Jun 30, 2025

DOGE Pangkas Tenaga Kerja IRS, Trump Usulkan Reformasi Pajak

Default Featured Image

Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) dikabarkan mengusulkan pemangkasan tenaga kerja Internal Revenue Service (IRS) sebesar 20%, yang diperkirakan akan berlaku mulai 15 Mei 2025.

Menurut CNN, pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 6.800 karyawan di lembaga tersebut, di luar 6.700 karyawan masa percobaan yang sudah lebih dulu diberhentikan dan 4.700 agen IRS yang menerima paket pesangon untuk pensiun.

Namun, keputusan terbaru dari hakim distrik AS, William Alsup, yang memerintahkan lembaga federal untuk mempekerjakan kembali pekerja masa percobaan yang diberhentikan akibat program penghematan DOGE, bisa menghambat pemutusan hubungan kerja ini jika keputusan tersebut tidak dibatalkan.

Trump dan Rencana Reformasi Pajak

Presiden Trump berjanji akan melakukan reformasi pajak secara menyeluruh di Amerika Serikat, termasuk kemungkinan menghapus pajak penghasilan federal dan menggantinya dengan pendanaan pemerintah melalui tarif impor atas barang-barang asing.

Departemen Efisiensi Pemerintahan, yang dipimpin oleh pengusaha Elon Musk, tengah mencari cara untuk mengurangi utang nasional AS yang mencapai $36 triliun dengan memangkas ukuran birokrasi federal secara signifikan serta menerapkan langkah-langkah penghematan biaya.

Salah satu usulan unik yang diajukan adalah menempatkan semua pengeluaran publik di blockchain untuk mengurangi defisit dan meningkatkan transparansi.

Pada 21 Februari, Securities and Exchange Commission (SEC) mengumumkan pemangkasan direktur kantor regionalnya demi mematuhi arahan penghematan biaya dari pemerintahan Trump.

Namun, dalam rencana reorganisasi tersebut, kantor-kantor regional yang tersebar di berbagai kota besar AS tetap akan beroperasi, dan SEC baru saja mengajukan proposal anggaran tahun 2025 ke Kongres dengan permintaan dana sebesar $2,6 miliar.

Stimulus Bagi Masyarakat dari Penghematan DOGE

Presiden Trump dan Elon Musk tengah mempertimbangkan untuk mengalokasikan 20% dari penghematan DOGE kepada masyarakat dalam bentuk cek stimulus atau potongan pajak.

Penelitian dari perusahaan otomasi akuntansi, Dancing Numbers, menyatakan bahwa rencana Trump untuk menghapus pajak penghasilan federal bisa menghemat rata-rata $134.809 per orang selama hidup mereka.

Bahkan, penghematan ini bisa meningkat hingga $325.561 per orang jika pajak berbasis upah di tingkat negara bagian juga dihapuskan.

Meski demikian, tidak semua pihak setuju dengan strategi pemangkasan biaya DOGE. Senator AS Elizabeth Warren, yang kerap mengkritik Elon Musk, Trump, dan DOGE, termasuk yang menentang langkah tersebut.

Pada Januari 2025, senator asal Massachusetts ini mengirim surat kepada DOGE, mengusulkan peningkatan pajak dan pengeluaran pemerintah sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan.

DOGE Pangkas Tenaga Kerja IRS, Trump Usulkan Reformasi Pajak
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan