200 jika koreksi ini terus berlanjut.
!Bitcoin. Volume open interest (OI) di pasar Bitcoin juga menunjukkan lonjakan besar, mencapai level tertinggi baru sepanjang masa yang menjadi tanda potensi pergerakan volatil selama pekan ini.
### Level-Level Kritis yang Perlu Diperhatikan
Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa BTC sempat berada di bawah level $68.000 sebelum melakukan rebound kecil. Namun, beberapa analis melihat bahwa wilayah antara $65.000 hingga $69.000 merupakan “zona yang harus bertahan.”
!202411041404264a2ad132ca/Screenshot202411041404264a2ad132ca.png”>Screenshot 2024-11-04 140426.png
“Jika level ini bertahan, BTC mungkin mengalami kenaikan impulsif berikutnya,” ucapnya. Namun, volatilitas tinggi selama pekan pemilu, bersama dengan keputusan suku bunga oleh The Federal Reserve, masih menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
### Lonjakan Risiko Premium dalam Opsi BTC
Pekan pemilu ini turut mempengaruhi pasar derivatif Bitcoin. Firma perdagangan QCP Capital melaporkan peningkatan open interest untuk opsi BTC, mencapai $40,65 miliar (+24,20% sejak awal Oktober) dan $25,3 miliar (+36,76%), menandakan bahwa pelaku pasar mengambil posisi defensif di tengah ketidakpastian ini. Volatilitas implisit untuk opsi BTC tujuh hari naik hingga 74,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan volatilitas real-time tujuh hari sebesar 41,4%.
Menurut QCP, lonjakan volatilitas ini adalah refleksi dari peningkatan risiko yang diantisipasi menjelang pemilu dan keputusan suku bunga. Kombinasi ketidakpastian politik, kebijakan moneter, dan tren teknikal utama telah menciptakan lingkungan pasar yang intens, di mana setiap perubahan kecil dalam sentimen dapat berdampak besar pada pergerakan harga BTC.