Jun 30, 2025

Eksklusif: CEO Baru Intel Rencanakan Perombakan Operasi Manufaktur dan AI

Default Featured Image

CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, telah mempertimbangkan perubahan signifikan pada metode pembuatan chip dan strategi kecerdasan buatan menjelang kembalinya dia ke perusahaan pada hari Selasa. Dua orang yang mengetahui pemikiran Tan mengatakan kepada Reuters, dalam sebuah upaya besar-besaran untuk menghidupkan kembali raksasa teknologi yang sedang sakit ini.

Lintasan baru ini mencakup restrukturisasi pendekatan perusahaan terhadap AI dan pemangkasan staf untuk mengatasi apa yang dipandang Tan sebagai lapisan manajemen menengah yang bergerak lambat dan membengkak. 

Pembenahan operasi manufaktur perusahaan yang pada suatu waktu hanya membuat chip untuk Intel tetapi telah diubah untuk membuat semikonduktor untuk klien luar seperti Nvidia, adalah salah satu prioritas utama Tan, kata sumber-sumber ini.

Rencana-rencana tersebut masih dirumuskan dan masih dapat berubah, kata sumber-sumber ini.

Intel (INTC), sahamnya naik lebih dari 8% dalam midday trading di Nasdaq.

Pada sebuah pertemuan di balai kota setelah pengangkatannya sebagai CEO minggu lalu, ia mengatakan kepada para karyawan bahwa perusahaan perlu membuat “keputusan-keputusan yang sulit,” menurut dua orang yang diberi pengarahan dalam pertemuan tersebut.

Pakar Industri Semikonduktor, Dylan Patel, mengatakan bahwa masalah besar di bawah mantan CEO Intel, Pat Gelsinger, yang meninggalkan perusahaan pada bulan Desember, adalah karena ia “terlalu baik”. 

“Dia tidak ingin memecat sekelompok manajemen menengah dengan cara yang seharusnya,” katanya.

Tan, 65 tahun, mantan CEO perusahaan perangkat lunak desain chip Cadence dan investor teknologi, merupakan Anggota Dewan Direksi Intel hingga ia mengundurkan diri pada bulan Agustus lalu. 

Dengan kembali menjadi CEO, Tan akan mengambil alih ikon Amerika ini setelah satu dekade keputusan buruk dari tiga CEO di mana mereka gagal membuat chip untuk smartphone dan gagal memenuhi lonjakan permintaan untuk prosesor AI, sehingga memungkinkan kompetitornya, Arm Holdings dan Nvidia (NVDA), membuka peluang untuk mendominasi market.

Intel (INTC) melaporkan kerugian tahunan sebesar $19 miliar pada tahun 2024, yang pertama sejak tahun 1986.

Dalam waktu dekat, Tan bertujuan untuk meningkatkan kinerja di divisi manufakturnya, Intel Foundry, yang membuat chip untuk perusahaan desain lain seperti Microsoft (MSFT) dan Amazon (AMZN) dengan secara agresif merayu pelanggan baru, menurut orang-orang.

Mereka juga akan memulai kembali rencana untuk memproduksi chip yang memberi daya pada server AI dan melihat ke area di luar server di beberapa area seperti perangkat lunak, robotika, dan model fondasi AI.

“Lip-Bu akan menghabiskan banyak waktu untuk mendengarkan pelanggan, mitra, dan karyawan saat ia bergabung dan bekerja sama dengan tim kepemimpinan kami untuk memposisikan bisnis demi kesuksesan di masa depan,” ujar juru bicara Intel dalam sebuah pernyataan yang telah disiapkan.

Intel menolak berkomentar lebih lanjut atau menyediakan Tan untuk diwawancarai. Perusahaan ventura Tan, Walden Catalyst, tidak menanggapi permintaan komentar.

Pada awalnya, strategi Tan tampaknya merupakan penyempurnaan dari strategi Gelsinger. 

Inti dari rencana perubahan Gelsinger adalah mengubah Intel menjadi produsen chip kontrak yang akan bersaing dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co atau TSMC, yang menghitung Apple (AAPL), Nvidia dan Qualcomm (QCOM) sebagai pelanggan.

Gelsinger berkomitmen puluhan miliar dolar untuk membangun pabrik di AS dan Eropa untuk membuat chip bagi Intel dan pelanggan luar, namun ia terpaksa mengurangi ambisi tersebut karena market untuk produk inti Intel mendingin.

Bertaruh pada AI

Tan telah menjadi kritikus internal yang vokal terhadap eksekusi Gelsinger, menurut dua sumber yang mengetahui rencana Tan.

Sepanjang sejarahnya, Intel hanya memproduksi chip untuk satu klien – dirinya sendiri. 

Ketika Gelsinger menjadi CEO pada tahun 2021, ia memprioritaskan pembuatan chip untuk orang lain tetapi gagal memberikan tingkat layanan pelanggan dan teknis seperti saingannya TSMC, yang menyebabkan penundaan dan kegagalan pengujian, kata Mantan Eksekutif kepada Reuters.

Pandangan Tan dibentuk oleh peninjauan proses manufaktur Intel selama berbulan-bulan setelah Dewan Direksi pada akhir 2023 menunjuknya untuk peran khusus yang mengawasinya, menurut pengajuan peraturan.

Dalam penilaiannya, dia mengungkapkan rasa frustrasi dengan budaya perusahaan, sumber mengatakan kepada Reuters, mengatakan bahwa perusahaan telah kehilangan etos “hanya yang paranoid yang bertahan” yang diabadikan oleh mantan CEO Andy Grove. 

Dia juga percaya bahwa pengambilan keputusan diperlambat oleh tenaga kerja yang terlalu banyak, demikian Reuters melaporkan.

Tan mempresentasikan beberapa idenya kepada Dewan Direksi Intel tahun lalu, tetapi mereka menolak untuk menerapkannya, menurut dua orang yang mengetahui masalah ini. Pada bulan Agustus, Tan tiba-tiba mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dengan Dewan Direksi, Reuters melaporkan.

Ketika ia kembali sebagai CEO minggu ini, ia akan memberikan perhatian baru pada tenaga kerja Intel, yang telah dipangkas sekitar 15,000 orang menjadi hampir 109,000 orang pada akhir tahun lalu, kata sumber tersebut.

Di luar pemangkasan tersebut, Tan tidak memiliki banyak pilihan selain membuat operasi manufaktur Intel yang sudah ada dapat berjalan dalam jangka pendek. 

Chip canggih Intel generasi berikutnya yang dilengkapi dengan fitur AI, yang disebut Panther Lake, akan bergantung pada pabrik-pabriknya sendiri dengan menggunakan serangkaian teknik dan teknologi baru yang disebut Intel sebagai “18A.”

Kesuksesan finansial Intel tahun ini terkait dengan penjualan chip yang akan datang.

Tan mengisyaratkan dalam sebuah memo yang diterbitkan Intel pada hari Rabu bahwa ia berencana untuk tetap memegang kendali atas pabrik-pabrik tersebut, yang secara finansial dan operasional tetap terpisah dari bisnis desain dan mengembalikan posisi Intel sebagai “worldclass foundry”.

Operasi manufaktur kontrak Intel dapat berhasil jika Tan memenangkan setidaknya dua pelanggan besar untuk memproduksi chip dalam jumlah besar, Analis Industri dan Eksekutif Intel mengatakan kepada Reuters.

Bagian dari upaya untuk memikat pelanggan besar akan melibatkan peningkatan proses manufaktur chip Intel untuk memudahkan pelanggan potensial seperti Nvidia dan Alphabet (GOOGL) Google untuk digunakan.

Intel telah menunjukkan peningkatan dalam proses manufakturnya dalam beberapa minggu terakhir telah menarik minat Nvidia dan Broadcom yang telah meluncurkan uji coba awal, demikian Reuters melaporkan. Advanced Micro Devices juga sedang mengevaluasi proses Intel.

Tan diharapkan dapat mencari cara untuk meningkatkan hasil atau “yield” untuk menghasilkan lebih banyak chip yang dicetak pada setiap wafer silikon saat mereka beralih ke produksi volume chip internal pertamanya menggunakan proses 18A tahun ini.

Tujuannya adalah untuk beralih ke jadwal rilis tahunan chip AI, mirip dengan Nvidia, tetapi itu akan memakan waktu bertahun-tahun. 

Setidaknya butuh waktu 2027 sebelum Intel dapat mengembangkan arsitektur baru yang menarik untuk chip AI pertama, menurut tiga sumber industri, dan satu orang yang mengetahui perkembangan Intel.

Eksklusif: CEO Baru Intel Rencanakan Perombakan Operasi Manufaktur dan AI
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan