Jun 30, 2025

Ethereum Bertahan di Atas $1.772 Apakah Koreksi ke $1.500 Tak Terhindarkan?

Default Featured Image

Bulan April ditutup dengan kekecewaan tipis bagi investor Ethereum. Meski sempat mencicipi momentum bullish di pekan-pekan terakhir, ETH tetap mengakhiri bulan keempat berturut-turut dalam zona merah. Kini, fokus pasar beralih ke satu pertanyaan penting: apakah level support di kisaran $1.772 akan bertahan, atau justru membuka jalan ke $1.500?

Dengan harga saat ini berada di kisaran $1.830, Ethereum tengah berada di antara peluang pemulihan teknikal atau potensi breakdown besar-besaran. Inilah saatnya pasar menentukan arah: bangkit ke atas $2.100, atau jatuh lebih dalam di bawah $1.700.

Mengapa $1.772 Sangat Penting? Ini Bukan Sekadar Angka

Menurut analis kripto Ali Martinez dan data on-chain dari IntoTheBlock, area antara $1.772–$1.824 merupakan salah satu zona akumulasi terbesar Ethereum saat ini. Tercatat lebih dari 6,36 juta ETH dibeli oleh 4,5 juta alamat dompet dalam kisaran harga tersebut.

Artinya, zona ini bukan hanya support teknikal biasa ini adalah biaya rata-rata pembelian mayoritas holder. Dalam analisis on-chain, area seperti ini berfungsi sebagai benteng terakhir yang biasanya dipertahankan mati-matian oleh investor.

Jika ETH menyentuh angka ini lagi, kemungkinan besar investor akan melakukan aksi beli tambahan (buy the dip) untuk mempertahankan posisi mereka. Tetapi jika support ini jebol? Maka ETH bisa terjun bebas ke $1.500, karena di bawah $1.772, aktivitas pembelian historis terlihat sangat minim.

$1.500 Titik Psikologis atau Realita?

Level $1.500 bukan hanya angka acak ini adalah titik psikologis yang telah beberapa kali menjadi support atau resistance signifikan dalam dua tahun terakhir. Jika Ethereum menembus ke bawah $1.772 dan tidak menemukan pembeli baru, tekanan jual bisa mempercepat koreksi menuju level ini, terutama jika pasar Bitcoin ikut melemah.

Namun, sisi sebaliknya juga cukup menarik: jika $1.772 berhasil dipertahankan, Ethereum memiliki ruang menuju $2.100 tanpa banyak resistensi teknikal di antaranya.

Faktor Eksternal yang Bisa Mengubah Arah ETH

Beberapa faktor eksternal bisa menjadi katalis baik atau buruk bagi Ethereum dalam jangka pendek:

* Keputusan suku bunga The Fed (Rabu, 8 Mei): Jika The Fed memberi sinyal dovish, kripto berisiko seperti ETH bisa mendapat dorongan beli.
 
* Dominasi Bitcoin (BTC.D): Jika aliran modal berpindah dari Bitcoin ke altcoin, ETH berpeluang reli lebih cepat.
 
* Aktivitas jaringan: Lonjakan penggunaan Layer 2 seperti Arbitrum atau Optimism bisa menambah sentimen positif terhadap Ethereum sebagai layer utama.

Ethereum di Titik Kritis Bertahan atau Menyerah?

Dengan volatilitas yang kembali meningkat, pasar kini benar-benar berada di persimpangan. Apakah Ethereum akan menemukan kekuatan baru dari para hold-nya untuk menahan gempuran? Atau justru menyerah dan kembali menguji batas bawah psikologisnya?

Investor jangka pendek harus waspada. Namun bagi investor jangka panjang, ini bisa jadi kesempatan untuk melihat bagaimana kekuatan komunitas ETH dan sentimen pasar benar-benar bekerja dalam waktu nyata.

Ethereum Bertahan di Atas $1.772 Apakah Koreksi ke $1.500 Tak Terhindarkan?
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan