Jun 30, 2025

Custodia & Vantage Luncurkan Stablecoin Bank Pertama di Ethereum

Default Featured Image

Di tengah ketatnya pengawasan regulator terhadap industri kripto di Amerika Serikat, sebuah tonggak sejarah justru tercipta. Dua bank Custodia Bank dan Vantage Bank menggebrak lanskap keuangan konvensional dengan menerbitkan stablecoin berbasis dolar AS langsung dari sistem perbankan tradisional, dan bukan di atas jaringan privat, melainkan di blockchain publik: Ethereum.

Langkah berani ini tidak hanya menandai penerbitan stablecoin pertama oleh bank AS di jaringan permissionless, tapi juga bisa mengubah cara kita memandang relasi antara uang fiat dan teknologi blockchain.

Dalam siaran pers tanggal 25 Maret, Custodia menyatakan bahwa stablecoin bernama Avit ini mewakili “pembayaran dolar digital sungguhan”, bukan sekadar aset sintetis seperti yang selama ini dikhawatirkan banyak pihak.

Apa yang Membuat Avit Berbeda?

Avit bukan stablecoin sembarangan. Ia bukan diterbitkan oleh perusahaan teknologi atau startup kripto seperti USDC dari Circle atau USDT dari Tether. Avit adalah tokenisasi langsung dari demand deposit bank yakni dana tabungan yang bisa ditarik kapan saja, mirip seperti uang yang kita simpan di rekening giro.

CEO Custodia, Caitlin Long, menjelaskan bahwa Avit adalah “real dollar” dolar sungguhan, karena berasal dari bank yang secara hukum berhak mengelola dan mengakses sistem pembayaran Federal Reserve.

Dengan ini, Avit berada di jalur hukum yang sangat berbeda dari stablecoin swasta yang kerap dianggap belum punya fondasi regulasi yang kuat.

Lebih penting lagi: stablecoin ini dibangun di atas Ethereum, jaringan blockchain terbuka yang saat ini mengamankan lebih dari $125,8 miliar nilai stablecoin secara global, menurut data dari DeFiLlama.

Ethereum juga memimpin dalam tokenisasi surat utang negara (US Treasury Bills) dengan nilai lebih dari $3,6 miliar.

Kenapa Ini Penting?

1. Terobosan Regulasi dan Legalitas
Selama ini, dunia perbankan AS terlihat enggan menyentuh ranah blockchain publik karena risiko regulasi dan volatilitas. Tapi Custodia dan Vantage Bank berhasil membuktikan bahwa kolaborasi bank dan blockchain bisa berjalan secara legal dan patuh terhadap regulasi.

Ini bisa menjadi model bagi bank-bank lain yang ingin masuk ke Web3 tanpa menabrak batas hukum.

 

1. Revolusi Infrastruktur Pembayaran
Dengan Avit, sistem pembayaran dolar kini punya “jalur baru” yang cepat, transparan, dan bisa dijalankan 24/7 di blockchain Ethereum. Ini bisa jadi solusi nyata untuk menyederhanakan pembayaran lintas negara, transaksi B2B, dan bahkan pengiriman bantuan keuangan dengan jejak audit yang lengkap.

 
2. Ethereum vs Bitcoin dalam Dunia Stablecoin
Meski Custodia dikenal sebagai pendukung Bitcoin, mereka memilih Ethereum sebagai platform untuk Avit. Hal ini disambut meriah oleh komunitas Ethereum, yang menganggapnya sebagai validasi bahwa Ethereum adalah infrastruktur paling siap untuk stablecoin, bukan Bitcoin.

Bahkan, edukator Ethereum Anthony Sassano menekankan bahwa keberhasilan ini sekali lagi membuktikan keunggulan jaringan permissionless Ethereum dibandingkan kompetitor.

 

Tantangan dan Potensi ke Depan

Meskipun Avit membuka jalan baru, jalan tersebut belum tentu mulus. Pertanyaan utama yang masih tersisa adalah adopsi massal dan interoperabilitas. Apakah bank lain akan mengikuti? Akankah regulator federal memperketat aturan baru setelah melihat dampaknya?

Namun satu hal yang jelas: eksperimen ini adalah katalis besar. Jika Avit berhasil diadopsi dalam skala besar oleh korporasi dan pengguna retail, maka kita akan menyaksikan era baru di mana uang digital berbasis bank bisa bersaing secara langsung dengan stablecoin swasta, CBDC, bahkan sistem pembayaran konvensional seperti SWIFT atau ACH.

Di saat banyak orang masih mempertanyakan arah masa depan stablecoin, Custodia dan Vantage Bank menjawab dengan tindakan konkret: membangun jembatan antara dunia fiat dan blockchain yang terbuka.

Dengan meluncurkan Avit di Ethereum, mereka bukan hanya memperkenalkan cara baru untuk memindahkan uang, tetapi juga menciptakan preseden penting yang bisa merombak wajah industri keuangan global.

Dan mungkin, untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua dunia yang sebelumnya saling mencurigai perbankan tradisional dan kripto akhirnya mulai menyatu di dalam jaringan yang sama.

Custodia & Vantage Luncurkan Stablecoin Bank Pertama di Ethereum
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan