Jun 30, 2025

Ethereum 2.5? Foundation Dorong Efisiensi & UX Sambil Vitalik Fokus Riset

Default Featured Image

Setelah lebih dari satu dekade menjadi tulang punggung inovasi blockchain, Ethereum Foundation kini resmi mengambil langkah strategis yang bisa mengubah peta pengembangan jaringan kripto terbesar kedua di dunia.

Dalam sebuah pergeseran arah yang ditandai oleh restrukturisasi kepemimpinan, organisasi nirlaba ini menyatakan akan lebih fokus pada peningkatan pengalaman pengguna dan skala layer-1, menyongsong fase baru adopsi massal.

Apa arti dari langkah ini bagi masa depan Ethereum? Banyak dan bukan hanya soal teknis.

Dari Vitalik ke Kolektif Pergeseran Kepemimpinan yang Bukan Sekadar Seremoni

Per 17 Maret 2025, Tomasz Stańczak (CEO Nethermind) dan Hsiao-Wei Wang (peneliti inti Ethereum) ditunjuk sebagai co-directors Ethereum Foundation. Langkah ini secara resmi “membebaskan” Vitalik Buterin dari urusan manajerial harian dan mengarahkannya kembali ke ranah yang paling ia kuasai: riset radikal dan eksperimentasi teknologi.

“Setiap kali Vitalik berbicara atau menulis, ia mendorong terobosan besar dalam jangka panjang,” tulis Stańczak di platform X, sambil menekankan pentingnya membiarkan sang co-founder fokus pada arah jangka panjang.

Dan benar saja, tak lama setelah itu, Vitalik meluncurkan dua proposal penting: peta jalan privasi untuk Ethereum dan perubahan bahasa kontrak EVM (Ethereum Virtual Machine) untuk meningkatkan efisiensi eksekusi.

Privasi dan Performa Dua Pilar Reformasi Teknologi

Dalam proposalnya yang dipublikasikan pada 11 April, Vitalik menyarankan fitur privasi transaksi yang bisa menyamarkan data pengguna secara otomatis, dan idealnya aktif secara default.

Sebuah visi yang menyiratkan bahwa Ethereum ingin menjadi blockchain publik yang tetap bisa menjaga privasi, tanpa harus menyerahkan keamanan atau transparansi.

Selang sembilan hari kemudian, pada 20 April, Buterin mengusulkan perombakan pada bahasa kontrak EVM demi meningkatkan kecepatan dan efisiensi jaringan. Ini penting, mengingat Ethereum selama ini kerap dikritik karena lambat dan mahal, terutama saat terjadi lonjakan penggunaan.

Meski proposal tersebut belum tentu diimplementasikan secara langsung, Stańczak menegaskan bahwa ide-ide dari Vitalik harus menjadi pemicu diskusi bukan aturan mutlak. “Komunitas bisa memilih untuk menyempurnakan atau bahkan menolaknya,” katanya.

Fokus Baru Pengalaman Pengguna, Skalabilitas Layer-1, dan Interoperabilitas

Dalam pernyataan publik terbarunya, Stańczak mengumumkan bahwa Ethereum Foundation akan lebih fokus pada upgrade protokol jangka pendek, termasuk:

* Skalabilitas Layer-1, yang berarti efisiensi jaringan dasar Ethereum.
 
* Dukungan terhadap Layer-2, seperti rollups yang semakin populer.
 
* Peningkatan UX, termasuk interoperabilitas antarprotokol di upgrade besar berikutnya: PectraFusaka, dan Glamsterdam.

Langkah ini menandai pergeseran besar dari riset jangka panjang ke pengiriman hasil nyata dalam waktu 1–2 tahun, sebuah strategi yang bisa menjawab tuntutan pasar akan kecepatan inovasi.

Bersaing di Tengah Gempuran Blockchain Baru

Keputusan untuk mengedepankan efisiensi dan UX bukan tanpa alasan. Ethereum kini tidak lagi sendirian di puncak. Blockchain seperti Solana, Avalanche, dan bahkan Layer-2 Arbitrum dan Optimism semakin agresif menawarkan pengalaman pengguna yang cepat, murah, dan ramah developer.

Jika Ethereum ingin tetap relevan dalam lima tahun ke depan, maka pengalaman pengguna dan skalabilitas bukan lagi pelengkap tetapi kebutuhan esensial.

Ethereum 2.5, Bukan 3.0?

Meskipun belum disebut secara eksplisit, arah baru Ethereum ini terasa seperti Ethereum 2.5 transisi yang menyeimbangkan antara visi jangka panjang Vitalik dan kebutuhan jangka pendek komunitas serta pasar.

Dengan Vitalik di menara riset, dan tim baru di ruang mesin, Ethereum Foundation tampak siap membuka babak baru. Babak di mana teknologi tetap canggih, tetapi pengguna dan pengembang tak lagi harus berkompromi soal pengalaman.

Apakah ini strategi yang cukup untuk mempertahankan dominasi Ethereum di tengah tekanan dari blockchain generasi baru? Waktulah yang akan menjawab, tapi satu hal jelas: Ethereum sedang bergerak, dan arah geraknya lebih konkret dari sebelumnya.

Ethereum 2.5? Foundation Dorong Efisiensi & UX Sambil Vitalik Fokus Riset
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan