Jun 30, 2025

Ibukota Panama Akan Menerima Kripto Untuk Pajak dan Biaya Kota

Default Featured Image

Pemerintah Kota Panama, ibu kota negara Panama, mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima pembayaran pajak dan biaya layanan publik menggunakan mata uang kripto. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Wali Kota Panama City, Mayer Mizrachi, pada 15 April 2025. 

Adapun jenis layanan yang dapat dibayar dengan kripto antara lain tiket transportasi umum, perizinan usaha, dan biaya layanan kota lainnya. Langkah ini menjadikan Panama City sebagai salah satu kota di dunia yang terbuka terhadap penggunaan aset digital sebagai alat pembayaran resmi.

Dalam pernyataannya di platform X, Mizrachi menyampaikan bahwa Panama City akan menerima beberapa jenis mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC), Ether (ETH), serta stablecoin USDC dari Circle dan USDt dari Tether. Namun, pembayaran ini baru akan diberlakukan setelah sistem konversi kripto ke mata uang fiat (dolar AS) siap digunakan. 

Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah kota telah bekerja sama dengan sebuah lembaga perbankan yang akan langsung mengonversi aset digital yang diterima menjadi dolar AS. Dengan demikian, penerimaan kripto bisa dilakukan tanpa harus mengubah peraturan yang mengharuskan penerimaan dana dalam mata uang resmi negara.

Mizrachi juga menjelaskan bahwa upaya serupa sebenarnya sudah pernah dicoba oleh pemerintahan sebelumnya, namun terkendala oleh hambatan regulasi yang mewajibkan pembayaran dalam bentuk dolar AS. Kerja sama dengan pihak bank ini menjadi solusi inovatif untuk mengatasi hambatan tersebut dan memungkinkan kota menerima kripto secara legal tanpa perlu merevisi undang-undang yang berlaku.

Panama City mengikuti jejak beberapa wilayah lain di dunia yang telah lebih dahulu mengadopsi pembayaran pajak dengan aset kripto. Misalnya, negara bagian Colorado di Amerika Serikat telah menerima pembayaran pajak dengan kripto sejak September 2022. Kota Lugano di Swiss juga memperkenalkan kebijakan serupa pada Desember 2023 dan kini dikenal sebagai salah satu kota paling pro-kripto di dunia.

Dewan Kota Vancouver di Kanada pun ikut ambil bagian dengan mengesahkan langkah menjadi “kota ramah Bitcoin” pada akhir 2024. Mereka berencana mengintegrasikan Bitcoin ke dalam sistem keuangan kota, termasuk dalam pembayaran pajak. Sementara itu, di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat, seorang anggota legislatif bernama Neal Jackson mengusulkan RUU bertajuk “Digital Asset Freedom Act.” Jika disahkan, undang-undang ini akan mengakui kripto sebagai alat pembayaran resmi, termasuk untuk pajak dan kewajiban lainnya.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, semakin banyak wilayah yang melihat potensi kripto tidak hanya sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai alat transaksi resmi yang sah di mata hukum. Langkah Panama City menunjukkan bahwa penerimaan kripto sebagai bagian dari sistem keuangan daerah bukan lagi sekadar wacana, tetapi sebuah kenyataan yang mulai terwujud di berbagai penjuru dunia.

Ibukota Panama Akan Menerima Kripto Untuk Pajak dan Biaya Kota
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan