Jun 29, 2025

PostFinance Luncurkan Layanan Staking Ethereum, Dorong Adopsi Kripto di Swiss

Default Featured Image

Raksasa keuangan milik negara Swiss, PostFinance AG, telah meluncurkan layanan staking Ethereum (ETH) yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hadiah sambil memperkuat keamanan blockchain.

Inisiatif ini merupakan bagian dari ekspansi bank yang sedang berlangsung ke dalam aset digital.

Program yang diluncurkan pada 16 Januari ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan staking mulai dari 0.1 ETH, dengan lockup periode wajib selama 12 minggu sebelum hadiah dibagikan.

Integrasi Tambahan

Pemberi pinjaman milik negara juga mengumumkan rencana untuk memperluas layanan untuk memasukkan mata uang kripto tambahan di masa depan. Namun, mereka tidak menyebutkan jadwal atau mata uang kripto mana yang akan ditambahkan terlebih dahulu.

PostFinance pertama kali memasuki crypto market pada April 2023 melalui kemitraan dengan Sygnum Bank, menawarkan layanan trading dan kustodian kepada 2.5 juta pelanggannya. 

Bank ini memperluas penawarannya pada awal 2024 dengan memungkinkan pengguna untuk men-trading 11 mata uang digital, dan menyiapkan paket tabungan kripto.

Dengan penambahan staking Ethereum, PostFinance memperdalam komitmennya terhadap adopsi blockchain. Langkah terbaru ini menyoroti upaya bank untuk menggabungkan keuangan tradisional dengan teknologi terdesentralisasi yang sedang berkembang.

Ekosistem Blockchain Swiss yang Terus Berkembang

Pengenalan staking Ethereum muncul di tengah meningkatnya minat terhadap mata uang digital di Swiss dan negara-negara lain, termasuk AS.

Pada bulan Desember 2024, para pendukung kripto Swiss memulai kampanye untuk mengadakan referendum nasional yang mengusulkan penyertaan Bitcoin (BTC) ke dalam cadangan Swiss National Bank. 

Meskipun bank sentral telah menyatakan keberatannya, proposal tersebut mencerminkan pendekatan progresif Swiss terhadap aset digital.

Selain itu, kanton Bern di Swiss baru-baru ini menyetujui sebuah studi untuk mengeksplorasi peran penambangan Bitcoin dalam menstabilkan jaringan listrik dan memanfaatkan kelebihan energi. Upaya-upaya ini menggarisbawahi kepemimpinan Swiss dalam inovasi blockchain.

Ekspansi PostFinance ke dalam staking Ethereum memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam lanskap keuangan yang terus berkembang, selaras dengan ambisi negara ini untuk tetap menjadi pusat global untuk aset digital.

PostFinance Luncurkan Layanan Staking Ethereum, Dorong Adopsi Kripto di Swiss
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan