Jun 30, 2025

OCC Resmi Izinkan Bank AS Perdagangkan dan Simpan Aset Kripto

Default Featured Image

Office of the Comptroller of the Currency (OCC) Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa bank nasional kini dapat menangani aset kripto milik nasabah yang disimpan dalam layanan kustodian, termasuk membeli dan menjual aset tersebut atas permintaan pelanggan. 

Langkah ini menandai kelonggaran kebijakan signifikan dalam regulasi kripto di sektor perbankan.

Dalam surat resmi tertanggal 7 Mei, Pejabat Pengawas Mata, Uang Rodney Hood, menyatakan bahwa bank dan asosiasi tabungan federal yang berada di bawah yurisdiksi OCC diizinkan melakukan berbagai aktivitas aset digital, termasuk mengeksekusi transaksi kripto dan menyewa penyedia layanan pihak ketiga untuk menangani fungsi kustodian.

> “Bank OCC dapat menggunakan sub-kustodian untuk layanan penyimpanan, pencatatan, pelaporan pajak, dan lainnya, selama menerapkan manajemen risiko pihak ketiga yang sesuai,” jelas Hood melalui video resmi yang dipublikasikan di platform X.

Regulasi Kripto Masuk Fase Integrasi Sistemik

Keputusan ini memperkuat sinyal bahwa OCC kini mendorong integrasi aset digital ke dalam sistem keuangan arus utama. 

Pada Maret lalu, OCC telah melonggarkan sejumlah ketentuan terkait kustodi aset kripto, keterlibatan dalam jaringan node terdesentralisasi, dan aktivitas stablecoin.

Dengan lebih dari 50 juta warga AS memegang aset kripto, Hood menyebut transformasi ini sebagai “bukan sekadar tren, melainkan perubahan struktural dalam layanan keuangan.”

Industri Sambut Positif, Coinbase dan StarkWare Apresiasi Kejelasan

Langkah OCC mendapat sambutan luas dari pelaku industri. Katherine Kirkpatrick Bos, Penasihat Umum StarkWare, menyebut kebijakan ini sebagai “pergeseran pendekatan besar dari OCC” yang kini lebih mendorong integrasi ketimbang eksklusi.

!sikap pro-kripto dari Pemerintahan Trump. Pada April lalu, Federal Reserve menarik kembali panduan lama yang menghambat partisipasi bank dalam aktivitas stablecoin dan kripto. 

Presiden Donald Trump bahkan menandatangani resolusi bersama untuk membatalkan aturan era Biden yang mewajibkan pelaporan transaksi DeFi ke IRS.

Langkah-langkah ini dinilai memperkuat posisi AS sebagai yurisdiksi yang mendukung adopsi kripto institusional, dan membuka jalan bagi keterlibatan perbankan yang lebih luas di sektor aset digital ke depan.

OCC Resmi Izinkan Bank AS Perdagangkan dan Simpan Aset Kripto
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan