Jun 29, 2025

Nvidia Luncurkan RTX 50 Series, Jadi Performa Gaming dan AI Terbaik di 2025?

Default Featured Image

Nvidia kembali menjadi pusat perhatian dengan peluncuran GeForce RTX 50 Series, generasi terbaru dari GPU berbasis teknologi Blackwell RTX. Diperkenalkan langsung oleh CEO Nvidia, Jensen Huang, di panggung CES 2025, seri terbaru ini diklaim menghadirkan lompatan besar dalam performa berkat integrasi teknologi AI dan ray tracing.

“Blackwell, mesin di balik AI, kini hadir untuk para gamer, pengembang, dan kreator,” ujar Huang. Teknologi baru ini menggabungkan neural rendering dan ray tracing, menjadikannya inovasi grafis paling signifikan sejak era programmable shading 25 tahun lalu.

### Teknologi Baru DLSS 4 dan Neural Shaders

Salah satu fitur yang mencuri perhatian adalah DLSS 4, yang memungkinkan generasi frame multipel secara simultan menggunakan teknologi AI. 

Sebagai perbandingan, DLSS 4 mampu menghasilkan performa hingga delapan kali lipat lebih baik dibandingkan sistem yang tidak memanfaatkan AI. Dalam pengujian, teknologi ini mencatatkan kecepatan 247 FPS dengan latensi PC hanya 34 milidetik, jauh melampaui generasi sebelumnya.

Selain itu, RTX Neural Shaders dan RTX Mega Geometry memberikan rendering lingkungan yang lebih realistis, sementara RTX Neural Face Rendering membawa visual wajah manusia ke level baru dengan detail yang lebih hidup.

Teknologi Reflex 2 juga menjadi sorotan, dengan pengurangan latensi hingga 75%, memastikan gamer mendapatkan pengalaman bermain yang lebih responsif.

### GeForce RTX 50 Series: Kekuatan Tak Tertandingi

GPU unggulan GeForce RTX 5090 dilengkapi 3,404 AI TOPS dan 32GB memori G7, dibanderol dengan harga $1,999. Pilihan lain, seperti RTX 5080, RTX 5070 Ti, dan RTX 5070, tersedia dengan spesifikasi dan harga beragam, mulai dari $549 hingga $999.

Tak hanya itu, Nvidia juga menghadirkan seri RTX 50 untuk laptop dengan efisiensi daya dua kali lipat dibandingkan generasi sebelumnya. Dengan teknologi Black Max-Q, laptop ini menawarkan masa pakai baterai 40% lebih lama dan ketebalan hanya 14,9 milimeter, menjadikannya solusi ideal bagi gamer portabel.

Justin Walker, Direktur Senior Produk GeForce, menegaskan bahwa Nvidia kini tak hanya menjadi perusahaan AI tetapi tetap mempertahankan komitmennya pada dunia gaming. “Gaming kini juga mendapat manfaat luar biasa dari kemajuan AI,” ujarnya.

Dengan kemampuan teknologi terbaru seperti kompresi tekstur hingga delapan kali lipat, Nvidia tak hanya mendorong inovasi grafis, tetapi juga efisiensi memori. Blackwell RTX menjadi fondasi dari arsitektur baru ini, memperkuat posisi Nvidia sebagai pemimpin pasar GPU global dengan valuasi $3,65 triliun.

### Ketersediaan dan Game yang Didukung

Seri RTX 5090 dijadwalkan rilis pada Januari 2025, sementara varian lainnya akan tersedia mulai Maret. Nvidia juga bekerja sama dengan sejumlah pengembang untuk memaksimalkan fitur GPU ini pada game seperti Cyberpunk 2077, yang kini dapat dimainkan dalam resolusi 4K dengan kecepatan lebih dari 200 FPS.

Generasi RTX 50 Series ini tak hanya menawarkan performa untuk gaming, tetapi juga membuka pintu bagi aplikasi AI dan kreatifitas digital yang lebih maju. Dengan fitur-fitur mutakhirnya, Nvidia kembali mengukuhkan dominasinya di dunia GPU.

Nvidia Luncurkan RTX 50 Series, Jadi Performa Gaming dan AI Terbaik di 2025?
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan