Jun 29, 2025

Metaplanet Borong Bitcoin! Saham Naik 1.800% & Incar Pasar AS

Default Featured Image

Metaplanet, sebuah perusahaan investasi asal Jepang, kembali menegaskan komitmennya terhadap Bitcoin dengan mengakuisisi tambahan 156 BTC senilai sekitar $13,4 juta pada 3 Maret 2025. Dengan pembelian ini, total kepemilikan Bitcoin Metaplanet mencapai 2.391 BTC, menjadikannya salah satu perusahaan publik dengan cadangan Bitcoin terbesar di dunia. [](https://u.today/metaplanet-buys-bitcoin-dip-adds-156-btc-in-one-week)

Sejak memulai strategi investasi Bitcoinnya pada April tahun lalu, Metaplanet telah menginvestasikan total $196,3 juta dengan harga rata-rata $82.100 per BTC. Langkah ini menunjukkan keyakinan perusahaan terhadap potensi jangka panjang Bitcoin sebagai aset digital.

Tidak hanya fokus pada akumulasi Bitcoin, CEO Metaplanet, Simon Gerovich, juga tengah menjajaki kemungkinan pencatatan saham perusahaan di luar Jepang, termasuk di Amerika Serikat. Dalam kunjungannya baru-baru ini ke New York Stock Exchange dan Nasdaq, Gerovich memperkenalkan platform dan fungsi Metaplanet, dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas saham perusahaan bagi investor global.

Saat ini, saham Metaplanet (MTPLF) telah diperdagangkan di OTC Markets sejak November, memudahkan investor internasional untuk berpartisipasi. Sejak peluncurannya pada 22 November, saham MTPLF telah melonjak 530% dari $3 menjadi $18,9. Selain itu, di Bursa Efek Tokyo, saham Metaplanet mengalami kenaikan 1.800% dalam 12 bulan terakhir, menjadikannya salah satu saham dengan kinerja terbaik.

Dengan total kepemilikan 2.391 BTC, Metaplanet saat ini berada di peringkat ke-14 sebagai pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia. Perusahaan ini menargetkan untuk mengakumulasi 21.000 BTC pada tahun 2026 sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk memimpin renaisans Bitcoin di Jepang.

Langkah agresif Metaplanet dalam mengakumulasi Bitcoin mencerminkan tren yang lebih luas di kalangan perusahaan publik yang melihat Bitcoin sebagai aset strategis. Perusahaan seperti MicroStrategy dan Tesla juga telah melakukan investasi signifikan dalam Bitcoin, menandakan pergeseran paradigma dalam manajemen aset korporat.​

Dengan strategi yang berani dan visi ke depan, Metaplanet tidak hanya memperkuat posisinya di pasar keuangan Jepang tetapi juga menempatkan dirinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem Bitcoin global.

Metaplanet Borong Bitcoin! Saham Naik 1.800% & Incar Pasar AS
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan