Jun 29, 2025

Rally Singkat Bitcoin ke $ 100.000 Memicu Rekor Arus Keluar Bulanan 5,4 Juta BTC

Default Featured Image

Bitcoin Mengalami Koreksi Setelah Aliran Dana Positif dari ETF

Bitcoin (BTC) menutup candle harian pada level $102.180 pada 6 Januari, didorong oleh aliran dana positif sebesar $978,6 juta dari exchange-traded fund (ETF). Namun, harga mengalami koreksi tajam pada 7 Januari karena para trader memperkirakan BTC akan menguji kembali level $100.000.

Walaupun terjadi penurunan harga dalam jangka pendek, aktivitas investor di bursa utama tetap tinggi, mengindikasikan optimisme dari investor bullish.

Investor di Binance Mengindikasikan Strategi Akumulasi

Burak Kesmeci, analis terpercaya dari CryptoQuant, mengungkapkan bahwa rata-rata pergerakan sederhana 14 hari (SMA14) untuk aliran bersih Binance telah menunjukkan nilai negatif. Berdasarkan data, setiap kali SMA14 bernilai negatif, pergerakan harga BTC cenderung mengalami penguatan bullish.

Selain itu, aliran keluar Bitcoin di Binance mencapai 5.407 BTC, yang merupakan jumlah tertinggi dalam sebulan terakhir. Analis menyimpulkan:

“Kedua indikator ini menunjukkan bahwa perilaku investor di Binance mengarah pada akumulasi, yang mendukung potensi kenaikan harga Bitcoin dalam waktu dekat.”

Sejalan dengan pola yang terlihat di Binance, investor ritel AS juga menunjukkan minat beli yang meningkat setelah indeks premium Coinbase kembali mencatatkan nilai positif pada tahun 2025. Indeks ini juga bergerak di atas garis SMA14, yang sebelumnya menjadi sinyal bullish kuat. Sebelumnya, ketika indeks ini melewati garis SMA14, harga BTC melonjak dari $69.000 ke $108.000 pada kuartal keempat 2024.

Bitcoin Perlu Menjaga Level $98.000 untuk Meraih Rekor Tertinggi Baru

Kenaikan Bitcoin ke $100.000 sempat dirayakan oleh komunitasnya, tetapi harga kembali turun dan menghapus keuntungan yang diraih sehari sebelumnya. Meski demikian, secara teknis, kondisi ini tidak merusak struktur pasar yang masih bullish.

Seperti yang diperlihatkan pada grafik, pergerakan BTC dari atas $102.000 ke bawah $98.000 berada di antara zona likuiditas, yaitu area di mana trader menempatkan posisi seperti limit order, sell order, dan stop loss. Akibatnya, harga cenderung bergerak naik-turun di antara zona tersebut.

Kenaikan BTC di atas $99.000 pada 6 Januari berhasil melewati level tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 21 dan 26 Desember. Namun, aksi jual di zona pasokan memicu penurunan harga saat ini.

Berdasarkan pola pergerakan yang serupa, ada kemungkinan BTC akan menembus level terendah di sekitar $97.377 dan $96.700 sebelum kembali naik dari zona order di $96.700.

Penutupan harga harian di atas level $97.000 hingga $98.000 akan memungkinkan Bitcoin mempertahankan tren bullish.

Michael van de Poppe, pendiri MNCapital, menekankan level harga yang sama untuk diuji ulang setelah BTC melewati $100.000 di awal 2025. Menurutnya:

“Saya ingin melihat harga tetap bertahan di $98.000. Jika level itu bertahan, saya memperkirakan rekor tertinggi baru akan tercapai.”

Rally Singkat Bitcoin ke $ 100.000 Memicu Rekor Arus Keluar Bulanan 5,4 Juta BTC
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan