Berinvestasi saham menjadi salah satu yang sedang hype saat ini. Kekinian, investasi saham kalangan investor, terutama kaum milenial, mulai merambah bursa saham global. Adapun berbagai saham internasional dan cuan besar menjadi daya tariknya.
Untuk berinvestasi saham, kita perlu menerapkan strategi. Salah satunya income investing di mana investornya disebut sebagai income investor.
Katanya, strategi investasi ini cocok buat investor yang ingin mendapatkan penghasilan tetap. Seperti apa ya income investor, kelebihan dan kekurangan, serta strategi income investing?
Buat kamu yang mau jadi income investor, yuk simak ulasan berikut!
Apa itu income investing?
Trading memang jadi salah satu gaya investasi saham yang dipilih anak muda. Namun, trading bakal menyita waktu karena kamu harus terus pantau pergerakan saham yang sudah kamu beli atau hendak dijual.
Selain trading, ada strategi income investing. Apa itu? Pengertian income investing adalah strategi berinvestasi dengan fokus membeli saham-saham penghasil dividen. Maksudnya saham penghasil dividen adalah saham yang secara historis rutin membagikan dividen atau keuntungan dari laba perusahaan.
Jadi, dengan strategi ini diharapkan investor mendapatkan penghasilan rutin dalam periode tertentu. Penghasilan ini bisa disebut passive income karena kita mendapatkannya “tanpa usaha”.
Dalam bursa saham, perusahaan-perusahaan yang rutin membagikan dividen umumnya merupakan perusahaan yang sudah matang dan biasanya memberikan rasio dividen tahunan sebesar 4 persen.
Kelebihan dan kekurangan income investing
Jika kamu tertarik menjadi income investor, sebaiknya kenali dulu kelebihan dan kekurangan strategi income investing. Pasalnya, strategi ini cocok untuk investasi jangka panjang, sehingga investor mendapatkan passive income setiap periode tertentu sesuai jadwal pembagian dividen.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel perbandingan kelebihan dan kekurangannya berikut ini:
Kelebihan | Kekurangan |
Memperoleh passive income secara rutin | Butuh dana lebih besar untuk mendapatkan dividen sesuai harapan |
Tidak perlu sering menganalisa saham | Perlu konsistensi dan kesabaran karena dividen dibagikan tidak setiap hari, berbeda dengan trading saham |
Bisa diterapkan siapa saja, investor pemula atau yang sudah pro | Tidak semua perusahaan membagikan dividen, karena itu sebelum membeli harus mengetahui perusahaan yang rutin bagikan dividen |
Strategi untuk menjadi income investor
Strategi income investing tepat bagi kamu yang menginginkan pendapatan rutin dari saham. Kamu bisa menempuhnya dengan pendekatan buy and hold, bila ingin lebih fokus pada pendapatan dividen ketimbang memburu keuntungan dari capital gain. Minimal kamu memegang sahamnya hingga cum date dividen.
Bisa juga memilih jurus buy and sell yakni membeli saham yang hendak membagikan dividen, lalu menjualnya ketika dividen telah diterima dan tentu saat harga jual saham sudah lebih tinggi dari harga beli.
Berikut ini strategi yang bisa kamu terapkan untuk menjadi income investor:
1. Riset saham yang memberikan dividen terbaik
Di bursa saham global, terutama Amerika Serikat (USA), banyak saham-saham kapitalisasi besar yang rutin memberikan dividen. Namun, kamu harus menyeleksinya agar mendapatkan saham yang membagikan dividen terbaik.
Harganya memang mahal, tapi tenang saja! Kamu bisa membelinya 1 lembar saham atau sebagian saja yang disebut in fraction. Nantinya, kamu akan mendapatkan porsi dividen sesuai jumlah saham yang kamu miliki.
2. Perhatikan dividend yield
Apakah saham yang menarik dikoleksi dalam strategi income investing adalah saham yang memiliki dividend yield tinggi? Secara sederhana, dividend yield bisa diketahui dengan cara membagi dividen dengan harga saham.
Bila kamu ingin mengoptimalkan pendapatan dari dividen, saham yang memiliki dividend yield lebih tinggi tentu lebih layak dipilih. Walau begitu, rasio dividend yield jangan kamu jadikan sebagai satu-satunya variabel penting dalam berinvestasi dengan strategi ini. Tren harga saham ke depan juga perlu kamu perhatikan.
3. Hitung DPOR
Besar laba bersih setelah pajak yang dibagikan dalam bentuk dividen dikenal dengan istilah Dividend Pay Out Ratio (DPOR). Saham dengan DPOR tinggi belum tentu lebih layak pilih dibanding saham dengan DPOR rendah.
Umumnya, investor dengan time horizon jangka panjang lebih nyaman dengan emiten yang memiliki DPOR relatif rendah. Pasalnya, DPOR yang tidak terlalu tinggi diasumsikan bahwa perusahaan tersebut mementingkan pemakaian laba bersih untuk ekspansi jangka panjang sehingga menjanjikan pertumbuhan modal yang lebih tinggi bagi pemegang saham.
4. Cek tren dividen
Ada perusahaan yang rajin membagi dividen, ada juga yang tidak. Kamu bisa mencermati tren pembagian dividen sebuah saham, apakah mencatat tren kenaikan yang konsisten setiap tahun atau tidak.
Bila ada konsistensi kenaikan, maka bisa dibaca bahwa emiten tersebut konsisten mencetak dan menaikkan laba bersih mereka setiap tahun. Ini bisa dinilai sebagai poin penting bahwa emiten tersebut prospektif di masa mendatang dan layak kamu koleksi dalam jangka panjang.
5. Investasikan lagi dividen yang diterima
Ketika kamu mendapatkan pembagian dividen dalam jumlah lumayan, kamu bisa menginvestasikan lagi dana tersebut agar bisa membantu kamu mencetak cuan berlipat-lipat. Misalnya, kamu dapat menggunakannya untuk membeli saham bagus yang harganya masih murah.
Dengan begitu kamu bisa menikmati compounding interest atau bunga berbunga dari pendapatan dividen yang kamu peroleh. Seru, bukan?
Tertarik jadi income investor di bursa saham global? Caranya mudah banget, kamu cukup menggunakan Nanovest.io untuk melakukan pembelian saham global seperti di NYSE atau NASDAQ. Selamat berinvestasi!
0 comments