Jun 30, 2025

Disney Naikkan Proyeksi Laba, Streaming dan Taman Hiburan Dorong Optimisme

Default Featured Image

The Walt Disney Company (DIS) menaikkan proyeksi laba tahunannya setelah membukukan kinerja solid di segmen taman hiburan domestik dan layanan streaming

Kenaikan proyeksi ini datang di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi kebijakan perdagangan dari pemerintahan Trump.

Disney memperkirakan laba per saham (EPS) untuk tahun fiskal 2025 akan mencapai $5.75, meningkat 16% dari 2024 dan hampir dua kali lipat dari panduan sebelumnya yang memproyeksikan pertumbuhan satu digit. 

Sebagai perbandingan, konsensus Analis sebelumnya memperkirakan EPS hanya $5.44.

Saham Disney ditutup naik hampir 11% pada Selasa, menjadikannya salah satu pergerakan harian terbaik perusahaan dalam setahun terakhir.

Ekspansi Global: Taman Hiburan Baru di Abu Dhabi

Dalam panggilan pendapatan, Disney juga mengumumkan rencana pembangunan taman hiburan dan resort baru di Abu Dhabi, UEA, yang akan menjadi ekspansi besar pertama perusahaan ke kawasan Timur Tengah. 

Proyek ini akan dikembangkan bersama Miral, perusahaan milik negara yang dikenal sebagai pengembang atraksi utama Abu Dhabi.

CEO Disney, Bob Iger, menyebut proyek ini sebagai “authentically Disney and distinctly Emirati,” menargetkan wisatawan dari kawasan Timur Tengah, Asia, dan Eropa.

Disney+ dan Hulu Catat Kejutan Positif

Unit directtoconsumer (DTC) Disney — yang mencakup Disney+ dan Hulu — mencatat laba $336 juta, naik tajam dari $47 juta tahun lalu dan jauh melampaui ekspektasi Analis. Ini menjadi kuartal keempat berturut-turut di mana divisi streaming mencetak profit.

Platform Disney+ menambah 1.4 juta pelanggan di tengah ekspektasi penurunan sebesar 1.25 juta. Lonjakan ini terjadi meski ada penyesuaian harga dan pengetatan aturan berbagi kata sandi.

Perusahaan menargetkan laba streaming sebesar $875 juta pada akhir 2025 sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju profitabilitas berkelanjutan.

Bisnis Taman Hiburan Tumbuh di Dalam Negeri, Tertekan di Luar Negeri

Pendapatan operasional taman hiburan domestik naik 13%, berkat meningkatnya kunjungan ke taman bermain dan peluncuran kapal pesiar Disney Treasure. 

Ini menjadi rebound signifikan dibandingkan penurunan 5% yang tercatat pada kuartal sebelumnya.

Namun, taman hiburan internasional mencatatkan penurunan laba operasional hingga 23%, terdampak oleh tekanan ekonomi di China serta peningkatan biaya operasional di Shanghai Disneyland dan Hong Kong Disneyland. 

Meskipun jumlah pengunjung masih kuat, pengeluaran per kapita turun di tengah lemahnya daya beli konsumen.

> “Konsumen mulai menahan belanja di pasar tertentu,” ujar CFO Hugh Johnston, menanggapi kinerja taman hiburan global.

Meski begitu, Disney memperkirakan pertumbuhan laba operasional segmen taman hiburan akan berada di kisaran 6% hingga 8% untuk FY2025, dengan hasil yang lebih kuat diproyeksikan di paruh kedua tahun.

Kinerja Keuangan Solid, Tapi Ada Biaya

 Impairment

Total pendapatan kuartal mencapai $23.62 miliar, naik 7% dari tahun lalu dan melampaui konsensus Analis sebesar $23.05 miliar. 

Laba per saham disesuaikan sebesar $1.45, jauh di atas ekspektasi $1.20 dan naik 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, perusahaan mencatat $109 juta biaya impairment konten, di atas beban sebelumnya sebesar $50 juta yang dilaporkan saat keluar dari proyek joint venture Venu Sports.

Disney Naikkan Proyeksi Laba, Streaming dan Taman Hiburan Dorong Optimisme
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan