Jan 7, 2025

Strategi Investasi Jangka Panjang ala Lo Kheng Hong, Warren Buffett-nya Indonesia

Strategi Investasi Jangka Panjang ala Lo Kheng Hong, Warren Buffett-nya Indonesia

Ingin meraih  kebebasan finansial seperti Warren Buffett? Cerita Lo Kheng Hong, sang “Warren Buffett Indonesia”, bisa jadi inspirasi kamu,  lho!

Dari latar belakang sederhana, ia berhasil membangun kekayaan fantastis melalui investasi saham jangka panjang. Tulisan dari artikel ini akan membahas siapa itu Lo Kheng Hong mulai dari biografi, perjalanan hidup, karier, hingga perjalanan panjangnya menjadi seorang investor yang berhasil.

Dengan harap agar bisa menjadi sosok inspiratif untuk para investor, khususnya kamu dalam menekuni perjalanan investasi yang sedang dijalani.

Yuk, simak kisah inspiratifnya dan temukan rahasia di balik kesuksesannya!

Biografi Lo Kheng Hong

Lahir di Kota Pontianak pada tahun 1959, Lo Kheng Hong merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Kehidupan keluarganya sangat sederhana. Mereka tinggal di rumah kecil berukuran 4×10 meter yang terbuat dari kayu dan papan.

Meski kondisi keuangan keluarga kurang mendukung, Lo Kheng Hong tetap bertekad untuk melanjutkan pendidikan. Setelah bekerja beberapa tahun sebagai pegawai administrasi di Overseas Express Bank, ia memutuskan untuk kuliah sambil bekerja. Dengan disiplin yang tinggi, ia membagi waktu antara bekerja, belajar, dan mulai merintis investasi saham.

Perjalanan Karier Lo Kheng Hong dan Awal Mula Mengenal Pasar Saham

Pada usia 30 tahun, Lo Kheng Hong mencoba peruntungannya di  pasar saham. Sayangnya, investasi pertamanya pada saham PT Gajah Surya Multi Finance tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Kejadian ini mendorongnya untuk lebih serius mempelajari dinamika pasar modal. Ia mulai menganalisis berbagai emiten dan berusaha memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham.

Setelah 10 tahun berkarier di Overseas Express Bank tanpa ada kenaikan jabatan, Lo Kheng Hong memutuskan untuk pindah ke Bank Ekonomi.

Keputusan ini membuahkan hasil, ia diangkat menjadi Kepala Cabang hanya dalam setahun. Dengan penghasilan yang lebih besar, Lo Kheng Hong semakin leluasa mengalokasikan dana untuk investasi saham.

Pada tahun 1996, ia mengambil keputusan berani dengan pensiun dini untuk fokus penuh pada investasi.

Semangat belajar Lo Kheng Hong tidak pernah padam. Ia terus menggali informasi terkini tentang pasar modal, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan konsistensi dan ketekunan, portofolio investasinya terus bertumbuh, menghasilkan keuntungan yang signifikan, dan meningkatkan kekayaannya secara signifikan.

Tips Investasi Sukses ala Lo Kheng Hong

Berikut tips investasi sukses ala Lo Kheng Hong sosok di balik Warren Buffett Indonesia yang menginspirasi para investor, yuk simak!

  1. Lakukan Investasi, Bukan Trading

Investor saham umumnya memiliki perspektif jangka panjang, dengan tujuan memperoleh keuntungan seiring dengan pertumbuhan Perusahaan tempat mereka berinvestasi.

Fokus utama mereka adalah pada fundamental Perusahaan dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Sebaliknya,  trader saham lebih berorientasi pada pergerakan harga saham dalam jangka pendek, sehingga mereka sangat memperhatikan fluktuasi harga harian.

Lo Kheng Hong lebih dikenal sebagai investor saham ketimbang trader saham. Oleh karena itu, fokus utama beliau adalah pada pertumbuhan nilai investasi jangka panjang.

Sebagai investor yang berpengalaman, Lo Kheng Hong senantiasa menekankan pentingnya analisis mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada suatu Perusahaan. Setelah menjadi pemegang saham, investor juga perlu memantau secara berkala kinerja Dewan Direksi dalam mengelola Perusahaan.

Selain itu, penting untuk melakukan analisis prospektif terhadap Perusahaan dengan mempertimbangkan data historis dan tren terkini.

  1. Gaya Hidup Sederhana

Meski telah meraih kesuksesan finansial yang luar biasa, Lo Kheng Hong tetap mempertahankan gaya hidup sederhana yang telah menjadi ciri khasnya sejak awal karier. Hal ini terlihat dari pilihan mobilnya yang tetap setia pada Volvo, meski mampu membeli mobil  sport mewah.

  1. Gemar Membaca Buku Investasi

Pada awal perjalanan investasinya, Lo Kheng Hong mengalami kerugian yang cukup signifikan. Hal ini dapat dipahami mengingat beliau masih dalam tahap pembelajaran dan belum memiliki pengalaman yang memadai.

Namun, kegagalan tersebut tidak menyurutkan semangat beliau untuk terus belajar. Lo Kheng Hong kemudian mendalami ilmu investasi dengan tekun, terutama melalui karya-karya Warren Buffett.

Beliau memiliki koleksi buku-buku karya Warren Buffett yang cukup lengkap, bahkan telah membacanya berulang kali untuk memahami secara mendalam prinsip-prinsip investasi yang diajarkan oleh sang investor legendaris.

Strategi Investasi Saham Warren Buffet

Selain mengetahui tips investasi dari Lo Kheng Hong, kamu pun harus mengetahui nilai-nilai filosofis investasi saham Warren Buffet yang sudah dijalani Lo Kheng Hong hingga saat ini.

  1. Berinvestasi Hanya pada Bisnis yang Dipahami

Prinsip investasi pertama ala Warren Buffett adalah berinvestasi pada perusahaan yang benar-benar dipahami. Pemahaman mendalam terhadap produk atau jasa yang ditawarkan Perusahaan sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Setiap keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang rasional dan mengikuti prinsip-prinsip investasi yang telah ditetapkan. Warren Buffett cenderung memilih perusahaan dengan produk yang stabil dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Analogi yang sering digunakan oleh Warren Buffett adalah membandingkan investasi saham dengan pembelian rumah. Investor harus benar-benar yakin dengan keputusan investasinya.

  1. Membuat Strategi Investasi Jangka Panjang

Investasi saham menuntut investor memiliki perspektif jangka panjang dan pemahaman yang mendalam terhadap dinamika pasar modal.

Pertumbuhan nilai investasi saham umumnya terjadi dalam jangka waktu yang relatif panjang, sehingga investor harus bersabar menunggu hasil yang optimal. Fokus utama investor seharusnya adalah pada potensi pertumbuhan bisnis emiten dalam jangka menengah hingga panjang.

  1. Prioritaskan Perusahaan dengan Keunggulan yang Kompetitif

Prioritaskan investasi pada Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Menurut Warren Buffett, kunci keberhasilan investasi adalah memilih Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Dengan berinvestasi pada Perusahaan semacam itu, investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang.

  1. Ikuti Batas Keamanan saat Berinvestasi

Adanya dana darurat sangat penting sebelum memulai investasi saham. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi risiko yang tidak terduga. Untuk meminimalkan risiko investasi, sebaiknya  diversifikasi portofolio dengan membeli saham dari berbagai perusahaan yang memiliki kinerja baik.

Untuk mulai perjalanan investasimu, kamu harus memilih  platform investasi terpercaya dengan beragam pilihan aset investasi. Nanovest bisa menjadi solusi ketika kamu ingin berinvestasi dengan modal yang minim,  lho! Kamu sudah bisa berinvestasi dengan membeli  saham,  aset digital, ataupun  emas mulai dari Rp5000 saja!

Nanovest menjadi  platform investasi pilihan karena telah berizin Bappebti, dan dilindungi asuransi Sinarmas, sehingga keamanan aset investasi kamu terjamin. #AmanSamaNano

Apabila tertarik untuk mulai berinvestasi, aplikasi investasi Nanovest dapat menjadi pilihan yang tepat karena menyediakan lebih dari 2.000 saham Amerika Serikat, serta memiliki lebih dari 600 aset kripto yang sangat lengkap.

Unduh aplikasi  Nanovest sekarang juga!

Strategi Investasi Jangka Panjang ala Lo Kheng Hong, Warren Buffett-nya Indonesia
by Ajeng Sri

0 comments


Artikel lainnya

Feb 12, 2025
0 Comments

Apa Saja Kekurangan Menabung di Celengan? Berikut Penjelasannya!

Meski tampak praktis, menabung di celengan punya beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu yang utama adalah keamanannya yang rendah, sehingga uang lebih berisiko hilang karena pencurian, kebakaran, atau kejadian tak terduga lainnya. Kita semua menyadari banyaknya manfaat menabung untuk masa depan, misalnya membangun kebiasaan hidup hemat. Namun, selain kelebihannya, ada juga kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama jika kamu memilih celengan sebagai tempat menyimpan uang. Manfaat Menabung di Celengan Sebelum menjelaskan apa saja kekurangan menabung di celengan, kamu harus mengetahui terlebih dahulu manfaat menabung di celengan. Yuk simak! Membentuk Kebiasaan untuk Menabung Menabung di celengan memiliki manfaat yang signifikan dalam membentuk kebiasaan menabung sejak dini. Kamu dapat menyisihkan sebagian kecil dari uang jajan atau penghasilan secara teratur dan memasukkannya ke dalam celengan. Selain itu, celengan juga memberikan pengalaman yang menyenangkan, karena kamu dapat melihat dan merasakan sendiri pertumbuhan tabungan melalui berat celengan yang semakin bertambah. Hal ini dapat memicu semangat untuk terus menabung dan mencapai tujuan keuangan. Mengatur Keuangan Pribadi Menabung di celengan juga mengajarkan bahwa mengumpulkan uang membutuhkan usaha. Hal ini membuat kamu lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang, karena kita perlu menyisihkannya untuk ditabung. Hasilnya, pengeluaran menjadi lebih hemat

Apa Saja Kekurangan Menabung di Celengan? Berikut Penjelasannya!
byAjeng Sri
Feb 12, 2025
0 Comments

Semua Investor Wajib Tahu: Inilah Perbedaan Emas Putih dan Emas Kuning!

Perbedaan Berdasarkan Warna dan Tampilan Perbedaan warna antara emas kuning dan emas putih tidak hanya sekadar tampilan. Emas kuning mendapatkan warna khasnya dari campuran dengan tembaga dan perak. Sementara itu, emas putih dihasilkan dari campuran dengan logam putih seperti nikel atau palladium, dan dilapisi dengan rhodium untuk memberikan kilau yang lebih putih. Emas putih dengan warna putih berkilau memberikan tampilan yang lebih modern dan kontemporer, sementara emas kuning dengan warna hangat dan klasik memberikan kesan yang lebih tradisional dan mewah. Proses pembuatan alloy ini membuat kedua jenis emas memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi warna maupun kekuatan. Perbedaan Berdasarkan Komposisi Untuk perbandingannya, emas putih biasanya terdiri dari 75% emas dan 25% logam mulia lain (perak/platinum). Sedangkan untuk emas kuning memiliki komposisi emas murni di atas 75% dan sisanya merupakan tembaga atau seng. Komposisi alloy yang berbeda-beda tidak hanya memberikan warna yang khas pada emas putih dan kuning, tetapi juga emas putih dan emas kuning merupakan dua pilihan populer dalam dunia perhiasan. Meskipun sama-sama terbuat dari emas, keduanya memiliki karakteristik yang unik, baik dari segi tampilan, kualitas, hingga nilai investasinya. Artikel ini akan membahas secara detail perbedaan emas putih dan emas kuning, sehingga kamu dapat membuat keputusan yang tepat saat memilih perhiasan ataupun dijadikan sebagai aset invest

Semua Investor Wajib Tahu: Inilah Perbedaan Emas Putih dan Emas Kuning!
byAjeng Sri
Feb 12, 2025
0 Comments

Cara Trading Crypto bagi Pemula: Tips dan Trik Mudah untuk Memulai Investasi!

Ingin memulai perjalanan trading crypto namun masih bingung mulai dari mana? Artikel ini bisa membantu kamu untuk agar untuk memahami konsep dasar trading aset kripto, lho. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai panduan, tips, hingga strategi cara trading crypto bagi pemula yang mudah untuk dipahami. Yuk, kita belajar bareng! Trading Crypto Itu Apa, Sih? Trading crypto adalah aktivitas jual beli aset digital menggunakan teknologi blockchain. Transaksi ini bisa dilakukan di platform crypto exchange, di mana pengguna dapat membeli, menjual, atau menukar berbagai jenis uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Aset kripto menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat semua transaksi. Keamanannya terjamin berkat teknologi kriptografi yang canggih, juga setiap transaksi akan tercatat secara permanen dan transparan. Aset kripto beroperasi pada jaringan yang terdesentralisasi, artinya tidak ada Bank Sentral yang mengendalikannya. Hal ini membuat aset kripto lebih bebas dan tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter suatu negara. Meskipun aset kripto pernah mencapai lebih dari 21.000 macam, saat ini hanya sekitar 9.300 yang masih aktif diperdagangkan dengan lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia. Namun, penting untuk memahami bahwa di Indonesia aset kripto dikategorikan sebagai komoditas, bukan sebagai mata uang yang berlaku umum. Pada tahun 2022, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah memasukkan 154 aset kripto

Cara Trading Crypto bagi Pemula: Tips dan Trik Mudah untuk Memulai Investasi!
byAjeng Sri
Jan 7, 2025
0 Comments

Rich Dad Poor Dad: Rekomendasi Buku tentang Uang yang Wajib Kamu Baca!

Dalam artikel ini akan dibahas rekomendasi buku tentang uang yang bisa kamu baca dengan harap bisa mengubah pola pikir, dan menciptakan kesadaran akan pentingnya terbuka pada kondisi finansial di zaman yang semakin canggih ini. Dengan lain, buku ini mengajak pembaca untuk proaktif dalam mengelola keuangan dan mencapai kebebasan finansial. Buku Rich Dad Poor Dad Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki dan Sharon Lechter, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1997, adalah buku wajib bagi siapa saja yang ingin belajar tentang keuangan. Kisah nyata penulis tentang dua figur ayah dalam hidupnya yang berbeda latar belakang finansial menjadikannya bacaan yang sangat menarik dan inspiratif. Sebaliknya, sang ayah memiliki teman yang merupakan salah satu penduduk terkaya di daerahnya. Perbedaan tersebut menumbuhkan perspektif dan pola pikir yang unik mengenai pengelolaan keuangan termasuk tentang utang. Selain itu, buku ini juga menyoroti bagaimana orang tua mengajarkan anaknya mengenai finansial sejak dini. Melalui perbandingan antara kedua figur ayah ini, Kiyosaki ingin menunjukkan bahwa kecerdasan finansial itu dapat dipelajari, dan tidak melulu ditentukan oleh latar belakang pendidikan formal. Edukasi Finansial dari Buku Rich Dad Poor Dad Pada bagian isi dari buku tentang uang, pembaca akan diberikan  edukasi finansial berdasarkan pengalaman penulis yakni Robert T. Kiyosaki. Buku ini tentu tidak hanya mem

Rich Dad Poor Dad: Rekomendasi Buku tentang Uang yang Wajib Kamu Baca!
byAjeng Sri