Jun 29, 2025

SEC Batalkan Aturan Kripto SAB 121, Trump Perkuat Posisi AS di Industri Kripto

Default Featured Image

Dunia kripto diguncang oleh tiga peristiwa besar pada 23 Januari: Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif terkait aset digital, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mencabut aturan akuntansi kripto SAB 121 yang kontroversial, dan bursa Phemex menghentikan penarikan dana usai laporan adanya aliran keluar dana jutaan dolar dari platformnya.

### SEC Cabut Aturan SAB 121

SEC resmi mencabut aturan akuntansi kontroversial SAB 121 yang sejak 2022 mewajibkan lembaga keuangan yang menyimpan aset kripto untuk mencatatnya sebagai kewajiban dalam neraca keuangan. Langkah ini disambut baik oleh pelaku industri kripto yang telah lama mengkritik aturan tersebut karena dinilai menyulitkan operasional perusahaan penyedia layanan kripto.

Penghapusan aturan ini diumumkan dalam buletin terbaru, SAB 122, yang secara eksplisit mencabut pedoman interpretatif sebelumnya.

Hester Peirce, Komisaris SEC sekaligus pemimpin gugus tugas kripto di lembaga tersebut, menyambut keputusan ini dengan antusias di media sosial, menyatakan, “Selamat tinggal, SAB 121! Ini bukan pengalaman yang menyenangkan.”

### Trump Teken Perintah Eksekutif Kripto, Tolak CBDC

Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pertamanya yang berfokus pada kripto, yang bertujuan menjadikan AS sebagai pusat global untuk industri aset digital. Dalam pidatonya dari Oval Office, Trump ditemani oleh penasihat AI dan kripto, David Sacks, yang menjelaskan poin-poin utama perintah tersebut.

Perintah eksekutif ini membentuk kelompok kerja internal yang akan dipimpin oleh Sacks, dengan tujuan menyusun kebijakan yang mendukung ekosistem kripto nasional. Selain itu, perintah ini juga melarang penerbitan dan penggunaan mata uang digital bank sentral AS (CBDC), yang selama ini menjadi kontroversi di kalangan regulator dan komunitas kripto.

Kelompok kerja ini juga diminta untuk mengevaluasi kemungkinan pembentukan cadangan aset kripto nasional serta menyusun kerangka regulasi bagi stablecoin guna menciptakan lingkungan investasi yang lebih aman dan terstruktur.

### Phemex Hentikan Penarikan Dana, Kekhawatiran Meningkat

Bursa kripto Phemex menghentikan seluruh aktivitas penarikan dana setelah laporan adanya arus keluar dana jutaan dolar dari dompet platform tersebut. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Phemex terkait insiden tersebut, sementara pengguna mulai mengkhawatirkan keamanan dana mereka.

Ketiga peristiwa besar ini mencerminkan dinamika industri kripto yang terus bergerak cepat di tengah perubahan regulasi dan tantangan kepercayaan di pasar. Para pelaku industri kini menunggu langkah selanjutnya dari regulator dan kebijakan pemerintah AS untuk menentukan arah perkembangan aset digital di masa depan.

SEC Batalkan Aturan Kripto SAB 121, Trump Perkuat Posisi AS di Industri Kripto
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan