Jun 30, 2025

Ethereum Ubah Arah Lewat Pectra Evolusi Wallet & Staking Skala Besar

Default Featured Image

Pada 7 Mei 2025, Ethereum secara resmi mengaktifkan Pectra, salah satu pembaruan jaringan paling ambisius sejak “The Merge”. Bagi komunitas dan pelaku industri kripto, pembaruan ini bukan sekadar upgrade teknis ia adalah momen redefinisi untuk Ethereum: lebih cepat, lebih fleksibel, tapi juga lebih berisiko.

Berbeda dengan pembaruan sebelumnya yang banyak berfokus pada efisiensi atau transisi energi, Pectra menyasar jantung interaksi pengguna dan pengembang. Namun seperti kata pepatah lama: semakin besar kekuatan, semakin besar pula tanggung jawab. Dan dalam konteks blockchain, itu berarti satu hal keamanan.

Apa Itu Pectra dan Kenapa Penting?

Pectra merupakan gabungan dari dua jalur upgrade utama Ethereum: Prague (untuk layer eksekusi) dan Electra (untuk layer konsensus). Di dalamnya terkandung 11 Ethereum Improvement Proposals (EIP), namun tiga di antaranya jadi sorotan utama:

#

EIP-7702 – Account Abstraction

Membuka jalan bagi wallet pengguna agar bisa bertindak seperti smart contract. Artinya, pengguna dapat melakukan transaksi batch, pemulihan dompet otomatis, hingga bebas gas fee jika pihak ketiga menanggung biaya.

Ini menjanjikan efisiensi dan kenyamanan tingkat tinggi, terutama untuk ekosistem dApps dan DeFi.

#

EIP-7251 – Staking Cap Naik Drastis

Kapasitas validator meningkat dari 32 ETH menjadi 2.048 ETH. Ini memberi keuntungan besar bagi institusi dan layanan staking terpusat. Hasilnya: jumlah validator bisa ditekan, beban jaringan berkurang, dan efisiensi sistem meningkat namun membuka celah baru terhadap sentralisasi.

#

EIP-7691 – Perluasan Blobspace

Pembaruan ini vital untuk mendukung pertumbuhan Layer 2 seperti Arbitrum dan Optimism. Dengan lebih banyak ruang untuk data blobs, transaksi bisa lebih murah dan cepat. Ini juga menjadi pondasi penting untuk adopsi massal Ethereum.

Kekuatan Baru yang Datang dengan Risiko

Namun, perubahan besar tak datang tanpa konsekuensi. Salah satu EIP yang menuai perhatian khusus adalah EIP-3074, yang memungkinkan kontrak cerdas bertindak atas nama pengguna melalui instruksi baru: AUTH dan AUTHCALL.

Masalahnya, jika pengguna tak waspada dan menandatangani perintah dari kontrak jahat, seluruh isi dompet bisa terkuras dalam satu klik. Ini seperti memberi kunci rumah Anda pada orang asing jika salah, tamatlah sudah.

Begitu pula dengan EIP-7702. Walau memberikan kontrol lebih besar, fitur ini membuka peluang bagi pengguna awam untuk terjebak pada kontrak yang tidak mereka pahami. “Kamu bisa melakukan hal yang lebih pintar dengan dompetmu, tapi juga membuat kesalahan yang lebih pintar,” tulis salah satu blog keamanan blockchain.

Bagaimana Pasar Merespons?

Cukup tenang. Harga ETH pasca-upgrade bertengger di kisaran $1.830 naik sedikit, namun tidak spektakuler. Ini konsisten dengan prediksi analis bahwa upgrade jenis ini lebih berdampak jangka panjang ketimbang menciptakan lonjakan harga instan.

Pectra adalah infrastruktur upgrade ia menyiapkan fondasi untuk inovasi berikutnya seperti danksharding, pengurangan gas fee lintas rantai, dan perluasan ekosistem rollup. Dengan kata lain: Ethereum sedang menyiapkan jalan tol, bukan langsung menjual tiketnya.

Jalan Panjang Menuju Ethereum 2.5?

Pectra membuka peluang baru untuk dompet pintar, skalabilitas Layer 2, dan dominasi institusional di sektor staking. Namun, pertanyaan besar pun muncul:

* Apakah pembaruan ini akan mempercepat adopsi atau justru membuat Ethereum lebih sulit diakses bagi pengguna baru?
 
* Apakah model validator besar akan mengurangi semangat desentralisasi yang menjadi akar dari kripto?
 
* Seberapa siap pengguna untuk menghadapi risiko baru yang tak terlihat dalam smart contract?

Yang jelas, Pectra menandai fase transisi Ethereum dari sekadar platform dApps menjadi infrastruktur finansial digital global. Dan seperti setiap fase transisi besar, akan ada yang menang dan ada yang lengah.

Ethereum Ubah Arah Lewat Pectra Evolusi Wallet & Staking Skala Besar
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan